60. Al-Mumtahanah
(Perempuan yang Diuji)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1. Hai insan saleh!
Jangan jadikan musuhKu dan musuhmu sebagai teman setia. Kemudian dengan rasa setia kawan, kamu menyampaikan
kepada mereka warta tentang kaum Mukmin (yang seharusnya dirahasiakan). Padahal, mereka ingkar terhadap kebenaran
yang sampai kepada kamu. Mereka mengusir
Nabi Muhammad. Mengusirmu dari Mekkah
karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu.
Kalau kamu benar-benar berjihad di jalanKu sembari mengharap keridaanKu. Jangan kamu secara diam-diam menyampaikan
(kabar rahasia tentang Nabi Muhammad) kepada mereka karena mengharap kasih sayangnya. Aku lebih tahu yang kamu sembunyikan atau
utarakan. Siapa di antara kalian yang
melakukan perkara begitu. Ia tersesat
dari jalan lempeng!
[Ayat ini diwahyukan berkenaan pengkhianatan Hathib bin Abu Baltha’ah
pada tahun 8 Hijriah. Ia menulis surat
kepada Quraisy musyrik tentang rencana Nabi Muhammad untuk menyerang
Mekkah. Niat ini terbongkar karena
Jibril menemui Rasulullah. Ali bin Abi
Thalib, Miqdad, Zubair dan Abu Martsab al-Ghanawi kemudian mengejar wanita
kurir pembawa surat. Alasan Hathib yakni
ada keluarganya di Mekkah. Ia berasumsi
puak Quraisy akan melindunginya sebagai balas jasa]
2. Kalau suatu waktu
mereka menangkapmu. Mereka mendadak
berubah musuh berbahaya bagimu. Tangan dan
lidah mereka seenaknya menyakitimu. Mereka
mau agar kamu kafir sebagaimana dirinya.
[Mereka tidak segan untuk membunuh umat Islam yang tetap mempertahankan
iman]
3. Kerabat bersama
anak-anakmu yang tidak beriman. Tidak bermanfaat
bagimu pada Hari Kiamat. Allah akan
memisahkanmu. Allah Mahamelihat segala
yang kamu perbuat.
4. Ada suri teladan
bagimu pada Nabi Ibrahim bersama pengikutnya.
Mereka berkata kepada kaumnya yang kafir: “Kami berlepas diri dari kalian. Dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami mengingkari sesembahanmu. Dengan ini, nyata permusuhan serta kebencian
di antara kita selamanya sampai kamu menyembah Allah”.
Jangan tiru perkataan
Nabi Ibrahim kepada bapaknya: “Saya pasti memohon kepada Tuhanku agar mengampuni
dosamu. Kendati tiada kuasa padaku menolak
sedikit jua azab Allah yang kelak menimpamu”.
Panjatkan doa sebagaimana Nabi Ibrahim serta umatnya
berdoa ketika memusuhi kaumnya yang kafir. “Wahai Tuhan kami! Kepada Engkau saja
kami berserah diri. Kepada Engkau kami bertaubat. Engkau tujuan kami kembali”.
[Nabi Ibrahim sempat memohon kepada Allah supaya mengampuni ayahnya
yang kafir]
5. “Wahai Tuhan kami!
Jangan jadikan kami sasaran fitnah cecunguk kafir. Ampuni dosa kami, ya Tuhan. Engkau Mahaperkasa. Mahabijaksana”.
6. Ada teladan bagi
manusia pada Nabi Ibrahim bersama umatnya.
Suri teladan itu ialah tekad untuk mengharap keridaan Allah dan keselamatan
di Akhirat. Siapa tidak meneladani, niscaya
keburukan mengungkungnya. Allah
Mahakaya. Ia Mahaterpuji”.
7. Semoga Allah menimbulkan
kasih sayang antara kalian dengan orang yang kamu musuhi dari kerabatmu. Ingat, Allah Mahakuasa atas tiap hal. Allah Mahapengampun. Mahapenyayang.
[Kaum Muslim memusuhi keluarganya yang musyrik di Mekkah. Kerabat mereka lalu insaf sembari memeluk
Islam]
8. Allah tak melarang
kamu menjalin hubungan baik sekaligus berlaku adil kepada orang yang tidak
memerangimu karena agama. Tidak pula
mengusir kamu dari kampung halamanmu. Allah
cinta pelaku adil.
[Asma binti Abu Bakar diberi hadiah oleh Qatilah, ibu kandungnya. Ia menolak karena ibunya yang sudah
diceraikan di masa jahiliah tersebut masih kafir. Asma lantas bertanya kepada Nabi
Muhammad. Jawaban yang diterima ia boleh
menerima hadiah itu]
9. Allah hanya
melarangmu berteman akrab dengan orang yang memerangi kalian karena agamamu. Mereka mengeluarkan kamu dari kampung halamanmu. Membantu pihak lain guna mengusirmu. Siapa menjadikannya teman setia. Mereka tergolong zalim.
10. Hai insan
saleh! Bila perempuan yang mengaku
beriman mengungsi kepadamu, maka, uji imannya.
Allah lebih paham iman mereka.
Sekiranya kamu benar-benar tahu mereka beriman. Jangan mengembalikannya kepada orang kafir,
termasuk suaminya. Tidak halal ia sebagai
isteri. Cecunguk kafir juga tak halal
sebagai suami.
Kembalikan kepada
suami kafir itu mahar yang telah dibayar. Tiada dosa kamu menikah dengan
perempuan yang hijrah (dari Mekkah) asal kamu memberinya maskawin. Jangan kamu sebagai pria Muslim berpegang pada
pernikahan dengan perempuan kafir. Minta
kembali mahar yang kamu berikan (kepada wanita tanpa iman yang minggat untuk
kawin dengan laki-laki kafir). Sepatutnya
pula suami yang kafir meminta balik mahar kepada mantan istrinya (yang Muslimah).
Hukum Allah begitu. Diaplikasikan di antara kalian secara adil. Ingat, Allah Mahatahu. Mahabijaksana.
[Ketika pihak Islam menandatangani perjanjian damai dengan Quraisy
musyrik pada peristiwa Hudaibiyah, sejumlah perempuan menemui Nabi Muhammad]
11. Andai belum
tuntas pengembalian mahar bagi istri kaum Mukmin yang bergabung ke pihak
kafir. Kemudian kamu mengalahkan mereka
seraya memperoleh harta rampasan. Beri
kepada orang yang istrinya minggat sepadan yang dinafkahkan (untuk istri yang
lari). Bertakwalah kepada Allah. Kepada Ia kamu beriman.
[Ummu al-Hakam binti Abu Sufyan murtad. Ia lalu dikawini pria kafir dari bani Tsaqif. Ummu al-Hakam tertoreh sebagai satu-satunya
wanita Quraisy yang murtad]
12. Wahai Nabi! Bila perempuan beriman datang kepadamu
mengutarakan janji setia. Mereka berikrar
iman tidak mempersekutukan apa pun dengan Allah. Tidak mencuri maupun berzina. Tidak akan membunuh putra-putrinya. Tidak bakal melakukan dusta besar yang timbul
dari lubuk hati. Tidak durhaka kepadamu
dalam kebaikan. Terima pengakuan setia
mereka. Mohonlah kepada Allah agar mengampuni
dosanya. Allah Mahapengampun. Ia Mahapenyayang.
[Usai pembebasan Mekkah, Nabi Muhammad membaiat laki-laki. Kemudian mengambil sumpah setia para wanita]
13. Hai insan saleh! Jangan bersahabat akrab dengan golongan yang
dimurkai Allah. Mereka telah berputus
asa terhadap Negeri Akhirat. Mereka
serupa cecunguk kafir terdahulu.
Menghuni alam kubur tanpa secercah asa.
[Ayat ini terkait dengan Abdullah bin Umar serta
Zaid bin al-Harits. Keduanya minta
pertolongan kepada seorang Yahudi. Ini
aneh lantaran memohon bantuan kepada sosok yang dimurkai Allah. Apalagi, Yahudi dianggap minus harapan
mengenai Akhirat. Ini serupa dengan
golongan kafir Mekkah yang tidak punya bekal untuk hidup kekal di Negeri
Akhirat]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar