Senin, 23 Agustus 2021

Terdengar Namamu di Angkatan 86



Terdengar Namamu di Angkatan 86
Oleh Abdul Haris Booegies


     Di akhir Juli 2021, Lukman Sanusi menginformasikan kabar duka.  Ia menyampaikan bahwa seorang personel Angkatan 86, wafat dua hari lalu.
     "Kamu punya fotonya?" Lukman bertanya.
     "Tidak ada".
     "Kamu tahu orangnya?", usut Lukman.
     Mendengar pertanyaan ini, saya kaget campur heran.  Tentu saja wajah almarhum saya ingat.  Ternyata, mayoritas Angkatan 86, lupa paras mendiang.  Apalagi, ia cuma empat tahun di Pesantren IMMIM.
     Tak mampu mengenang anatomi teman, merupakan ihwal biasa.  Daya ingat di kepala terbatas.  Aus pula digerogoti sang kala.  Memori yang susut dari hari ke hari ini mutlak dihidupkan dengan foto.
     Elok rasanya kalau tiap tahun santri diwajibkan foto bersama dengan teman sekelas.  Foto ini kelak yang bakal menautkan tiap kenangan selama di pesantren.  Foto bersama niscaya menghangatkan kebersamaan sebagai sesama santri.
     Wajah rekan acap pudar dalam ingatan.  Bahkan, nama mereka pun sulit direka secara sempurna.  Upaya terus dilakukan agar seluruh sahabat bisa terkenang kembali.  Berikut daftar nama Angkatan 86.  Nama disusun secara alfabetik.
Abdul Aziz Hasan
Abdul Aziz Yusuf
Abdul Hafid alias Havid de Berru
Abdul Haris Booegies
Abdul Haris Sungguminasa
Abdul Khalik
Abdul Malik
Abdul Muqit
Abdul Rahman Abu
Abdul Rivai Ras
Abdul Salam
Abdul Samad
Abidin Husain
Agus Adnan
Agus Ambo
Agus Nawawi
Agus Nawi Rahmat
Agus Ramadan
Agus Salim
Ahbaruddin
Ahmad Afifi
Ahmad Hidayat
Ahmad Kuri Kilat
Ahmad Natser
Ahmad Ridha
Ahmad Taufik
Ali Yusuf
Ambo Siknun
Andi Arman
Andi Asri Lolo
Andi Fauzih Rahman
Andi Martan Aries
Andi Muhammad Taufik
Andi Muhammad Yusuf
Andi Nur Alim
Andi Rustam
Andi Syamsir Patunru
Ansyarif
Arfandi Dulhaji
Arifuddin
Armansyah
As'ad Ismail
Atmal Ariadi Djaenal
Awaluddin HK
Awaluddin Mustafa
Armin Mustamin Topotiri
Aziz Ruru
Azman Arsyad
Bahrum Malela
Burhan Anwar
Burhan Dg Nompo
Burhan Hamid
Chalid Lageranna
Daswar M Rewo
Fahri Jauzi
Firman Basir
Fitriadi Nur
Fuad Mahfud Azuz
Hamid Seltit
Heriyanto
Hesdy Wahyuddin alias Oge
Ikbal Said
Imam Setiawan
Irfan Idris
Irsyad Dahri
Irwan Thahir Manggala
Iskandar
Khuzaifah BM
Lukman Sanusi
Lutfi
Mahmuddin
Makmur
Marwan Ma'ruf
Muayyiduddin
Muaz Yahya
Muhammad
Muhammad Akbar Samad
Muhammad Ali
Muhammad Arfah
Muhammad Bubu
Muhammad Hasbidin HS
Muhammad Ihsan
Muhammad Ilham Suang
Muhammad Jufri
Muhammad Nasir Yunus
Muhammad Suhur
Muhammad Takdir
Muhammad Thantawi
Muhammad Yunus
Muhammad Zaenal Hasyim
Muhammad Zubair Andy
Muhtar Goval
Muiz Muin
Mustakim
Mutalib Besan
Nur Lezy
Nurmansyah
Ridwan
Rusdi Karim
Rusman
Sabri Rata
Sabri Bulukumba
Sadoruddin
Sahabuddin
Saifuddin Ahmad
Saifullah Nurdin
Saiful Latief
Saiful Santa
Shalahuddin Ahmad
Sibawaehi
Sirajuddin Omsa
Sofyan
Subhan
Suharkimin
Sukwan
Syafaruddin
Syukri Makmur
Taufan
Tahir Mana
Wahyu Muhammad
Yunus Bantaeng
Zakaria
Zulkifli

Mohon maaf bila nama tidak sesuai

Terima kasih saya haturkan kepada Ahmad Natser, Fuad Mahfud Azuz serta Lukman Sanusi.  Ketiganya memberi banyak masukan lewat diskusi kasual di Facebook.


Minggu, 01 Agustus 2021

Alumnus Babi


Alumnus Babi
Oleh Abdul Haris Booegies


     Alkisah di pinggir sahara, terhampar oasis permai.  Di bentala tersebut terbentang danau yang meliuk bagai bulan sabit.  Di sekelilingnya tumbuh pohon palem nan hijau.  Pepohonan kurma berderet laksana payung di tengah pasir gersang.  Wahah bernama Firdaus ini dihuni lima ribu unta.  Hewan ini dipimpin Paduka I'm the Law.  Di gerbang berjaga seekor macan kumbang bernama Panthera.
     Oasis Firdaus merupakan kota gurun.  Masyarakatnya semua unta, kecuali Panthera.  Sebelum terdaftar sebagai penduduk Firdaus, para warga wajib mengikuti pendidikan selama enam tahun di Qasr asy-Syams, distrik Kastel Surya.
     Di suatu pagi kala kicau burung terdengar merdu, Princess Fatima bertanya kepada Paduka.  Mengapa macan kumbang penjaga wahah berwarna hitam.
     "Kalau berwarna-warni, itu bendera ikonis sisa-sisa umat Nabi Luth.  Pasti bukan black panther yang gelap, pekat dengan aum menggetarkan", jawab Paduka seraya tersenyum.
     Mendadak muncul Panthera.
     "Paduka, komplotan babi agresif serta ekspansif itu datang lagi.  Mereka bermaksud supaya eksistensinya diakui sebagai bagian Oasis Firdaus".
     "Lancang betul!"
     "Siapa mereka?", tanya Fatima.
     "Mereka dulu unta di Qasr asy-Syams.  Mereka dikutuk jadi babi akibat nakal, suka mengancam dan tak punya malu.  Mereka doyan mengakui sesuatu yang bukan miliknya.  Babi jadi-jadian tersebut lalu diusir dari Qasr asy-Syams".
     "Barangkali mereka sudah sadar", terdengar suara lirih Fatima.
    "Mana ada babi sadar.  Apalagi ini babi ngepet.  Sebelum menjelma babi pada 1982, mereka tergolong idiot.  Sebagian mengalami retardasi mental", ketus Paduka.
     "Bagaimana jika mereka bersyahadat ulang", tanya Fatima.
     "Tidak ada di dunia ini babi Muslim.  Babi tetap najis.  Babi tetap tak punya malu untuk mengakui yang bukan haknya.  Berkali-kali dimaklumatkan di empat penjuru angin, babi tidak memiliki legal standing di Oasis Firdaus.  Mereka justru memaksakan hasrat untuk diakui.  Babi-babi itu kecanduan membangkang lantaran urat malunya putus".
     "Sucikan dulu mereka kemudian karantina di kandang", usul Fatima.
     "Sebelum masuk Qasr asy-Syams pada 1980, mereka telah disunat.  Walau sudah disucikan, mereka tetap kurang ajar karena tak punya malu", jawab Paduka.
     "Mereka betul-betul tidak memiliki secuil malu gara-gara otaknya rusak", ujar Panthera.
     "Bukan cuma otaknya rusak.  Moralnya juga ringsek.  Ini kombinasi asli penjahat bedebah", urai Paduka.
     "Mereka pasti dipimpin oleh si congkak al-Khunsa.  Babi ini mengalami demensia vaskular.  Ia pelupa dengan keterampilan sosial yang buruk.  Ada korsleting pada pembuluh darah di otak al-Khunsa.  Tindakannya selalu ceroboh.  Dulu ia memprovokasi para babi untuk berdemonstrasi agar jangan menjual kandang domba.  Al-Khunsa tiap menit mengalami halusinasi.  Mengira dirinya unta.  Bahkan, menumbuhkan jenggot yang mirip bola tenis di dagunya.  Memangnya jenggot bisa mengubah babi menjadi unta?  Al-Khunsa sama bejatnya dengan si Kalbun Majnun.  Wujud babi perangai anjing", beber Paduka I'm the Law.
     "Kalbun Majnun ini tukang nyinyir.  Suka bicara seenak udelnya.  Jangan dikata di WA.  Ia raja gonggong.  Mengaku memiliki hubungan emosional dengan Oasis Firdaus.  Mana ada babi bermental mafioso tengik punya simpul emosional dengan kaum unta", sambung Paduka dengan mimik murka.
     "Paduka, kita harus bertindak tegas supaya babi-babi tersebut tak masuk ke domain unta.  Izinkan saya mengusirnya dengan menggigit satu per satu".
     "Jangan menggigitnya.  Mereka najis mugallazah, najis level A serupa anjing.  Haram menyentuhnya.  Lempar saja dengan keping cadas", seru Fatima.
     "Saya titahkan kepada Panthera!  Usir babi-babi laknat yang berniat merongrong kedaulatan kita!  Jangan biarkan mereka mengusik unta-unta masa depan yang kelak mewarisi Oasis Firdaus!  Wahai rakyatku!  Usir babi-babi pembawa mudarat itu!  Usir najis tersebut dari wilayah kita!"
     "Ganyang babi-babi itu agar mekar alternatif baru kehidupan di Oasis Firdaus.  Tidak pantas ada kontak dengan peradaban babi.  Kita beradab, mereka berandal.  Kita terhormat, mereka ternoda", papar sang Paduka.
     "Hapus segenap babi yang berpartisipasi di WA.  Mereka hanya racun.  Mereka virus yang menodai ukhuwah serta silaturrahim kita", pungkas Paduka.
     Seluruh unta pun bergerak ke gerbang.  Mereka menabuh genderang perang.  Mendengar suara gaduh yang berirama, kawanan babi ngepet terkesiap.  Mereka terperanjat.
     Al-Qushwa, unta berbulu merah yang menjadi panglima di Oasis Firdaus lantas melempar Kalbun Majnun, si babi cerewet.  Lontaran al-Qushwa mengenai biji pelir Kalbun Majnun.  Babi keparat tersebut terjengkang, menjerit-jerit dan terguling-guling.
     "Panglima, lemparan itu membuatnya disunat lagi", seru Panthera dengan tawa tertahan.
     Melihat kompatriotnya terkena lemparan, al-Khunsa tersedak.  Wajahnya pucat.  Ia mencium gelagat bahaya.  Al-Khunsa sekonyong-konyong memekik persis makhluk kesetanan.
     "Bubar semua!  Kabur...!  Kabur...!"
     Gerombolan babi berlarian meninggalkan Kalbun Majnun yang mengerang.  Ia meraung-raung bak deru bayu menerjang rimba.  Babi-babi menyelamatkan diri.  Ogah disunat untuk kedua kalinya seperti Kalbun Majnun.  Babi siluman tersebut tertatih-tatih berdiri sambil memegang zakarnya yang putus.
    Dalam sekejap, kumpulan babi durhaka itu sirna dari pandangan.  Mereka berlari kencang mengarungi padang tandus, yang tersisa tinggal debu beterbangan, yang tersisa tinggal tetes-tetes darah Kalbun Majnun.


Amazing People