(Peringatan Isra’ Mi’raj 21 Agustus 2006)
Oleh Abdul Haris Booegies
Mekkah al-Mukarramah di suatu pagi, geger tak terkira. Masyarakat metropolis purba itu dilanda kabar menyengat. Berita yang menjalar di antara penduduk Mekkah tersebut mewartakan bila Nabi Muhammad telah mampir di Surga.
Akal siapa rela menerima jika suatu perjalanan singkat bisa menembus tujuh tingkat langit. Di masa sekarang, sains serta teknologi saja masih tergagap-gagap untuk menembus angkasa yang teramat pekat. Apalagi, anatomi manusia terdiri atas bahan kasar. Tubuh tersusun dari 60 triliun sel. Lebih 50 persen adalah cairan yang mengandung elektrolit (ion positif dan negatif)
Rasulullah sendiri bingung saat ditanya wujud serta ornamen Masjidil Aqsa di Palestina. Andai tak ada malaikat Jibril menghamparkan miniatur Masjidil Aqsa, tentu Nabi Muhammad gelagapan menjawab pertanyaan para punggawa Quraisy.
Kisah paling spektakuler di seputar Isra’ Mi’raj tiada lain mengenai Surga. Apalagi, di Surga ada bidadari yang dianugerahi fisik sensual. Walau matanya bulat besar, tetapi, pandangannya selalu tertunduk. Kulitnya yang putih mulus sehalus sutra, belum pernah dicolek oleh jin atau penghuni semesta lain. Para bidadari yang berbusana dengan 70 warna gemerlap, selalu duduk penuh takzim di atas sofa hijau.
Selain bidadari jelita yang membuat pria jantan mabuk kepayang membayangkannya, juga Surga dijejali bangunan dari emas dan berlian. Plaza atau supermarket yang terletak di bawah Arasy, punya material dari logam mulia serta batu permata. Pusat-pusat perbelanjaan di bawah Tahta Suci Allah itu, merupakan pasar meriah bagi penduduk Surga.
Di negeri akhirat, emas dan berlian terhampar di mana-mana. Beberapa gunung emas malahan menjulang tinggi menyapa cakrawala. Dasar sungai serta lautan bukan lumpur, namun, berlian yang kerlap-kerlip laksana bintang.
Hikayat seputar Surga yang terdiri dari emas dan berlian, jelas menimbulkan rumor kalau Islam ternyata agama para hedonis (mementingkan perut sekaligus penikmat materi). Karena, amal ibadah di dunia dibayar dengan kesenangan hidup di Surga.
Pencegah Paranoid
Dalam Islam, laki-laki dilarang memakai perhiasan emas. Larangan tersebut tidak diiringi beleid yang diparaf Rasulullah. Beberapa abad berselang, menyeruak fakta bila emas berseberangan dengan anatomi kaum Adam. Emas bisa menutup susunan atom dalam molekul tubuh. Bahkan, memiliki reaksi negatif kimia terhadap raga laki-laki. Sekalipun ada larangan, tetapi, tetap dibolehkan jika berhubungan dengan kesehatan. Nabi Muhammad pernah menganjurkan Ajrafah bin As’ad memakai emas sebagai bahan dasar hidung palsunya. Ajrafah kehilangan batang hidungnya gara-gara ditebas dalam suatu pertempuran.
Emas sebagai unsur kimia punya ciri lembut, gampang ditempa, mengkilap, logam peralihan (trivalen serta univalen), kuning berkilau, stabil dan berat. Di samping itu, tidak luntur. Benda berharga tersebut malahan dapat ditempa tanpa pecah, bisa diubah bentuknya tanpa kehilangan kekokohan serta tidak berkarat.
Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lain, namun, larut oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Emas banyak terdapat pada serbuk di bebatuan.
Imam Ibnu Qayyim al-Jawziyyah menerangkan kalau emas dapat dijadikan obat. Emas bisa memperkuat jantung serta menenangkan badan yang gemetar lantaran ketidakseimbangan kelenjar melancholy. Emas mengurangi pula dampak tekanan kejiwaan sekaligus menghilangkan rasa gelisah. Lalu mencegah paranoid dan menenteramkan kekacauan pikiran (delirium). Emas pun mengobati gangguan jiwa, gangguan saraf, ketakutan serta melancholia (kesedihan yang mendalam). Kemudian merangsang peningkatan berat tubuh, memperkuat otot dan mengurangi mual. Lantas mengatasi pucat di wajah sekaligus menyembuhkan leprosis.
Emas juga tercatat mengobati kebotakan abnormal serta rambut rontok. Selain itu, emas menjernihkan mata sekaligus memperkuat penglihatan. Bahkan, menghilangkan bau mulut.
Orang yang demam asmara bisa pula dinetralkan dengan emas. Masalahnya, tak ada insan yang mau sembuh bila dilanda mabuk cinta. Pujangga bertutur bahwa tiada seorang pun keturunan Adam yang ingin terbebas dari penyakit asmara!
Di luar atmosfir bumi, banyak emas yang melekat pada pesawat-pesawat ruang angkasa atau satelit. Wahana antariksa tersebut dipolesi fitur dari emas sebagai bahan yang cocok dalam mengeksplorasi galaksi.
Star of African One
Di Surga yang tanahnya bersuara, bertebaran bangunan dari emas. Di samping logam mulia, Surga bercahaya elok pula oleh rumah dan gedung yang terdiri atas berlian. Hingga, kilau cemerlang berlian menghadirkan pelangi 1001 warna.
Di dunia, berlian adalah bahasa cinta. Status sosial bakal menanjak ke puncak tertinggi jika leher dikalungi berlian. Apalagi, kalau Star of Africa One senilai 530 karat dengan 74 irisan menggelantung di atas dada.
Berlian yang dinilai lewat carat (karat), clarity (kejernihan), color (warna) serta cut (asahan), banyak ditambang di negara-negara Afrika. Selain di benua hitam, juga dijumpai di Australia, Kanada, Brasil dan Rusia. Berlian yang ditambang tiap tahun mencapai 130 juta karat (26.000 kg).
Berlian merupakan mineral yang secara kimia merupakan wujud kristal dari karbon allotrop. Karbon allotrop termasuk grafit serta fullerena. Kini. berlian berjasa besar bagi aplikasi teknologi berkat kekerasannya yang mutlak (absolute hardress) dan kemampuannya mendispersikan cahaya. Ciri-ciri fisiknya yang mengagumkan membuat berlian menjadi pilihan utama dalam penelitian perut bumi
Berlian sanggup menebak volume panas di dasar bumi. Ketika berlian dilontarkan ke magma, maka, monitor komputer segera menelisik grafik kondisi yang dikirim oleh berlian. Sinyal itu lalu menjelaskan aneka hal seperti kedalaman, suhu atau temperatur lainnya.
Berlian yang tersusun atas atom karbon ikatan tetrahedron, bukan hanya membuat pemakainya terkesan berkarakter serta eksplosif. Sebab, bumi yang memancarkan emosi dan energi, mampu membuat pengguna berlian ikut dalam pusaran kekuatan. Bila daya alam cocok dengan anatomi berlian, niscaya pemakainya tampil apik dengan determinasi tinggi.
Theory of Everything
Di abad ke-20 dan sebelumnya, emas serta berlian merupakan simbol hedonis. Di milenium ketiga tahun keenam ini, persepsi terhadap emas dan berlian sudah berubah. Karena, emas serta berlian bukan sekedar simbol kemewahan. Emas dan berlian merupakan unsur penting dalam sains maupun teknologi.
Di era mendatang, bukan fase muskil jika cincin emas bertatahkan berlian yang dipakai di jari manis adalah ultramobile super computer yang dikendalikan dengan identifikasi tuturan. Cincin tersebut menjadi miniaturisasi teknologi komunikasi informasi, gudang data digital dan akses multimedia.
Tiga dasawarsa silam, orang masih sulit membayangkan kalau arloji dapat berfungsi sebagai telepon. Sekarang, imajinasi itu bukan lagi isapan jempol.
Isra’ Mi’raj dalam al-Quran dinukilkan lewat porsi yang sangat minim. Sekalipun cuma secuil, tetapi, mengandung hamparan maha luas perihal sains serta teknologi.
Isra’ Mi’raj yang menvisualisasikan Surga, merupakan tonggak keimanan sekaligus menjadi inspirasi insan global dalam merangkai pengetahuan. Emas dan berlian yang terpampang di Surga bukan bentuk hedonisme. Dua unsur tersebut justru menjadi bahan renungan demi meracik rumus baru masa depan yang masih gelap serta belum terdeteksi secara mendetail.
Pada esensinya, Isra’ Mi’raj ibarat sebuah sirkuit proses guna menyingkap theory of everything yang selama ini dicari-cari para pakar tingkat empu. Apalagi, Isra’ Mi’raj merupakan kode tentang kebesaran Sang Khaliq.
“Maha suci Allah yang telah membawa hamba-Nya di suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang diberkahi sekelilingnya. Hal itu agar Kami memperlihatkan kepadanya beberapa tanda (kebesaran) Kami” (al-Isra’: 1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar