Senin, 29 November 2021

Penumpang Gelap Gerbong 8086


Penumpang Gelap Gerbong 8086
Oleh Abdul Haris Booegies


     Juli 1980 merupakan momen besar di Pesantren IMMIM.  Di bulan tersebut, kami berjumlah 155 santri baru resmi masuk kampus.  Semua gembira berkat melakoni hidup baru sebagai kandidat ulama intelek.  Kami bertekad meraih kecerdasan seperti Albert Einstein, bukan intelektualitas abstrak.  Santri-santri tergiur berotak Jerman berhati Mekah.
     Dua pekan di pesantren, kami pun libur Ramadan.  Seluruh santri bahagia karena berkesempatan pulang ke rumah, kembali ke kampung.
     Saat balik lagi ke pesantren pasca Idul Fitri, kami seolah punya energi baru.  Kami andal menyiapkan konsentrasi, fisik serta mental.  Ini untuk mewaspadai laju mobilitas yang berpotensi melemahkan.  Sebab, Pesantren IMMIM di tarikh 1980 laksana kereta dengan 400 penumpang.  Kami harus kuat untuk menempuh durasi waktu selama enam tahun.  Siapa yang perkasa, tak cengeng di tengah jalan, niscaya selamat sampai tujuan.
     Dari enam wagon kereta, terlihat gerbong 8086 paling tambun.  Memuat 155 penumpang dengan serba-serbi talenta.  Beberapa bulan setelah menempuh perjalanan waktu, satu demi satu penumpang gerbong 8086, terjengkang.  Mereka sirna oleh proses seleksi dinamika santri dari tahun ke tahun.  Sebagian terdepak secara terpaksa karena tidak selaras dengan aturan pesantren.
     Pada Kamis, 24 April 1986, gerbong dengan nomor 8086, tiba di stasiun akhir.  Kini, kami berada pada level tertinggi dengan predikat alumni pesantren.  Penumpang yang sukses finis mencapai 78 santri.  Sisanya 77 murid murtad terhapus dari tapak-tapak historis Pesantren IMMIM.  Nama mereka tak akan pernah masuk dalam catatan sejarah!  Tidak akan!  Kecuali sebagai penggembira alias tim sorak atau tim hore seperti di grup-grup Whatsapp.
     Ini daftar 78 anggota Iapim 8086.  Nama disusun berdasar alfabetis.  Jika ada yang mengaku Iapim 8086 diluar lis ini, maka, bisa dipastikan mereka penumpang gelap.  Itu cuma gerombolan gadungan alias alumni palsu atau alumni jadi-jadian!

IPA 8086
Abdul Haris Booegies
Abidin Husain
Agus Ramadan
Agus Salim
Ahmad Afifi
Ahmad Hidayat
Ahmad Natser
Ahmad Ridha
Andi Arman
Andi Asri Lolo
Andi Fauzih Rahman
Andi Martan Aries
Andi Syamsir Patunru
Ansyarif
Arfandi Dulhaji
Armansyah
As'ad Ismail
Atmal Ariadi Djaenal
Armin Mustamin Topotiri
Burhan Hamid
Hesdy Wahyuddin (Oge)
Ikbal Said
Khuzaifah BM
Muaz Yahya
Muhammad Ilham Suang
Muhammad Thantawi
Muhammad Yunus
Muhammad Zaenal Hasyim
Ridwan
Rusman
Sabri Rata
Saifuddin Ahmad
Saiful Latief
Shalahuddin Ahmad
Suharkimin
Syafaruddin
Tahir Mana
Wahyu Muhammad

IPS 8086
Abdul Aziz Yusuf
Abdul Hafid (Havid de Berru)
Abdul Malik
Abdul Muiz Muin
Abdul Muqit
Abdul Rahman Abu
Agus Adnan
Agus Ambo
Ahbaruddin
Ahmad Kuri Kilat
Ali Yusuf
Ambo Siknun
Andi Muhammad Yusuf
Awaluddin HK
Awaluddin Mustafa
Chalid Lageranna
Daswar M Rewo
Fuad Mahfud Azuz
Hamid Seltit
Imam Setiawan
Irsyad Dahri
Irwan Thahir Manggala
Iskandar
Lukman Sanusi
Muhammad
Muhammad Akbar Samad
Muhammad Arfah
Muhammad Takdir
Muhammad Zubair Andy
Mutalib Besan
Sahabuddin
Saifullah Nurdin
Sirajuddin Omsa
Wahyuddin Naro


Minggu, 07 November 2021

Jadwal dan Model Shalat


Jadwal dan Model Shalat
Oleh Abdul Haris Booegies


     Shalat merupakan ibadah esensial umat Islam.  Komunikasi transendental ini wajib dilaksanakan.  Sehat atau sakit, kaum Muslim tetap mutlak menunaikan shalat.
     Kedudukan shalat menempati posisi utama.  Begitu pentingnya sampai Maharasul Muhammad diundang khusus ke pucuk langit ketujuh untuk menerima shalat fardu.  Dalam episode Isra Miraj, Allah menitahkan umat Islam untuk shalat lima waktu.
     Acap terdengar bahwa Rasulullah bersua Nabi Musa di langit keenam usai menerima perintah shalat.  Ia kemudian menyuruh Maharasul Muhammad untuk kembali ke Arasy.  Sebab, jumlah shalat yang diwajibkan mencapai 50 kali sehari-semalam.  Kaum Muslim pasti tak mampu menjalankannya.
     Dari mana hikayat gombal ini?  Ada tiga aspek yang perlu dikoreksi terkait dongeng ini.
     Pertama, begitu berani Nabi Musa menyuruh Rasulullah balik lagi ke Tuhannya.  Tidak masuk di akal pembawa risalah rahmatan lil alamin diperintah oleh Nabi Musa yang hanya pemimpin bani Israil.  Ibarat kata, menteri menyuruh presiden.  Sebuah riwayat menukilkan bahwa Nabi Musa justru berhasrat jadi pengikut Maharasul Muhammad.
     Kedua, dari mana Nabi Musa tahu kondisi umat Islam tak sanggup menerapkan shalat 50 kali sehari-semalam.  Durasi waktu antara Rasulullah dengan Nabi Musa merentang 26 abad.  Keadaan bani Israil di Palestina berbeda dengan kaum Muslim di Mekah.
     Ketiga, siapa yang lebih paham umat Islam?  Allah atau Nabi Musa!  Mustahil Allah memerintahkan shalat bila repot dijalankan oleh kaum Muslim.  "Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai kemampuannya" (al-Baqarah: 286).
     Siapa akar asal narasi sesat bahwa perintah shalat awalnya berjumlah 50 kali sehari-semalam?  Siapa penggagas informasi yang tak akurat secara faktual tersebut?  Ini tiada lain kisah Israiliyat.  Kawanan Yahudi sengaja menyusupkan ke saga Isra Miraj supaya umat Islam berterima kasih kepada Musa al-Qawiyyu, nabi Yahudi.  Mereka berkehendak bahwa shalat lima kali merupakan usul Nabi Musa.
     Cerita Israiliyat perihal shalat 50 kali merupakan gangguan awal terhadap shalat lima waktu.  Elemen jahat terus dilancarkan guna mengusik shalat.  Gerombolan anti-Islam menanamkan ingatan palsu (false memories) bahwa shalat tidak memiliki doktrin orisinal.
     30 tahun silam, muncul isu jika berwudhu saat subuh bisa memantik rematik.  Sampai kini, tak pernah terdengar ada rumah sakit yang merawat penderita rematik gara-gara berwudhu pada subuh.
     Dalam lima tahun belakangan ini, sering terdengar unek-unek ekstrem.  Kapan waktu shalat serta bagaimana bentuk shalat?  Soalnya, tidak ada teks al-Qur'an dan naskah Hadis mengenai jadwal serta model shalat.
      Pelaku pertama shalat adalah Maharasul Muhammad.  Tatkala sang Nabi shalat, maka, seluruh sahabat memperhatikan.  "Shalatlah kalian sebagaimana shalatku".
     Kaidah serupa berlaku untuk waktu shalat.  Rasulullah atas bimbingan Jibril menetapkan jadwal.  Ini termasuk Hadis berupa perbuatan atau perilaku yang dinamakan sunnah fi'liyah.
     Shalat fardu lantas menyebar ke Medinah.  Duta besar Islam pertama yang ditunjuk yakni Mush'ab bin Umair, mantan cowok idola Mekah yang membuat cewek-cewek meleleh.  Di Yatsrib, Barra bin Azib menyangka Mush'ab yang tampan berasal dari Surga.  Maharasul Muhammad sempat memuji keindahan rambut Mush'ab.  Pemuda keren yang mirip matanya dengan Rasulullah ini merupakan keturunan Abdi Dar, klan pemegang panji perang Quraisy.
     Di Yatsrib, Mush'ab bergelar as-Safir al-Muqri (pengelana yang membacakan al-Qur'an).  Selama di Yatsrib, ia imam shalat bagi puak Aus dan Khazraj yang bertikai.
     Utusan dari negeri lain maupun wakil Islam yang ditempatkan di suatu wilayah, lalu menularkan tata cara shalat ala Maharasul Muhammad.  Penyebaran shalat tak putus sejak periode Mekah, Medinah serta kawasan-kawasan baru Islam.  Sumbernya jelas, terang-benderang dari Rasulullah.
     Ini memaparkan bahwa ragam shalat sekarang persis yang dipraktikkan Maharasul Muhammad.  Nama shalat (Shubuh, Zhuhur, Ashar, Magrib dan Isya), anatomi shalat sekaligus tabel pelaksanaan shalat selaras yang dianjurkan Rasulullah.
     Kalau ada yang shalat dengan cara bersedekap di leher, itu cuma secuil kasus.  Muskil mempengaruhi wujud asli shalat secara mondial.  Terkadang ada pula yang bersedekap di pinggang.  Serupa orang yang ingin menghunus senjata tajam.  Ini sekedar kasus lokal di persada tertentu.
     Andai pola shalat dinilai keliru, niscaya menimbulkan kerusakan organ tubuh serta penyakit.  Penelitian justru membuktikan bila gerakan shalat meningkatkan sirkulasi darah.  Melancarkan aliran darah ke otak.  Menyehatkan jantung.  Shalat juga baik untuk sistem pencernaan dan ginjal.  Selain itu, melenturkan mobilitas persendian.  Shalat berperan pula sebagai terapi psikologis yang mengatur mental agar tetap prima.  Shalat malahan diyakini meningkatkan kecerdasan.
     Maharasul Muhammad bersabda: "Di Akhirat, ihwal pertama yang ditimbang dari pahala perbuatan manusia yaitu shalat".  Hadis ini menandaskan bahwa shalat dewasa ini sama dengan shalat 14 abad lampau.  Shalat terpelihara dari kesalahan serta cacat.  Mustahil meminta tanggung jawab kepada orang yang salah aplikasi shalat karena terputus panduannya dari Rasulullah.


Sabtu, 06 November 2021

Secarik Masa Silam di Iapim

 

Secarik Masa Silam di Iapim
Oleh Abdul Haris Booegies


     Saat tamat di Pesantren IMMIM pada 1986, kami Angkatan 86 tidak langsung tercatat sebagai anggota Ikatan Alumni Pesantren IMMIM (Iapim).  Kami mengikuti orientasi selama tiga hari.  Peserta dari Angkatan 86 (Tamalanrea-Minasa Tene), tak lebih 15 dari sekitar 150 alumni putra-putri.
     Petinggi Iapim sempat menegaskan bahwa anggota Iapim mutlak tamat.  Ini merujuk ke nama Iapim yang memakai kata "alumni".
     Saya bersama segelintir alumni era 80-an hampir tiap hari bertemu di sekretariat Iapim di Gedung IMMIM.  Semua yang hadir adalah alumni orisinal, tidak ada gadungan!  Kami bertukar kisah.  Ada juga yang bertukar kasih antara sejoli muda-mudi.  Semua bahagia dalam naungan Iapim.  Sebuah wadah silaturahim mantan santri autentik yang teguh selama enam tahun di Pesantren IMMIM.


Amazing People