Menyingkap
Masa Depan ala
John
Naisbitt
Oleh Abdul
Haris Booegies
Alvin Toffler, Ravi Batra, Daniel
Bell bersama John Naisbitt tertoreh sebagai pakar-pakar masa depan.
Keempatnya telah menghangatkan pemikiran dalam meraba zaman mendatang
planet bumi.
Toffler memukau lewat Future
Shock. Kemudian Batra menggetarkan dalam The Great Depression
of 1990. Bell menggugah pada The Coming Post-Industrial
Society. Sementara Naisbitt mencekam melalui Megatrends 2000.
Toffler yang pernah berkunjung ke Indonesia, dalam Future Shock
(Kejutan Masa depan), mengintip berbagai aspek manusiawi di masa
datang. Ia, dengan kepiawaian tajam, mengungkap apa yang ada di
balik kertas tisu atau demonstrasi mahasiswa. Toffler memaparkan
idola remaja, musik yang menyihir kawula muda, disco,
narkotika, living together serta komputer.
“Jika buku Future Shock
diabaikan, kita semua akan menjadi orang totol”, kata C.P. Snow
mengomentari karya keturunan Yahudi-Polandia itu.
Future Shock memperoleh
hadiah Prix du Meilleur Livre Etranger di Perancis. Kemudian
memperoleh penghargaan McKinsey Foundation Book Award.
Bahkan, konsep Future Shock saat ini muncul dalam Dictionary
of Modern Thought. Suatu sukses besar dalam peringkat sebuah
buku. Dari Paris sampai Peking, Sidney ke Stockholm, Tokyo sampai
Toronto, semua keranjingan Future Shock!
Ravi Batra, merupakan tokoh masa
depan yang sering tepat ramalannya. Pada Juni 1987, ia telah
memberikan lebih dari 500 wawancara dan 75 seminar. Bukunya, The
Great Depression of 1990, terjual 660.000 buah dalam edisi bahasa
Inggris, Jepang, Korea, Portugis serta Finlandia.
Pada 5 Desember 1978, Batra
memberi kuliah di University of Oklahoma. Di sana ia meracik
ramalan: 1. Shah Iran akan tumbang dalam suatu revolusi pada 1979.
Para mullah bakal mengambil alih kekuasaan. 2. Tahun
1980-1981, Iran-Irak akan memulai suatu perang berdarah paling
sedikit untuk jangka tujuh tahun. 3. Eropa bakal mengalami resesi
serius pada 1986-1987. 4. Tahun 1989-1990, Amerika akan dihadang
depresi yang menimbulkan prahara ekonomi ke seluruh dunia. 5.
Kapitalisme serta komunisme bakal mengalami overhaul. Kelima
ramalan ini, nyaris semua benar. Ini yang membuat Batra disegani
dalam jajaran futurolog.
John Naisbitt, yang sekarang
populer sebagai pengamat masa depan, memperoleh sambutan saat buku
Megatrends, Ten New Direction Transforming our Lives, beredar
pada 1982. Buku ini meraih angka penjualan 8 juta copy.
Keberhasilan tersebut mendorongnya berkutat terus dengan data
informasi bersama isterinya, Patricia Aburdene. Alhasil, lahir buku
yang kini hangat dibincangkan, Megatrends 2000, Ten New Directions
for the 1990’s.
Prakiraan Naisbitt-Aburdene dalam
Megatrends 2000 meliputi: 1. Bom ekonomi dunia dakade 1990. 2.
Zaman keemasan baru seni. 3. Sosialisme pasar bebas muncul. 4. Gaya
hidup dan kebudayaan global berkembang. 5. Negara kesejahteraan akan
memudar. 6. Gelora kawasan Pasifik. 7. Era kebangkitan wanita. 8.
Zaman biologi. 9. Agama-agama kembali merekah. 10. Kejayaan individu.
Bab I Megatrends 2000,
membicarakan boom perekonomian dunia 1990-an. Ekonomi pasar
serta demokrasi politik berkembang pesat di sela- sela tumbangnya
negara komunis. Ekonomi, tiba-tiba menjadi senjata pemungkas yang
seolah membasmi Perang Dingin, yang hanya menghamburkan duit. Jepang
dengan sabetan “Samurai Yen”, mampu menempatkan diri sebagai
pelopor ekonomi di antara dua kekuatan militer, Amerika dan Uni
Soviet. “Pemikiran-pemikiran para ekonom nasional serta filosof
politik, lebih berkuasa daripada yang diperkirakan orang. Sebenarnya
dunia cuma dikuasai oleh mereka saja”, begitu pendapat ekonom
Inggris, John Maynard Keynes.
Naisbitt-Aburdene dalam bab 2,
lantas membahas renaisans di bidang seni. Secara bertahap seni bakal
mengganti kedudukan olah raga sebagai hiburan di waktu senggang.
Orang Amerika dengan segala problematiknya, sekarang merelakan uangya
US $ 60 untuk sekali menonton di Teater Broadway, New York. Mereka
juga tak segan membayar US $ 300 untuk mendengar suara penyanyi
sopran Kiri Te Kawanawa bersama Placido Domingo. Sekelompok orang
malahan bersedia membayar US $ 5.000 untuk mendengar gesek-suara si
Yahudi, Barbara Streisand melantunkan nyanyian di halaman belakang
rumahnya.
Seni pop kini naik peringkat.
Senin malam 14 Mei 1990, di Balai Lelang Christie New York, lukisan
Ciuman II, karya Roy Lichtenstein terjual 10 milyar rupiah.
Lukisan yang menggambarkan dua insan dimabuk asmara itu dianggap
pemecah rekor harga lukisan pop-art. Inilah “ciuman”
termahal di dunia.
Pada 15 Mei 1990, Balai Lelang
Christie riuh oleh pecahnya sensasi terbesar abad ini dalam rangking
mahabesar harga karya seni. Vincent Van Gogh, sekali lagi
menggemparkan dunia setelah lukisannya, Potret Dr. Gachet,
dibeli oleh sebuah perusahaan Jepang dengan harga 151 milyar rupiah.
Naisbitt-Aburdene dalam bukunya
pada bab 3, mengomentari munculnya sosialisme pasar bebas. Dewasa
ini, negara sosialis di seluruh dunia sibuk oleh reformasi kecuali
Albania dan Korea Utara. Para penguasa yang menganut garis keras
sosialisme/komunisme satu demi satu tumbang berjatuhan.
Pemimpin-pemimpin Uni Soviet, Polandia, Hongaria, Cekoslowakia sampai
Rumania, terguling secara damai atau berlumur darah seperti Nicolae
Ceausescu. Sosialisme sekarat seraya mengalami transformasi secara
radikal guna menapak abad ke-21.
Ada enam alasan mengapa sosialisme
klasik tewas. Ekonomi global, teknologi, kegagalan sentralisasi,
skema negara kesejahteraan sosialis yang mahal, pergeseran dalam
angkatan kerja serta kian pentingnya individu.
Naisbitt-Aburdene pada bab 4
beranjak ke soal nasionalisme kultural dan gaya hidup internasional.
Bab ini memperlihatkan kecenderungan mengenai maraknva ekonomi dunia
serta telekomunikasi global. Khas era informasi pun betul-betul
mempertontonkan taring sebagai “Zaman Percepatan”. Segala
sesuatu mesti cepat dan tepat.
Selanjutnya, bab 5 mengutarakan
swastanisasi negara kesejahteraan. Pembahasan pada bab ini tidak
menafikan Margareth Thatcher sebagai pemimpin yang hendak “mengubur
sosialisme”. Naisbitt-Aburdene yakin kalau kini ada 100 negara
yang ikut jejak wanita besi tersebut.
Pada bab 6, kedua peramal sosial
itu membahas perihal bangkitnya kawasan-kawasan Pasifik. Pemikiran
ilmiah Naisbitt-Aburdene memandang bila Malaysia, Singapore serta
Thailand tampak sudah menikmati kebangkitan kawasan Pasifik.
Sedangkan Indonesia, masih dilihat sebagai aktor masa depan di
Pasifik.
Bab 7, Megatrends 2000
menilai era kepemimpinan perempuan. Pada sejumlah literatur,
kebangkitan wanita ditandai oleh dua iklan: Woman liberation
(persamaan derajat dan kebebasan) serta Emansipasi (persamaan hak
pada satu bidang).
Wanita Amerika, sejak dua
dasawarsa terakhir, telah menyabet dua pertiga dari jutaan lapangan
kerja baru yang diciptakan tiap tahun di era informasi. Pada era
modern ini, tertera dalam sejarah beberapa tokoh perempuan yang
bergelut dalam kepemimpinan dunia. Mereka antara lain Sirimova
Bandaranaike (Sri Lanka), Golda Meir (Israel), Maria Eva Duarte de
Peron (Argentina), Indira Gandhi (India), Margareth Thatcher
(Inggris), Corazon Aquino (Filipina), Benazir Bhutto (Pakistan),
Violeta Barios de Chamorro (Nikaragua) dan Hertha Trouillot (Haiti).
Bahkan, Ilona Staller (Italia), Takako Doi (Jepang) serta Aung San Su
Kyi (Myanmar), telah pula tergores sebagai mitra pemerintah.
Di Indonesia, kebangkitan wanita
yang dipelopori R.A. Kartini bersama Dewi Sartika makin terasa. Dari
tingkat lurah sampai menteri dengan tanggung jawab penuh yang
diemban. Selain itu, juga rektor wanita Indonesia kian meningkat.
Kini, tercatat empat rektor perempuan di Indonesia: Prof. Dr. Conny
Semiawan (IKIP Jakarta), Towoliu Harmanses S.H. (UKIP Ujung Pandang),
Dra. Evie Mariana (Atmajaya Jakarta) serta Dra. Ir. Larasati
Suliantoro Sulaiman (Institut Pertanian Yogyakarta).
Pada bab 8, peramal trend
terkemuka dunia itu membahas era biologi. Elemen ini berkait dengan
kecenderungan pada periode ini yaitu bagaimana supaya tanaman, hewan
dan manusia memperoleh lingkungan sehat.
Pada sejumlah percobaan, para ahli
mencoba merekayasa agar tanaman memiliki nilai protein tinggi.
Pengupayaan terhadap 325.000 jenis tumbuhan, 160.000 jenis hewan
serta 160.030 jenis jasad renik, terus dikembangkan. Lingkungan
memang teramat perlu dijaga kelestariannya.
Gorbachev tak segan-segan
membicarakan masalah lingkungan di tengah kebisingan hiruk-pikuk
debat senjata nuklir. Sementara Prof. Dr. Ing B.J. Habibie pada
Konferensi Gedung Putih mengenai riset ilmu pengetahuan dan ekonomi
yang berlangsung di Washington (17-18 April 1990), menekankan
perlunya sikap sikap fair negara-negara industri dalam
menanggung beban kerusakan lingkungan. Bahkan, Parkinson, penyakit
seperti diderita petinju legendaris Mohammad Ali, juga diupayakan
cara pengobatannya.
Sekarang kerusakan sel otak yang
memproduksi zat dopamin, dapat diganti dengan sel-sel otak dari
binatang (kera). Dalam majalah Science terbitan 4 Mei 1991,
ditulis jika kelainan saraf seperti epilepsi maupun penyakit
alzheimer bisa diobati.
Bab 9 karya profetis itu
menyangkut kebangkitan religius milenium baru. Bab yang dibahas ini
sangat mencenggangkan sekaligus menggelitik. Sedangkan bab 10
Megatrends 2000 yaitu kejayaan individu.
Di era informasi serta zaman
konglomerat ini, orang dibayar sesuai keunikan dan
keprofesionalannya. Kecerdasan dan kreativitas mereka merupakan aset
yang sangat dihargai. Kontribusi individu dihormati dengan paket
konpensasi yang khas, berwujud bonus atau pemilikan saham. Tidak
lagi merupakan satu sistem yang memperlakukan semua orang sama.
Kecenderungan-kecenderungan
semacam inilah yang diproyeksikan Naisbitt-Aburdene dalam Megatrends
2000. Tentu saja, seperti diungkap Menteri Emil Salim, “Tak
seorang bisa meramal bentuk dunia baru. Yang bisa dilakukan orang
hanya memahami perkembangan masa kini untuk mengantisipasi masa
depan”.
(Fajar, Kamis,
19 September 1991)
Artikel ini menggunakan nama samaran
Cenning Rara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar