Mengenang 10 Tahun Kematian Lady Diana (31 Agustus 1997-31 Agustus 2007)
Inilah Lady Diana, Putri Dongeng
Oleh Abdul Haris Booegies
Sepuluh tahun silam, mendadak bergaung berita heboh dari Perancis. Kawat duka itu diumumkan Menteri Dalam Negeri Perancis Jean-Pierre Chevenement. Penduduk planet biru ini kontan tersentak tak percaya. Sebab, Lady Di dikabarkan tewas.
Lady Di merupakan putri dongeng modern. Ia punya kecantikan menawan di tengah hingar-bingar Kerajaan Inggirs Raya nan megah. Meski kehidupannya terlihat berkilau, tetapi, ia sesungguhnya didera derita siang-malam.
Tak ada rasa cinta dalam perkawinannya. Pangeran Charles mengaku kalau ia tidak pernah mencintai Lady Di. Pernikahan berlangsung gara-gara tekanan Pangeran Philip, ayahanda Charles. Apalagi, Putera Mahkota tersebut sudah menambatkan jiwa-raganya buat Camilla Parker Bowles. Wanita itu yang sesungguhnya mengenalkan cinta sekaligus membimbing kehidupan Charles.
Hari-hari yang melelahkan akhirnya memaksa Lady Di memberontak. Pada 20 November 1995, dalam wawancara dengan Martin Bashir dari BBC, Lady Di mengaku pernah dekat dengan mantan personel life guards Kerajaan Inggris Mayor James Hewitt. “Saya mengagumi dia. Saya benar-benar jatuh cinta kepadanya”.
Pada 28 Agustus 1996, Lady Di bercerai dengan Charles setelah mengarungi perkawinan yang sumpek. Pengadilan negeri distrik Sommerset, London, membatalkan perkawinan pasangan terkemuka tersebut. Charles akhirnya merogoh kocek sebesar 25 juta dolar AS sebagai kompensasi cerai.
Beberapa hari sebelum kematiannya, Lady Di diwawancarai oleh Annick Cojean dari harian Perancis Le Monde. Dalam wawancara khusus itu, ia menuduh pemerintahan konservatif mantan Perdana Menteri John Major sebagai rezim. Karena, tak mampu mencegah pers Inggris yang sensasional dalam membombardir privacy-nya.
Dalam wawancara berjudul La Princesse au Grand Coeur (Putri Berjiwa Besar) tersebut, Lady Di mengaku kalau sejak dulu hendak pergi dari Inggris. Ia percaya bakal diterima dengan baik di luar negeri. Hambatan yang membuatnya tetap tinggal di Inggris lantaran kedua putranya berkeras menginginkan kehadirannya.
Merawat Tubuh
Lady Di memiliki komposisi kecantikan dari sudut mana saja pengambilan fotonya. Ia punya kharisma yang tercermin lewat senyum, tatap mata, sapaan dan usapan tangan yang sejuk.
Alkisah, di lemari pakaiannya, Lady Di menyimpan 300 baju ready-to-wear. Kemudian 200 gaun malam mewah. Mantel hangatnya mencapai 50. Sweater yang menjadi baju favorit Lady Di, ada 60 potong. Sementara rok lebih 60. Topinya sekitar 140. Sedangkan tas tangan lebih 200.
Pakaian Lady Di dirancang desainer kenamaan seperti Chaterine Walker, Karl Lagerfeld, Moschino, Bruce Oldfield serta Gianni Versace.
Lady Di sebagai the most photographed woman (paling banyak dipotret), selalu menjaga kecantikan dan keindahan raganya. Dalam merawat keayuannya, Lady Di acap dibantu penata rias Barbara Daly atau Maggie Hunt. Selama hidupnya, Lady Di memilih kosmetik dengan menekankan warna, bukan merek. Ia, umpamanya, mempertegas warna natural matanya dengan maskara biru dari Christian Dior. Lantas memperjelas goresan eyeliner pada bulu matanya.
Di pagi hari, Lady Di merias wajahnya dengan light controlling lotion serta phelityl lotion. Ia sering menggunakan produksi Erno Laszlo. Lady Di lalu memoles parasnya dengan bedak dari clinique atau colouring. Ia kemudian mengoleskan pemerah bibir. Sang putri senang lipstik merah. Ia juga kadang memakai lip gloss semacam terracotta maupun pink.
Kulitnya yang putih mulus rutin dirawat dengan Clarins Paris Method dari Perancis. Ia terbiasa pula dengan sensitive skin day, alpine herb cleanser dan yellow tones.
Syahdan, Lady Di pun menyenangi aromatherapy. Ia menggunakan aroma bunga serta minyak. Sebelum tidur, Lady Di selalu membersihkan mukanya. Ia memakai krim mata dan krim malam yang mengandung gizi.
Dalam menjaga kesehatannya, Lady Di bersantap siang dengan sayuran, buah serta salad. Di sore hari, ia mengonsumsi sepotong roti keju panggang, wortel dan seledri. Lantas meneguk teh herbal. Jika makan malam, Lady Di doyan ikan serta ayam. Lalu melahap sayuran yang dikukus. Menu alternatifnya yakni beras merah, kentang rebus atau biji-bijian.
Usai makan malam, ia sesekali minum segelas anggur. Sementara hidangan penutupnya antara lain melon, pepaya, jeruk maupun nenas.
Olahraga yang dilakoni Lady Di yakni renang sejauh 20 putaran saban hari. Dalam sepekan, ia joging atau berjalan kaki selama 30 menit. Kemudian beraerobik selama satu jam. Dua kali sepekan ia main tenis, ski dan menari.
Nilai Jual
Lady Di-Dodi bertemu pertama kali dalam acara Guard’s Club, Windsor Great Park. Dodi yang romantis serta cerdas merupakan pewaris jaringan supermarket Harrods. Ia juga tercatat produser film yang menggondol Academy Award 1981. Filmnya yang memenangkan empat Oscar ialah Chariots of Fire. Lantas membiayai The World According to Garp, F/X dan Hook.
Dodi yang tampan memiliki rumah megah di London, New York, Los Angeles serta Swiss. Ia mengoleksi pula mobil-mobil mewah. Pada 1987, ia menikah dengan Suzanne Gregard. Perkawinannya kandas sesudah berumur delapan bulan. Dodi lalu bersahabat dengan Brooke Shields, Julia Roberts, Daryl Hannah, Joanna Whalley, Tawny Kitaen, Tracy Lynn, Kelly Fisher, Tina Sinatra dan Cathie Lee.
Dodi kemudian terlibat asmara dengan Lady Di. Janda jelita itu merupakan figur global. Tak ada yang bisa mengabaikan berita perihal dirinya. Nilai jualnya tinggi nian.
Lady Diana laksana marketing concept. Sosok serta gayanya punya orientasi pasar (costumer oriented) yang prima. Model rambut, aksesoris dan busana-busana sang putri teramat kuat mempengaruhi publik.
Di masa sekarang, pasar padat sekali. Tanpa diferensiasi yang sakti, sama artinya membuang dana. Apalagi, karakteristik pasar sangat beragam. Citra Lady Di justru menafikan segala strategi marketing. Potensi dirinya dapat mencapai sasaran tanpa promosi serta edukasi ke target market. Semua berkat kepribadian dan inner beauty Lady Di yang teramat tinggi dalam penetrasi pasar. Apalagi, urusan marketing menyangkut persepsi, sesuatu yang dimiliki secara optimal oleh Lady Di.
Tingkah-polah Lady Di senantiasa menarik perhatian. Produser komedi televisi Murphy Brown, pernah bergerilya agar Lady Di muncul sebagai bintang tamu di serial Murphy Brown.
Oprah Winfrey pun sempat memburu Lady Di supaya tampil di acara televisinya. Perusahaan-perusahaan kosmetik juga membujuknya agar mau menjadi model iklan. Bahkan, perusahaan sepatu Nike menawarkan bayaran 40 juta dolar.
Keuntungan rupanya diperoleh Richard Branson. Tiap berlatih kebugaran, Lady Di mengenakan kaos bertuliskan sebuah perusahaan milik Branson. Bila dikalkulasi sebagai iklan, maka, Lady Di berhak atas uang 10 juta dollar. Imbalan sang putri ternyata cuma berlibur di pulau pribadi Branson di kepulauan Karibia.
Citra perusahan terdongkrak oleh Lady Di. Ada added value yang signifikan dalam sosoknya. Ketika Lady Di dibunuh di terowongan Pont de l’Alma, sontak produk berbau dirinya dicari. Gaun-gaun Princess of All Nations tersebut langsung berlabel dua sampai lima juta dollar. Rongsokan Mercedes-Benz S 280 yang menewaskannya, malahan ditawar Rp 6 miliar.
Begitulah riwayat Lady Di yang memancarkan aura ketenangan. Ia ditahbiskan sebagai perempuan dengan kekuatan pasar yang unggul. Apalagi, sang putri memang the most photographed woman (wanita yang paling banyak difoto).
(Pedoman Rakyat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar