Sabtu, 06 Juli 2013

Terjemah Surah al-Mumtahanah versi Abdul Haris Booegies

60. Al-Mumtahanah
(Perempuan yang Diuji)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah

1.  Hai insan saleh! Jangan jadikan musuhKu dan musuhmu sebagai teman setia.  Kemudian dengan rasa setia kawan, kamu menyampaikan kepada mereka warta tentang kaum Mukmin (yang seharusnya dirahasiakan).  Padahal, mereka ingkar terhadap kebenaran yang sampai kepada kamu.  Mereka mengusir Nabi Muhammad.  Mengusirmu dari Mekkah karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu.  Kalau kamu benar-benar berjihad di jalanKu sembari mengharap keridaanKu.  Jangan kamu secara diam-diam menyampaikan (kabar rahasia tentang Nabi Muhammad) kepada mereka karena mengharap kasih sayangnya.  Aku lebih tahu yang kamu sembunyikan atau utarakan.  Siapa di antara kalian yang melakukan perkara begitu.  Ia tersesat dari jalan lempeng!
[Ayat ini diwahyukan berkenaan pengkhianatan Hathib bin Abu Baltha’ah pada tahun 8 Hijriah. Ia menulis surat kepada Quraisy musyrik tentang rencana Nabi Muhammad untuk menyerang Mekkah. Niat ini terbongkar karena Jibril menemui Rasulullah. Ali bin Abi Thalib, Miqdad, Zubair dan Abu Martsab al-Ghanawi kemudian mengejar wanita kurir pembawa surat.  Alasan Hathib yakni ada keluarganya di Mekkah. Ia berasumsi puak Quraisy akan melindunginya sebagai balas jasa]
2.  Kalau suatu waktu mereka menangkapmu.  Mereka mendadak berubah musuh berbahaya bagimu.  Tangan dan lidah mereka seenaknya menyakitimu.  Mereka mau agar kamu kafir sebagaimana dirinya.
[Mereka tidak segan untuk membunuh umat Islam yang tetap mempertahankan iman]
3.  Kerabat bersama anak-anakmu yang tidak beriman.  Tidak bermanfaat bagimu pada Hari Kiamat.  Allah akan memisahkanmu.  Allah Mahamelihat segala yang kamu perbuat.
4.  Ada suri teladan bagimu pada Nabi Ibrahim bersama pengikutnya.  Mereka berkata kepada kaumnya yang kafir: “Kami berlepas diri dari kalian.  Dari apa yang kamu sembah selain Allah.  Kami mengingkari sesembahanmu.  Dengan ini, nyata permusuhan serta kebencian di antara kita selamanya sampai kamu menyembah Allah”.
     Jangan tiru perkataan Nabi Ibrahim kepada bapaknya: “Saya pasti memohon kepada Tuhanku agar mengampuni dosamu.  Kendati tiada kuasa padaku menolak sedikit jua azab Allah yang kelak menimpamu”.
     Panjatkan doa sebagaimana Nabi Ibrahim serta umatnya berdoa ketika memusuhi kaumnya yang kafir. “Wahai Tuhan kami! Kepada Engkau saja kami berserah diri.  Kepada Engkau kami bertaubat.  Engkau tujuan kami kembali”.
[Nabi Ibrahim sempat memohon kepada Allah supaya mengampuni ayahnya yang kafir]
5.  “Wahai Tuhan kami! Jangan jadikan kami sasaran fitnah cecunguk kafir.  Ampuni dosa kami, ya Tuhan.  Engkau Mahaperkasa.  Mahabijaksana”.
6.   Ada teladan bagi manusia pada Nabi Ibrahim bersama umatnya.  Suri teladan itu ialah tekad untuk mengharap keridaan Allah dan keselamatan di Akhirat.  Siapa tidak meneladani, niscaya keburukan mengungkungnya.  Allah Mahakaya.  Ia Mahaterpuji”.
7.  Semoga Allah menimbulkan kasih sayang antara kalian dengan orang yang kamu musuhi dari kerabatmu.  Ingat, Allah Mahakuasa atas tiap hal.  Allah Mahapengampun.  Mahapenyayang.
[Kaum Muslim memusuhi keluarganya yang musyrik di Mekkah. Kerabat mereka lalu insaf sembari memeluk Islam]
8.  Allah tak melarang kamu menjalin hubungan baik sekaligus berlaku adil kepada orang yang tidak memerangimu karena agama.  Tidak pula mengusir kamu dari kampung halamanmu.  Allah cinta pelaku adil.
[Asma binti Abu Bakar diberi hadiah oleh Qatilah, ibu kandungnya. Ia menolak karena ibunya yang sudah diceraikan di masa jahiliah tersebut masih kafir. Asma lantas bertanya kepada Nabi Muhammad. Jawaban yang diterima ia boleh menerima hadiah itu]
9.  Allah hanya melarangmu berteman akrab dengan orang yang memerangi kalian karena agamamu.  Mereka mengeluarkan kamu dari kampung halamanmu.  Membantu pihak lain guna mengusirmu.  Siapa menjadikannya teman setia.   Mereka tergolong zalim.
10.  Hai insan saleh!  Bila perempuan yang mengaku beriman mengungsi kepadamu, maka, uji imannya.  Allah lebih paham iman mereka.  Sekiranya kamu benar-benar tahu mereka beriman.  Jangan mengembalikannya kepada orang kafir, termasuk suaminya.  Tidak halal ia sebagai isteri.  Cecunguk kafir juga tak halal sebagai suami.
     Kembalikan kepada suami kafir itu mahar yang telah dibayar. Tiada dosa kamu menikah dengan perempuan yang hijrah (dari Mekkah) asal kamu memberinya maskawin.  Jangan kamu sebagai pria Muslim berpegang pada pernikahan dengan perempuan kafir.  Minta kembali mahar yang kamu berikan (kepada wanita tanpa iman yang minggat untuk kawin dengan laki-laki kafir).  Sepatutnya pula suami yang kafir meminta balik mahar kepada mantan istrinya (yang Muslimah).  Hukum Allah begitu.  Diaplikasikan di antara kalian secara adil.  Ingat, Allah Mahatahu.  Mahabijaksana.
[Ketika pihak Islam menandatangani perjanjian damai dengan Quraisy musyrik pada peristiwa Hudaibiyah, sejumlah perempuan menemui Nabi Muhammad]
11.  Andai belum tuntas pengembalian mahar bagi istri kaum Mukmin yang bergabung ke pihak kafir.  Kemudian kamu mengalahkan mereka seraya memperoleh harta rampasan.  Beri kepada orang yang istrinya minggat sepadan yang dinafkahkan (untuk istri yang lari).  Bertakwalah kepada Allah.  Kepada Ia kamu beriman.
[Ummu al-Hakam binti Abu Sufyan murtad. Ia lalu dikawini pria kafir dari bani Tsaqif. Ummu al-Hakam tertoreh sebagai satu-satunya wanita Quraisy yang murtad]
12.  Wahai Nabi!  Bila perempuan beriman datang kepadamu mengutarakan janji setia.  Mereka berikrar iman tidak mempersekutukan apa pun dengan Allah.  Tidak mencuri maupun berzina.  Tidak akan membunuh putra-putrinya.  Tidak bakal melakukan dusta besar yang timbul dari lubuk hati.  Tidak durhaka kepadamu dalam kebaikan.  Terima pengakuan setia mereka.  Mohonlah kepada Allah agar mengampuni dosanya.  Allah Mahapengampun.  Ia Mahapenyayang.
[Usai pembebasan Mekkah, Nabi Muhammad membaiat laki-laki. Kemudian mengambil sumpah setia para wanita]
13.  Hai insan saleh!  Jangan bersahabat akrab dengan golongan yang dimurkai Allah.  Mereka telah berputus asa terhadap Negeri Akhirat.  Mereka serupa cecunguk kafir terdahulu.  Menghuni alam kubur tanpa secercah asa.
[Ayat ini terkait dengan Abdullah bin Umar serta Zaid bin al-Harits. Keduanya minta pertolongan kepada seorang Yahudi. Ini aneh lantaran memohon bantuan kepada sosok yang dimurkai Allah. Apalagi, Yahudi dianggap minus harapan mengenai Akhirat. Ini serupa dengan golongan kafir Mekkah yang tidak punya bekal untuk hidup kekal di Negeri Akhirat]
 






























































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People