Kamis, 03 Januari 2013

Etika Facebook

Etika Facebook
Oleh Abdul Haris Booegies
      Facebook di zaman kini telah menjadi bagian pokok dalam kehidupan. Facebook merupakan elemen manusia untuk berinteraksi. Facebook bukan sekedar alat untuk berkomunikasi, tetapi, menjadi wadah buat menyimpan data berupa teks, foto atau video. Facebook juga menjadi hiburan berkat kaya aplikasi permainan. Bahkan, dipakai berselancar mencari aneka informasi.
      Facebook yang makin identik dengan kehidupan modern, tentu punya aturan main. Facebook bukan sekedar main pencet keyboards atau sapuan ringan di atas layar sentuh. Facebook mirip kehidupan nyata.
      Beberapa aspek harus menjadi perhatian khusus Facebookers.
1. Ketika seseorang mengomentari status kita, berarti mesti pula direspons dengan komentar atau ikon jempol. Bila tidak ditanggapi, maka, ia boleh jadi tak sudi lagi menengok status kita.
      Merespons komentar teman atau kenalan akan menghangatkan persahabatan. Ia pasti tidak bosan untuk mengomentari terus status kita. Sebab, merasa jerih-payah dan waktunya dihargai. Kalau ada yang malas menanggapi, berarti cepat atau lambat statusnya kering dari tanda suka serta komentar.
2. Komentar yang ditulis harus sesuai status. Sebagai contoh, status membahas baju indah yang dikenakan Vera. Komentar mesti fokus ke baju Vera. Tak diperkenankan ke persoalan korupsi. Soalnya, Vera bisa dianggap membeli baju dari hasil korupsi ayahnya.
3. Jika ada dua atau lebih yang mengomentari status kita, maka, jangan menyampaikan komentar bersifat pribadi kepada seorang di antaranya. Pasalnya, yang lain kemungkinan merasa disepelekan atau tersinggung. Komentar bersifat pribadi wajib dikirim lewat pesan.
4. Jangan pernah menulis status atau komentar yang memojokkan orang atau kelompok lain. Maklum, jemaah Facebook beragam karakter. Kicauan tidak senonoh di dunia maya dapat berakibat fatal di dunia nyata.
5. Jangan mengumbar masalah dalam rumah ke Facebook. Mencela orangtua, kakak dan adik sangat tak etis. Orang yang membacanya pasti memiliki penilaian teramat buruk.
6. Problem cinta sangat dominan dicurahkan di Facebook. Cinta membuat Facebook semarak bak gemuruh penonton seisi stadion merayakan gol kemenangan.
      Harap dicamkan bahwa kekasih yang sekarang dipuja-puji belum tentu besok tetap hadir dalam kehidupan. Tiada cinta abadi kecuali dalam novel atau film. Mempertontonkan cinta di Facebook secara vulgar bisa menjadi bibit pertengkaran. Semua karena pacar baru mengungkit-ungkit masa silam yang pernah tertera di Facebook. Pepatah kuno bersabda “mulutmu harimaumu”. Pepatah ultra-mutakhir Majalah LEKTURA berbunyi “statusmu takdirmu”.
7. Orang yang sudah berkeluarga, terlebih berusia di atas 40-an, agar tidak asal bunyi. Apakah tak risih menulis status: “Akooh cakit, neh. Pala pucing n tenggorokan gatel”. Dua mantan pacarnya sontak berkomentar: “Duh…keciannya” serta “gitu ajjh koq repot”.
8. Jangan merepotkan teman dengan menulis status seadanya. Sebagai contoh: “Lalala…lala…lala”. Status semacam ini tergolong sampah. Teman yang membacanya boleh jadi tersiksa. Harap diingat bahwa Facebookers yang melongok beranda miliknya tidak mengharap status sampah. Bila ada yang terpaksa mengomentari status sampah, pasti karena ingin balas budi. Sebab, penulis status sampah tersebut pernah mengomentari statusnya.
      Status sampah lain seperti: “Mandi dulu ah…”. Ini menyebalkan gara-gara teman merasa dipaksa membaca sesuatu yang tak berarti. Hingga, suasana mendadak kurang nyaman. Sebaiknya menulis status yang dapat mempererat persahabatan. Sebagai misal: “Ingat, besok ultah Nani”.
9. Status tidak boleh membingungkan. Sebagai umpama: “Akhirnya ditemukan”, “lega rasanya” atau “lama tak jumpa”. Kalimat ini berdiri sendiri. Tidak punya kaitan dengan status sebelumnya, apalagi isu nasional yang hangat dibincangkan di jejaring sosial. Kalau dibaca pasti tak dipahami lantaran tidak ada keterangan lebih lanjut.
      Setelah ditelusuri, penulis status itu rupanya kehilangan dompet. Tatkala menemukannya, ia pun menulis: “Akhirnya ditemukan”.
      Di lain kesempatan, tersua status: “Lega rasanya”. Sesudah diusut, ternyata kekasihnya batal dijodohkan oleh sang ortu. Sementara “lama tak jumpa” ditorehkan karena ia baru saja bertemu sahabat lamanya.
Status seyogyanya ditulis lengkap dan singkat. “Dompetku yang hilang akhirnya ditemukan”. “Lega rasanya karena pacar batal menikah”. “Bertemu kawan lama setelah lama tak jumpa”. Great.
10. Facebook yang baik jelas harus ramai dengan ikon jempol serta komentar. Kadang pesan dan pemberitahuan juga bertumpuk. Dengan demikian, sebaiknya pesan serta pemberitahuan cepat dilihat supaya semua dibalas. Menunda melihatnya acap membuat satu atau dua pesan terlewati.
11. Jangan mengirim permintaan pertemanan tanpa melampirkankan foto profil. Mengirim permintaan pertemanan tanpa foto profil dinilai kurang sopan. Apalagi jika dikirim ke orang yang belum dikenal.
12. Kala mengirim pesan kepada rekan lama, maka, sebaiknya memperkenalkan diri. Arkian, penerima pesan bisa langsung tahu. Penerima pesan mesti pula aktif. Bila menerima pesan minus keterangan diri, ia harus mengecek pengirimnya. Siapa tahu si pengirim tiada lain kawan karib.
13. Jangan mencantumkan nomor telepon di Facebook. Penipuan lewat SMS dengan modus operandi tercanggih dapat menimpa kalau nomor telepon tertatah di profil.
      Nomor telepon yang terpampang gampang merusak kenyamanan sekaligus meluruhkan kesehatan. Sebagai contoh, tiba-tiba di tengah malam suara telepon melengking. Terdengar suara dari telepon: “Thanks atas konfirmasinya”. Apa kata dunia jika ada Facebookmania iseng begitu. Tidur terusik, hati pun menggerutu.
      Etika di Facebook mutlak dijunjung agar persahabatan kian bermakna. Keunikan di Facebook ialah semua sederajat. Penduduk Facebook yang diberkahi Mark Zuckerberg memiliki posisi sama. Tua muda maupun pria wanita disatukan dalam kebersamaan. Kekuasaan tiap orang berimbang. Hatta, saat orang merasa disepelekan atau tersinggung, maka, ia berpeluang membatalkan tanda suka atau menghapus komentar. Ia malahan tidak rugi bila membatalkan pertemanan mengingat masih banyak yang antre untuk menjadi sahabat.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People