Jumat, 03 Juni 2011

Kata al-Quran tentang Infotainment


Kata al-Quran tentang Infotainment
Oleh ABDUL HARIS BOOEGIES
Peminat Masalah Sosial
 
     SEKITAR  tahun 1724 sebelum Masehi, terjadi suatu peristiwa menggemparkan di Mesir.  Zulaikha, istri Perdana Menteri Qithfir, membujuk Yusuf untuk bercumbu. Yusuf yang berusia 21 tahun, tentu saja manggut-manggut bak kerbau yang dicocok hidungnya.
     Zulaikha merupakan wanita cantik dengan tubuh ala bikini.  Ia memiliki mata bulat berwarna coffee gleam (coklat dengan sedikit sentuhan pink).  Rambutnya hitam bergelombang.  Bibirnya merah delima.  Sementara lenggak-lenggoknya sip asyik dipandang.
     Yusuf yang cuma berdua di kamar langsung kepincut penuh hasrat.  “Dan perempuan tempat ia menumpang, menggoda dirinya.  Ia mengunci pintu-pintu seraya berkata, marilah sayang” (Yusuf: 23).
     Bayangan kenikmatan tinggal beberapa detik lagi direguk oleh dua insan berbeda kelamin itu.  Zulaikha yang sudah ikhlas menanggalkan busana serta ready to use, meraba paras Yusuf yang rupawan.  Ia lalu membimbing perjaka tersebut menuju ke atas ranjang.  “I am so sensual and imaginative”, bisik Zulaikha genit.
     Yusuf yang telah membayangkan sedapnya bergumul dalam birahi, sontak tersentak.  Di hadapannya berdiri seorang pria perkasa bergaya metroseksual.  “Jangan lakukan perbuatan nista!  Tinggalkan ruangan ini!  Kalau tidak, niscaya, namanmu akan dihapus dari daftar nabi!”
     Kehadiran malaikat Jibril tidak diketahui oleh Zulaikha.  Sedangkan Yusuf langsung menarik jemarinya dari genggaman mesra Zulaikha.  Voltase mesum yang sudah meninggi di kepala wanita itu, membuatnya tak rela dikecewakan.
     “Keduanya pun berlomba menuju ke pintu.  Perempuan tersebut menarik baju gamis Yusuf dari belakang sampai sobek.  Dan mereka bertemu dengan suami wanita itu di depan pintu” (Yusuf: 25).
     Tak dinyana, kejadian tersebut langsung membahana.  Pembicaraan minor merebak ke sudut-sudut metropolis purba di imperium Mesir era Fir’aun Rayyan bin Walid dari dinasti Mesir ke-15.  Para istri menteri, jenderal, bangsawan serta konglomerat, serentak berpartisipasi menyemarakkan kisah affair emosional Zulaikha terhadap Yusuf.   
     Peristiwa itu menjadi buah bibir yang sarat ejekan dan celaan.  Riwayat sialan yang membawa celaka tersebut, mendadak memojokkan Zulaikha sebagai perempuan binal nan jalang.
     Hikayat Nabi Yusuf yang dinukilkan al-Quran, menunjukkan bila Mesir antik dilanda problem kemaksiatan.  Sebab, perselingkuhan serta pergunjingan menjadi fenomena lumrah dalam kehidupan sehari-hari.

Saling Serang
     Andai Zulaikha hidup di Indonesia pada tarikh keenam di milenium ketiga ini, maka, ia tentu merasa hidup di era kuno tahun 1724 sebelum Masehi.  Karena, desas-desus juga menjadi aspek jamak.  Bahkan, ditopang oleh media massa cetak, elektronik, SMS dan internet yang real time.  Puncak dari segenap kasak-kusuk itu mengkristal dalam wujud infotainment.
     Istilah infotainment merupakan paduan antara informasi dengan entertainment (hiburan).  Cikal bakal infotainment muncul pada pertengahan 90-an.  Kala itu, terbit sebuah tabloid yang isinya seputar artis Indonesia.  Beberapa bulan berselang, sebuah stasiun televisi swasta menayangkan program bertajuk sama dengan nama tabloid tersebut.  Acara itu menyiarkan aktivitas artis semacam perkawinan, ulang tahun atau kegiatan positif lainnya.
     Program tersebut, ternyata mendulang sukses.  Hingga, duplikatnya muncul dengan nama berbeda di beberapa televisi swasta.
     Ketika tahun 2000 dilewati, tiba-tiba acara yang menayangkan aktivitas artis itu, bermetamorfosis.  Sekonyong-konyong isinya didominasi sensasi.  Alhasil, kamera serta mikrofon enteng membidik privacy artis yang seyogyanya tertutup bagi masyarakat.
     Program tersebut terkesan liar dan tak punya tata krama.  Akibatnya, pada 21 Agustus 2004, Di Planet Hollywood, Parto Patrio kehilangan kesabaran.  Pistolnya menyalak saat diuber-uber para pencari gosip dari rumah-rumah produksi.  Sejak itu, istilah infotainment langsung merebak-marak ke ruang-ruang keluarga lewat stasiun televisi. 
     Orang lantas leluasa melongok Sophia Latjuba yang menanti hari perkawinannya.  Para pemirsa bebas merdeka melihatnya berbaring di atas ranjang sambil menerima telepon dari penggemar.  Sementara Michael Villareal, calon suaminya, asyik main playstation.  Sebuah reality show yang tanpa sensor tanpa skenario.
     Selama beberapa hari, perseteruan antara Kiki Fatmala dengan Ny Farida, ibunya, bisa ditonton ramai-ramai.  Sang ibu yang sakit hati dengan putrinya langsung dikerubuti kru infotainment.  Makian kemudian menyembur dari Ny Farida seperti, “anak durhaka”.
     Happy ending akhirnya menaungi keluarga tersebut.  Kiki serta bundanya berdamai.  Sebab, kasih ibu seluas seribu samudera.  Macan bisa melukai anaknya, namun, seorang ibu tak bakal tega membelakangi sang anak yang berasal dari rahim sucinya.
    Selama ini, ada kecenderungan jika infotainment mengompori suatu masalah.  Mereka boleh berdalih bahwa kedua pihak telah imbang diberitakan.  Dalam pers diistilahkan cover both side.  Persoalannya, infotainment acap memuat pernyataan yang tidak menyejukkan suasana.  Bukan menyelesaikan problem, tetapi, memberi porsi untuk saling memanas-manasi.  Akibatnya, kedua pihak terpancing.  Dan itu sebenarnya yang mereka inginkan.  Makin riuh suasana, berarti kian tinggi nilai publisitasnya.  Hingga, rating langsung mengerek acara tersebut ke posisi puncak.
     Lady Diana sempat kesal ketika berlibur bersama dua putranya.  Dengan hati luka, duka serta murka, ia mendatangi seorang paparazzi yang tak lelah mengabadikan gerak-gerik Pangeran William bersama Pangeran Harry.  Suara Putri Diana terdengar bergetar menahan amarah.  Apesnya, justru kejadian itu yang ditunggu-tunggu paparazzi.  Alhasil, kamera makin galak membidik wajah Lady Di yang geram.

Menu Publik
     Infotainment yang berkalang isu, membuat Nahdatul Ulama, prihatin.  Karena, program tersebut dianggap menayangkan ghibah (pergunjingan).  Hingga, NU mengeluarkan fatwa haram yang berasas surah al-Qalam dan al-Hujurat.
     Dalam al-Quran, ada ayat yang senada dengan cara kerja infotainment.  Firman Allah itu berbunyi: “Tukang ejek serta pencela.  Berkeliling ke sana ke mari menghambur fitnah.  Menghalangi (segala) yang baik.  Pelanggar batas yang penuh dosa” (al-Qalam: 11-12).
     Anatomi infotainment juga dinilai sarat ghibah.  Alhasil, sepantasnya acara-acara yang mengarah ke fitnah dihindari.  Sebab, Kalam Ilahi mengingatkan.  “Hai orang beriman, jangan terlalu banyak sangka-menyangka.  Sesungguhnya prasangka itu dosa.  Dan jangan kamu mencari-cari kesalahan orang lain.  Jangan pula saling menggunjing di antara kamu” (al-Hujurat: 12).
     Saat ini, infotainment yang berjumlah 41 di jagat pertelevisian Indonesia, dipandang penuh wabah maut.  Sebenarnya, bukan hanya infotainment yang menyimpan persoalan.  Karena, masyarakat sendiri yang juga bermasalah.  Mereka doyan mengkonsumsi gosip.  Aib orang lain suka dikuping.  Kejanggalan selebriti menjadi daftar menu publik yang mencintai acara vulgar.
     Parameter tersebut menandaskan kalau masyarakat yang sesungguhnya sakit.  Suasana itu lalu diperparah oleh infotainment.  Hingga, klop antara masyarakat yang mengidap penyakit rumor ganas level akut dengan infotainment yang menjajakan desas-desus.
     Di zaman Nabi Yusuf, yang senang kasak-kusuk tiada lain wanita.  Di tarikh 2006 ini, bisa dipastikan penonton infotainment adalah ibu-ibu serta remaja putri.  Sedangkan laki-laki cuma melirik malu-malu ke program-program infotainment bila tiada orang yang melihatnya.
     Selama 3730 tahun sejak zaman Zulaikha, perempuan memang senang ghibah yang pekat dengan fitnah.  Alhasil, kaum ibu sebagai perdana menteri dalam suatu rumah tangga, layak menasihati anak gadisnya agar menjauhi acara yang sarat adu domba.  Apalagi, yang senang membidik ranjang figur yang dibeber pribadinya.  Sebab, ranjang sepatutnya terlindung dari sorotan, bukan diobok-obok sebagai konsumsi umum.  Di samping itu, pemali membicarakan problem keluarga kepada pihak luar.
     Jika isu sudah menyebar ke orang lain, niscaya konflik mudah meledak.  Hingga, mulut -khususnya kaum Hawa- mesti hati-hati.  Al-Quran mengabadikan epigraf Perdana Menteri Qithfir kepada Zulaikha yang memfitnah Yusuf.  “Inilah tipu daya kamu.  Sungguh dahsyat aksi muslihatmu” (Yusuf: 28).

(Tribun Timur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People