Anti-Penuaan
ala Ashabul Kahfi
ala Ashabul Kahfi
Oleh
Abdul Haris Booegies
Peminat
Masalah Agama
Usia
merupakan berkah bagi manusia. Dengan umur tersebut kita melewati
waktu. Sementara di dalam waktu tersedia rupa-rupa profesi. Usia
dan tempo sesungguhnya bergerak ke dua arah. Satu menuju pada
kebaikan, lainnya ke keburukan.
Umur serta
waktu yang bertabir rahasia jelas wajib dipakai secara positif.
Ketika usia wassalam dari dunia, berarti sang kala tak lagi
berfaedah.
Saat berdoa
kepada Allah, hampir semua bani Adam mengharapkan umur panjang. Dari
aspek religius, tentu usia di tangan Allah. Manusia hanya berikhtiar
agar tetes rahmat Sang Khaliq turun guna memperoleh bonus
umur.
Usia di
tangan Allah! Kendati demikian, Allah tetap mencurahkan kasih sayang
lewat konstruksi ilmiah. Al-Qur’an menegaskan kalau para penghuni
gua (Ashabul Kahfi) tertidur karena telinga mereka disumbat.
Elemen itu menandaskan jika secara medis seseorang bisa mengalami
hibernasi beberapa hari dengan metode menutup telinganya.
Hibernasi
merupakan kondisi ketidakaktifan sekaligus penurunan metabolisme.
Hibernasi membuat rendah suhu badan. Pernafasan pun menjadi
perlahan. Sedangkan kecepatan metabolisme menurun. Kondisi tubuh
begitu dialami Ashabul Kahfi.
“Andai kamu menyaksikannya, kamu pasti berpaling melarikan diri. Hatimu penuh ketakutan terhadap mereka” (al-Kahfi:18).
“Andai kamu menyaksikannya, kamu pasti berpaling melarikan diri. Hatimu penuh ketakutan terhadap mereka” (al-Kahfi:18).
Sesudah
menyumpal telingannya, maka, orang yang mengalami hibernasi harus
ditempatkan di suatu ruang khusus. Ia mesti terisolir dari
hiruk-pikuk keseharian.
Hibernasi
secara sederhana pernah menimpa Mitsutaka Uchikoshi. Pada 7 Oktober
2006, ia terjatuh di gunung Rokko, Jepang. Pengusaha berumur 35
tahun tersebut akhirnya tergeletak tanpa pertolongan selama 24 hari
dalam kondisi hipotermia. Organ-organ raga Uchikoshi tak berfungsi.
Ia akhirnya pulih berkat penanganan tim medis.
Teknologi
hibernasi merupakan ilmu spektakuler di masa depan. Sebab, dianggap
dapat membantu astronot di luar angkasa. Selain itu, hibernasi
membuat manusia awet muda. Hibernasi menjadi landasan anti-penuaan.
Orang tetap belia sekalipun masa hidupnya telah mengarungi deretan
tahun.
Serikat
Decapolis
Al-Qur’an
tidak merinci identitas pemuda penghuni gua. Mereka cuma diwartakan
sebagai insan dengan kalbu bertabur tauhid. Dari observasi mendetail
yang terus terkuak, maka, termaktub bila mereka berasal dari kalangan
cendekiawan. Profesinya yakni penasehat Raja Diqyanius.
Status
mereka jelas menentukan saga Ashabul Kahfi. Kalau saja mereka
sekedar gembel, tentu, penguasa tak ambil pusing. Maklum, sekali
sabet niscaya komplotan tersebut mampus terjengkang. Jika mereka
punya kedudukan, berarti prahara bagi istana. Seorang jenderal
bintang tiga yang melawan lembaganya pasti memiliki efek gigantik.
Berbeda bila kopral berambisi menentang markasnya. Kalau ia
dihabisi, sejarah otomatis tidak sudi mengenangnya. Tiada
penghormatan buatnya kecuali caci-maki pedih nan perih dari
institusinya.
Al-Qur’an
yang diwahyukan kepada Maha Rasul Muhammad, tak menukil nama pahlawan
tauhid yang tidur selama 309 tahun. Segi itu diabaikan al-Qur’an
lantaran sejarah bisa ditelisik lewat gebyar modernisasi dan
globalisasi yang serba matematis. Penemuan aneka prasasti
memungkinkan manusia menyimpulkan sejarah.
Kini, ada
riwayat jika nama mereka ialah Maximilianus, Solidanus, Martinus,
Yonasius, Talmikho berikut Yamanis. Petinggi tersebut dilengkapi
seorang penggembala kambing bernama Antonius dengan anjing yang
dipanggil Genesius. Mereka menetap di Kota Philadelphia dengan Raja
Diaclitianus atau Decius. Sekarang, Philadelphia tiada lain Kota
Amman. Ketika narasi bermula, Imperium Romawi membangun serikat
Decapolis yang berpusat di Philadelphia.
Versi Islam
hikayat penghuni gua memaklumkan bila nama mereka yaitu Tamlikha,
Miksalmina, Mikhaslimina, Martelius, Casitius serta Sidemius. Keenam
individu itu tertera sebagai penasehat Raja Diqyanius. Lokasi
peristiwa terjadi di Imperium Romawi. Mereka mendiami Kota Aphesus
(Ephese). Aphesus berganti nama menjadi Tharsus (Tarse) sesudah
kedatangan Islam. Dewasa ini, kota Tharsus terletak di wilayah
Turki.
Dalam sebuah
acara, keenam pembesar tersebut menentang ketuhanan Raja Diqyanius.
Mereka muak dengan pengakuannya sebagai tuhan. Apalagi, rezimnya
serba represif. Cacat moral dengan ragam tindak kriminal
bergentayangan. Kelompok pembangkang itu malahan mendiskreditkan
Jupiter, Apollo, Jianus, Diana dan Herakel sebagai patung tanpa
secuil otoritas. Aksi brilian mereka dengan mencemooh berhala
Romawi, membuatnya digiring ke bui. Di penjara yang jorok, mereka
rupanya sanggup meloloskan diri.
Dalam
pelarian tersebut, mereka bersua dengan seorang penggembala kambing
bersama anjingnya. Anjing hitam itu bernama Qithmir. Mereka lantas
melarikan diri ke gua Washid atau Kheram di lereng gunung Naglus.
Mitochondrial
Coupling
Gua tempat
persembunyian Ashabul Kahfi punya desain unik. Pasalnya,
cahaya surya leluasa masuk di waktu pagi serta petang. “Kamu
melihat matahari tatkala terbit, condong ke kanan dari gua mereka.
Kalau terbenam, mentari menjauhinya ke kiri” (al-Kahfi: 17).
Bagian dalam
liang begitu luas. “Mereka berada di ruang luas dalam gua”
(al-Kahfi: 17). Suasana gua yang lapang membuat oksigen tetap
memadai. Hingga, aroma kesegaran udara cukup nyaman bagi pemuka
Aphesus.
Kala tidur
dalam gua, maka, Allah mengawasinya. Badan mereka di bolak-balik
supaya tidak kesemutan. Faktor tersebut juga untuk menghindarkan
mereka dari iritasi kulit. Jasmani mereka di balik ke sebelah kanan
atau kiri agar sinar surya menguatkan tulang dan kulitnya “Kami
bolak-balik mereka ke kanan-kiri” (al-Kahfi: 18).
Di bibir
liang gunung, berjaga anjingnya. “Anjing mereka menjulurkan kedua
kaki depannya di ambang mulut gua” (al-Kahfi: 18).
Silsilah
historis Ashabul Kahfi menunjukkan kepada kita dua aspek
pokok. Pertama, tauhid tak pernah kalah oleh kelaliman
penguasa. Hari ini mereka diburu sebagai buronan. Esok sosoknya
menjulang tinggi oleh sanjungan. Kedua, Ashabul Kahfi
menegaskan jika usia dapat direkonstruksi secara medis. Surat
al-Kahfi merupakan blue print rekayasa biologis di bidang
hibernasi.
Hewan yang
kerap hibernasi antara lain beruang, tupai, kelinci, tazmania
Australia serta marsupilami Afrika. Teknologi hibernasi paling
memukau ditemukan pada katak bawah tanah (cyclorana alboguttata).
Reptil itu bisa hidup terkubur dalam tanah tanpa makan maupun minum.
Katak spesial tersebut enteng tidur berkat sel mitochondria.
Makhluk vertebrata itu mampu memaksimalkan energinya untuk bertahan
hidup lewat proses mitochondrial coupling.
Pada
esensinya, kisah penghuni gua membeberkan kepada kita perihal iman
dan sains. Walau al-Qur’an diturunkan di gurun gersang, namun,
himpunan ayatnya kaya makna. Tiap alfabetnya mengairi damba dahaga
insan beriman. Bukti-bukti terus mengalir dari al-Qur’an.
Surat-surat Ilahi tersebut dari hari ke hari mengasah daya nalar demi
menggapai gagasan gemilang. Sementara kitab suci itu sendiri tidak
jua mengering. Ide-ide cemerlang nan orisinal tanpa jeda selalu
tersembur membuncah. Maha Suci Allah dengan segala ilmu-Nya.
(Cakrawala, Sabru, 2 Juni 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar