Sabtu, 04 Juni 2011

Inilah Muhammad, Sang Maha Rasul


Inilah Muhammad, Sang Maha-Rasul
(Menyambut Perayaan Maulid Nabi Muhammad 31 Maret 2007)

Oleh Abdul Haris Booegies

     Semua umat Islam fasih melantunkan nama Nabi Muhammad.  Dalam sehari, junjungan itu minimal diseru namanya 18 kali dalam sembahyang. 
     Nama Rasulullah yang teramat menggetarkan, selalu mengharu-biru planet biru ini.  Kala Salman Rushdie menerbitkan The Satanic Verses, sontak amuk massa menjalar di seluruh persada buana.  Karena, novelnya melecehkan Nabi Muhammad.  
     Ayatullah Rohullah Khomeini pun mengumandangkan fatwa kalau Rushdie halal dibunuh.  Di Beirut, Lebanon, seorang gadis cilik membawa poster bertuliskan: “We are ready to kill Rushdie”.  Di kolong langit ini, ada pemeo yang berdengung: “Orang boleh mencela tuhan, tetapi, jangan sekali-kali menghina Rasulullah!”
     Pada hakikatnya, Nabi Muhammad hanya manusia sebagaimana penduduk bumi.  Perbedaannya dengan orang lain terletak pada derajatnya di sisi Allah.  Ia adalah imam para Nabi dan Rasul.  Di Surga, ia memiliki sungai bernama al-Kautsar.  Airnya sebening embun dengan dasar yang penuh permata hijau berkilau.
     Di kalangan puak Quraisy, Rasulullah dikenal sebagai al-Amin (terpercaya). Orang-orang Mekah tidak punya pengalaman buruk dengannya kecuali kejujuran.
     Tanda fisik Nabi Muhammad ialah awan yang selalu menaunginya.  Di punggungnya juga ada bercak kecoklatan yang berbulu sebagai tanda kenabian.  Cap kerasulan tersebut diliputi pendar-pendar cahaya.
     Di Mekah, Rasulullah bertetangga dengan Abu Lahab, Uqbah bin Abi Mu’ith, al-Hakam bin Abul-Ash bin Umayyah, Ibnul-Ashda al-Huzali serta Adi bin Hamra as-Saqafi.  
     Mereka doyan mengusik Nabi Muhammad bila menuju ke Kakbah.  Jalan yang dilewati Rasulullah dipasangi duri atau kotoran binatang.  Bahkan, menaruh isi perut domba dalam panci yang terletak di dapur Nabi Muhammad.  “Wahai keturunan Abdul Manaf, tetangga macam apa ini sebenarnya”, cetus Rasulullah sambil membersihkan badannya dari kotoran hewan yang sudah membusuk.
     Sekali waktu, Nabi Muhammad pulang dengan kepala penuh debu dan pasir.  Fatimah az-Zahra meratap dengan lelehan air mata deras melihat wibawa ayahnya diinjak-injak.  “Jangan menangis, putriku.  Allah selalu melindungiku”, hibur Rasulullah kepada Fatimah.

Bulu Kaki Jibril
     Hampir semua Nabi serta Rasul pernah melihat Jibril.  Selama hidupnya, Nabi Muhammad dua kali melihat wujud asli Jibril.  “Kemudian ia mendekat, lantas bertambah dekat.  Sampai jaraknya dua busur panah atau lebih dekat lagi” (an-Najm: 8-9).
     Siti Aisyah lalu menafsirkan ayat itu.  “Jibril datang kepada Rasulullah dalam bentuk aslinya.  Alhasil, tertutuplah cakrawala”.
     Purwarupa Jibril memang sangat besar.  Ia memiliki 600 sayap berwarna perak yang kerlap-kerlip.  Sementara bulu kakinya memercikkan cahaya.
     Nabi Muhammad yang kuasa memandang Jibril, punya pula keistimewaan lain.  Orang yang berjabat tangan dengannya, pasti memiliki bau semerbak.  Harumnya malahan bertahan sampai beberapa hari.
     Jika Rasulullah mengusap-usap kepala seorang anak, niscaya anak tersebut beraroma wangi.  Hatta, kawan-kawannya tahu kalau ia baru saja dielus-elus oleh Nabi Muhammad.
     Tangan Rasulullah diakui mengandung hikmah.  Kendati tangannya teramat mulia, namun, seekor setan nyaris mati tersengal-sengal gara-gara dicekiknya.   Dalam suatu kesempatan, setan itu ia tangkap.  Nabi Muhammad kemudian mencekik lehernya.  Begitu kuat jepitannya, sampai tangan Rasulullah dingin dileleri liur setan sial tersebut.
     Sebagian penduduk bumi menganggap bila Islam disebarkan lewat pedang.  Padahal, selama Nabi Muhammad memimpin 28 perang, maka, di pihak Islam yang wafat secara syahid cuma 255.  Sedangkan 795 orang kafir mati terbunuh.  Tawanan berjumlah 6.564 orang.  Semua dibebaskan kecuali dua yang terpaksa dibunuh lantaran terlibat tindak kriminal.
     Biarpun korban perang sedikit, tetapi, Rasulullah bisa memimpin bermiliar penduduk bumi untuk sujud di hadapan satu Tuhan yang tidak beranak!  Sementara Presiden George Walker Bush mengorbankan 3.200 tentara AS sekaligus ribuan warga Afghanistan maupun Irak, namun, hasilnya hanya umpatan di mana-mana.  “Dunia tidak aman oleh ulah AS”, umpat Presiden Rusia Vladimir Vladimirovich Putin pada Konferensi Kebijakan Keamanan Tingkat Tinggi ke-43 di Munich, Jerman, pada 10 Februari 2007.    
     Di masa sekarang, nyaris tak ada panglima perang atau negarawan yang memelihara jenggot.  Di era keemasan (belle epoque) Islam, jenggot merupakan identitas sejati pria Muslim.  Di beberapa mandala berasas hukum Allah, tertera aturan buat menumbuhkan jenggot.  Orang yang tidak berjenggot dinilai pria kemayu sekaligus kurang jantan.
     Nabi Muhammad punya jenggot panjang nan lebat yang menggelambir di dagunya.  Sedangkan misainya selalu dipangkas, terutama pada hari Jumat.
     Rasulullah pernah memperlihatkan rasa tidak senang ketika menerima dua delegasi dari Persia.  Kedua duta itu memiliki kumis tebal yang bak sarang ingus.  “Celakalah kalian!  Siapa yang memerintahkanmu berwajah seperti ini?”, tanya Nabi Muhammad.

Lahap Makan
     Dalam kehidupan sehari-hari, Rasulullah tidak melulu sibuk mengurus masalah agama, politik, sosial, budaya dan militer.  Walau tergolong crisis manager (orang terdepan dalam menghadapi persoalan sekaligus pengambil keputusan yang kredibel), tetapi, ia juga humoris.  Jika tertawa, giginya yang laksana deretan mutiara terlihat berkilau cemerlang.
     Sekali waktu, Nabi Muhammad diundang bersama beberapa sahabat ke suatu hajatan.  Usai makan, Umar bin Khattab mengumpulkan sisa tulang kambing yang berserak di dekat piring mereka.  Tulang-tulang tersebut lantas diletakkan dekat piring Sang Junjungan. 
     “Lihatlah Rasulullah, ia begitu lahap makan sampai tulang bertumpuk di depannya”, seloroh Umar.  Para sahabat serentak tertawa.  Nabi Muhammad turut tersenyum. 
     “Saya memang lahap makan, namun, tidak serakus Umar.  Coba lihat di depannya, tak tersisa tulang.  Sebab, tulang pun ia makan sampai ludes”, tukas Rasulullah.  Umar tersipu malu sementara para sahabat kontan terbahak-bahak.
     Dalam pentas kesehariannya, Nabi Muhammad suka sekali madu serta parfum.  Sedangkan kuda merupakan hewan favoritnya.  Ia punya kuda putih yang biasa ditunggangi tatkala memimpin pasukan di medan laga.  Kuda warna coklat sangat disenanginya.  Apalagi, dengan belang putih di dahi dan keempat kakinya.  Di sisi lain, secuil catatan menorehkan kalau Rasulullah kurang menyenangi warna merah.
     “Sungguh, pada diri Nabi Muhammad terdapat suri teladan nan menawan.  Siapa yang mengharap rahmat Allah maupun keselamatan hari akhir, maka, perbanyaklah berzikir kepada Allah” (al-Ahzab: 21).

(Tribun Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People