Hillary Clinton
Magnet Baru Amerika
Oleh Abdul
Haris Booegies
Sejak Amerika Serikat dibentuk, inilah
untuk pertama kalinya muncul figur perempuan tangguh, mandiri sekaligus cerdas
untuk merebut kursi kepresidenan.
Namanya Hillary Rodhan Clinton.
Sejak awal, Bill Clinton telah
mendeklarasikan kalau Hillary merupakan calon paling siap. Clinton memang sangat mengandalkan
istrinya. Sebab, prestasi Clinton tidak
luput dari sosok Hillary. Ketika Clinton
menjadi Gubernur Arkansas, maka, Presiden Asosiasi Pendidikan Arkansas Sydney
Johnson, memujinya. Ia menganggap bila
Clinton bersama Hillary adalah satu unit kerja (one working unit). Hingga,
keduanya dipanggil Billary.
Pada 1992 di masa kampanye presiden, orang
menyebut Clinton sebagai “suaminya Hillary”.
Aspek itu membuktikan jika Hillary menjadi figur paling krusial bagi
Clinton. Bahkan, Hillary disebut the right Clinton (Clinton yang
tepat). Sementara Clinton tiada lain the wrong Clinton (Clinton yang
keliru). Pasalnya, Hillary berjuang agar
massa memilih the wrong Clinton. Ibarat kata, buy one get one free.
Pilihlah Clinton supaya memperoleh Hillary.
Kini, senator dari Partai Demokrat New
York tersebut berambisi menghuni Gedung Putih sesudah unggul lewat Super Tuesday pada 5 Februari 2008. Ia punya segudang pengalaman yang bisa
dipakai menakhodai AS. Hillary yang
namanya tertoreh dalam daftar National
Women’s Hall of Fame, senantiasa dikenang atas pengabdiannya sebagai wakil
wanita dan anak-anak. Khalayak sering
mengingat misinya untuk program kesehatan saat ia malang-melintang di Gedung
Putih sebagai first lady.
Hillary yang memiliki pendukung 80 mantan
penasehat kebijakan luar negeri dari zaman Clinton, pernah mengeritik Bush yang
bebal. Ia menuding kalau di AS tak ada pemerintahan. Bush dinilainya secara intensif
mengkonsolidasi sekaligus menyalahgunakan kekuasaan buat agenda masa depan
mereka sendiri.
Warisan Bush yang belepotan dengan perkara
besar wajib dijernihkan oleh penggantinya nanti. Hillary dengan sosoknya yang kuat berjanji
mengubah citra kepemimpinan AS. Apalagi,
selama ini gaya Hillary kerap menjadi panutan.
Kecerdasan, popularitas serta citranya bagai Evita Peron dari Argentina.
Peraih Grammy Award
Hillary terlahir dengan nama Hillary Diane
Rodham di Park Ridge, pinggir Chicago, pada 26 Oktober 1947. Hugh Wellsworth Rodham, ayahnya, seorang
konservatif yang menjabat posisi eksekutif di suatu industri tekstil. Ibunda Hillary bernama Dorothy Emma Howell
Rodham, seorang ibu rumah tangga.
Di
masa kecilnya, Hillary dididik secara keras dalam suasana keluarga Methodist di
Park Ridge, Illinois. Selama 1952-1959,
ia bersekolah di Eugene Field. Sewaktu
kecil, Hillary menyukai olah raga basketball,
dodgeball, baseball dan softball. Sedangkan tokoh yang dikagumi ialah John
Fitzgerald Kennedy. Di masa muda,
Hillary yang pandangannya kepada lelaki sedingin salju, terobsesi menjadi
astronot.
Pertemuan Hillary dengan cowok keren
bernama Clinton terjadi pada tahun kedua kuliahnya di Yale. Kala itu, Hillary menyeberangi aula mahasiswa
guna mencari minuman coke. Ia kemudian mendengar suara Clinton yang
asyik bergosip-ria. Tak dinyana, Hillary
tersihir oleh penampilan pemuda Arkansas tersebut. Alhasil, bayangannya selalu hadir dalam
pikirannya. Keduanya lantas berkenalan
di perpustakaan setelah saling melirik.
“Hai, saya Hillary Rodham”.
Clinton yang merasa diserbu kontan gelagapan sembari dibekap rasa
malu. Ia sampai lupa dengan namanya
sendiri. Pada 11 November 1975, mereka
menikah.
Di
Sekolah Tinggi Hukum Yale, Hillary
tertoreh sebagai anggota dewan editor jurnal ilmiah Yale Review of Law and Social Action. Pada 1973, Hillary diwisuda. Ia lalu bekerja pada perlindugan anak di
Cambridge. Hillary merupakan pribadi
yang kritis, energik, populis serta berpikir terbuka. Namanya sempat masuk daftar 100 pengacara
terbaik AS. Ia kemudian menjadi
penasehat pada Badan Komite Hukum yang menyelidiki Richard Nixon. Sebagaimana diketahui, Nixon terlibat skandal
Watergate.
Pada 1996, Hillary menerbitkan buku
pertamanya berjudul It Takes a Village. Di dalamnya ia membahas pendidikan dan
pengajaran bagi anak-anak. Pustaka laris
itu memperoleh hadiah Grammy untuk
kategori penuturan lisan versi audiotape.
Ketika berdiam di Gedung Putih, Hillary
pernah melakukan wawancara imaginer dengan Mahatma Gandhi serta mantan ibu
negara Eleanor Roosevelt. Juru bicara
Gedung Putih Michael McCurry menandaskan bila diskusi imaginer Hillary sekedar
tukar pikiran demi kepentingan penulisan bukunya.
Di
era pemerintahan Clinton, terlihat peran Hillary yang menonjol. Ia, umpamanya, menunjuk Dick Morris sebagai
staf tim politik Clinton. Hillary juga
mengatur kebijaksanaan terhadap perempuan dan anak-anak.
Clinton lantas mengangkat sang istri
sebagai pimpinan gugus tugas kepresidenan untuk Perbaikan Program Kesehatan (Healtcare Reform). Posisi tersebut sederajat anggota
kabinet. Hillary tidak pernah absen
dalam pertemuan-pertemuan resmi Gedung Putih.
Pendukung UU Patriot
Jika Hillary sukses menapak ke Gedung
Putih, berarti feminisme serta pendidikan bakal semarak di AS. Gemuruh feminisme akan bangkit seiring
naiknya Hillary ke tahta presiden. Pada
18 Juli 2007, Hillary tampil dalam debat kampanye dengan potongan leher yang
sedikit rendah. Robin Givhan, penulis The Washington Post mendeskripsikannya
sebagai pengakuan kecil tentang seksualitas dan feminitas.
Di AS, gaya berpakaian wanita profesional
tergolong konservatif. Hillary ternyata
tampil beda. Kala itu, ia mengenakan
blazer merah jambu dengan baju atas warna hitam. Potongan lehernya berbentuk V serta agak
rendah.
Busana Hillary yang paling menggegerkan
terjadi di kota Brasilia pada akhir Oktober 1995. Saat asyik bercakap-cakap dengan first lady Brasil Ruth Cordoso, ia tak
menyadari kalau tengah duduk dengan posisi kaki terbuka. CD atawa cawatnya sekonyong-konyong menyembul
mesra. Harian Correo Braziliense lalu melansirnya di halaman pertama hampir
setengah halaman. Sementara Duloren, perusahaan pakaian dalam kaum Hawa,
kesemsem berat menjadikannya materi iklan.
Dalam debat kampanye, sikap Hillary begitu
jelas mengenai pentingnya pendidikan.
Apalagi, selama 20 tahun terakhir, beberapa SMA di AS tidak memenuhi
standar. Ruang-ruang sekolah yang cuma
muat 1.800 siswa, justru dijejali 5.000 siswa.
Keonaran pun mewarnai kehidupan siswa-siswi. Arkian, ada SMA yang meminta polisi agar
mengawasi sekolah.
Persoalan pendidikan yang teramat
mencemaskan, sekarang menjadi kegelisahan rakyat AS. Selain pendidikan, maka, tema kampanye
Hillary yang patut diperhitungkan yakni hasratnya untuk memulihkan kepemimpinan
AS di dunia.
Paman Sam sebagai adidaya tetap membuat
Hillary bernafsu menggunakan kekuatan.
Bila AS diserang, ia tak segan mengerahkan militer. Ia mendukung pula UU Patriot yang menjamin
pemerintah mempraktikkan kekuatan dalam menyelidiki tersangka teroris.
Presiden AS nantinya harus mengusung
harapan dan impian rakyat. Hillary yang
cenderung dipilih oleh wanita serta orangtua dipandang kandidat potensial. Sebab, sosok Hillary yang tangguh, mandiri
dan cerdas adalah minyak mesin demi merajut kerjasama global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar