Siti Nurhaliza Ikon Surgawi
Oleh Abdul Haris Booegies
MALAYSIA sungguh beruntung dalam desain isu mutakhir kehidupan yang berbasis kompetisi gagasan brilian. Negeri jiran itu mujur pernah dipimpin Dato’ Seri Dr Mahathir Mohammad yang gagah berani menantang George Soros. Mantan perdana menteri itu mengajak Soros berdebat soal krisis ekonomi yang sempat melanda Asia Tenggara. Bahkan, Mahathir menyalakan nyali sebagai pria jantan sejati dengan mencela Barat yang sering meronrong Islam.
Selain punya Mahathir, juga Malaysia wangi semerbak oleh sekuntum mawar indah bernama Siti Nurhaliza binti Tarudin. Gadis belia nan ranum menawan tersebut, merupakan diva pop Malaysia. Di Indonesia, biduanita bersuara emas itu kondang dengan hits semacam Nirmala, Aku Cinta Padamu, Cindai serta Bukan Cinta Biasa.
Di tengah membludaknya artis dunia, maka, kehadiran Siti ibarat oase di hamparan gurun panas yang tandus. Memandang paras Siti, ibarat menatap bidadari dengan busana berhias 70 warna Nirwana yang gemerlap penuh keagungan. Menikmati suara Siti, layaknya mendengar alunan tembang pujian Nabi Daud di lereng-lereng gunung di zaman purbakala silam. Melihat penampilan Siti, bak menghayati tarian sufi yang gemulai dalam rangkaian senandung takzim bersepuh hikmah.
Gaya Siti terlihat alami, nihil sensualitas, tidak boyish (kecowok-cowokan) sekaligus sopan. Pancaran inner beauty Siti sangat terasa. Alhasil, artis dari negeri seberang yang senang main bulu tangkis tersebut, terkesan cantik dan memiliki kharisma. Siti sebagai orang paling mempesona (most fascinating) di tahun 2004, merupakan penyanyi yang santun membawa diri, classy serta friendly. Siti yang memperoleh pendidikan di Sekolah Rendah Kebangsaan Clifford, Kuala Lipis, benar-benar gambaran the real lady.
Melodi Setan
Siti lahir dari rahim Siti Salmah Bachik di Kampung Awak, Temerloh, Pahang. Siti yang sampai sekarang sudah mengoleksi 112 penghargaan, menjejakkan diri ke dunia pada 11 Januari 1979.
Di samping menyanyi, gadis berzodiak Capricorn itu, sibuk pula mengurus usahanya berupa Siti Nurhaliza Production, Siti Nurhaliza Collection dan Siti Nurhaliza Marketing.
Dengan penampilan yang alim, sosok Siti tidak hanya menarik perhatian remaja. Banyak orangtua bersimpati sekaligus tak khawatir anaknya terkena sindrom Siti. Para orangtua tidak cemas kalau putra-putrinya mengidolakan Siti. Sebab, Siti yang dibaiat sebagai the new voice of Asia, sangat mempesona secara moral dibandingkan Britney Spears.
Di Amerika Serikat, banyak orangtua ketakutan bila anaknya terkontaminasi oleh perilaku Britney. Hingga, di negeri Paman Sam muncul komunitas anti-Britney. Karena, Britney yang dihafal dari A sampai Z, adalah tipe gadis binal, nakal serta liar. Kelakuannya sering dianggap keterlaluan. Sebab, doyan berdandan amburadul. Pose-posenya khas minta diperkosa beramai-ramai.
Sampul DVD Britney, contohnya, teramat norak. Di cover In The Zone, ia cuma mengenakan cawat tanpa kutang. Bulu genitalnya yang hitam, malahan samar-samar terlihat merambat ke liang pusarnya yang cukup dalam. Buah dadanya yang mungil, putih bercahaya dan montok, hanya ditutupi rambut pirangnya yang tergerai indah.
Rasa syukur masih patut dipanjatkan lantaran Britney belum seratus persen have a mind of satan (punya cara pikir ala setan). Gadis genit tersebut belum setara Ozzy Osbourne atau Marilyn Manson yang otaknya kotor sekali dengan melodi setan. Keduanya leluasa digembalakan oleh kuasa gelap (dark forces) yang mengampanyekan bahwa Lord was crucified (tuhan telah disalib).
Banyak artis atau rocker semaunya berceloteh seperti Led Zeppelin. Grup raksasa itu dalam lagu abadi sepanjang masa Stairway to Heaven berseru; I live for satan (saya hidup buat setan).
Majalah Sabili pernah memekik jika sudah terjadi fenominul alias gejala Inul. Fenominul merupakan potret masyarakat sakit. Karena, orang telah jamak serta permisif diserbu pornografi dan porno aksi semacam goyang ngebor. Dulu, goyang Inul merupakan sebuah industri syahwat yang menggiurkan. Kini, goyang ngebor sudah tidak laku. Bahkan, dinilai menjijikkan sekaligus telah menjelang sakratul maut.
Di Surabaya malahan ada klinik atau salon untuk make up alat vital kaum Hawa. Tidak ada perkara kalau wanita berniat mempercantik Miss V miliknya. Persoalan mengemuka akibat yang mengutak-atik atau mempermak kelamin perempuan tersebut, bukan diri sendiri atau suami, tetapi, orang lain.
Bidadari Jelita
Siti mengangkat musik pop dengan lakon serta trend tersendiri. Eksponen terbaik di Asia itu punya suara yang bagai ornamen pembasuh stres. Imbuhan sentuhan tenggorokannya seakan dipoles qiraah sab’ah (tujuh jenis lagu qiraah).
Figur Siti menyimpan energi yang mampu melatih diri agar itsaru ’ibadatillah ‘ala ar-rahah (lebih mengutamakan ibadah kepada Allah daripada bersantai-ria).
Siti memiliki otoritas dan integritas moral yang dapat menjadi panutan bagi penggemarnya. Siti yang senang memainkan alat musik biola, bukan sekedar dewi berwajah elok yang tak punya prinsip Melayu. Ia tak sama dengan Britney yang seenaknya mengajak sahabatnya supaya let’s do something wild and crazy.
Filosofi hidup Siti yakni “tak hidup dipuji, tak mati dikeji”. Gadis bertubuh mungil dengan tinggi 163 cm tersebut, tak berhasrat hidup di atas pujian. Kemudian ia tidak rela mati akibat perbuatan tercela.
Prinsip yang dianut Siti, sekarang susah ditemukan. Sebab, manusia justru berlomba meraih kesuksesan, kekayaan maupun ketenaran dengan metode yang tidak memihak nurani. Dalam merengkuh cita-cita, acapkali orang menggunakan cara-cara kotor, jalan pintas sesat atau kepincut mencari pesugihan lewat ekspansi ghaib.
Realitas dicampur-aduk dengan ilusi. Alhasil, yang tampak adalah kedustaan. Makna hakiki dimodifikasi dengan keliaran konsep-konsep vulgar. Akibatnya, banyak popularitas yang menjulang tinggi ke angkasa laksana hendak meninju langit, tiba-tiba jatuh berserakan di tempat kotor yang busuk.
Etika dalam menggapai keberhasilan, kerap tersingkir oleh nafsu. Pencarian harmoni kehidupan yang melegalkan aneka hal, pada intinya membangkrutkan prestasi maupun potensi diri. Hingga, pengidap nafsu kebendaan bakal tergilas oleh rentetan stigma negatif seiring perjalanan waktu. Karena, prospek kondisi jangka panjangnya tak sanggup menciptakan faedah optimal kecuali kehancuran total. Banyak yang lupa bila kecemerlangan tidak datang begitu saja sebagaimana angin topan yang sontak hadir memorak-porandakan. Kesuksesan selalu bertahap lantaran kekuatan manusia yang terbatas.
Dari tempaan seni yang berliku, Siti muncul sebagai bidadari jelita Malaysia. Parasnya yang segar dengan sorot mata teduh, menjadikannya sweet princess. Sekalipun tidak menonjolkan sensualitas fisik, namun, aura yang dipancarkan teramat anggun. Anak keempat dari tujuh bersaudara itu, ibarat datang dari Surga untuk menghibur publik lewat Makassar Live in Concert dalam rangkaian pergelaran Siti Nurhaliza Indonesia Tour (SNIT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar