78. An-Naba
(Berita Besar)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.
Mereka saling bertanya tentang apa?
[Di
awal masa kenabian, Rasulullah ditanya perihal Hari Kiamat. Jawaban
yang disampaikan Nabi Muhammad menggemparkan penduduk Mekkah. Mereka
saling bertanya mengenai kebenaran warta itu]
2.
Berita besar (tentang kebangkitan manusia).
3.
Mereka berselisih perihal berita penting itu.
[Sebagian
yakin. Lainnya mengingkari]
4.
Jangan bersikap demikian! Kelak mereka paham.
[Mereka
pasti tahu kebenaran Hari Kiamat]
5.
Sekali lagi jangan berselisih! Mereka pasti tahu (apa yang bakal
menimpanya).
[Penduduk
Mekkah yang menolak kebenaran Hari Kiamat pasti dirajam azab dahsyat]
6.
(Mengapa kalian meragukan kekuasaan Kami untuk menghidupkan makhluk
mati). Bukankah Kami telah menjadikan bumi bak ayunan (agar nyaman
dihuni)?
7.
Gunung-ganang sebagai pasak.
[Gunung
ibarat paku yang menguatkan bumi]
8.
Kami menciptakan segenap makhluk berpasang-pasangan.
[Seluruh
kreasi Allah punya pasangan. Bukan hanya makhluk hidup. Bilangan
pun memiliki pasangan]
9.
Kami menjadikan tidur untuk melepas lelah.
10.
Kami buat malam seolah pakaian.
[Malam
menjadi “penutup” aktivitas sehari-hari. Malam menutupi
rutinitas agar manusia istirahat. Saat bangun, badan terasa segar
untuk kembali sibuk dalam keseharian. Sebagaimana busana yang
menutupi tubuh supaya manusia leluasa bekerja]
11.
Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan.
12.
Kami membangun di atas kalian tujuh petala langit nan kokoh.
13.
Kami menciptakan sang surya sebagai pelita terang-benderang.
14.
Kami turunkan dari awan-gemawan curah hujan berlimpah.
15.
Dengan air, Kami tumbuhkan biji-bijian serta tanam-tanaman.
16.
Begitu juga kebun-kebun yang rindang.
17.
Hari Keputusan Hukum tersebut merupakan waktu yang sudah ditetapkan.
[Hai
Kiamat sudah diputuskan jauh sebelum timbul keraguan terhadapnya]
18.
Hari Kiamat terjadi tatkala sangkakala dibunyikan. Kalian bangkit.
Datang berbondong-bondong.
[Manusia
berkelompok-kelompok menuju Padang Mahsyar]
19.
Langit dipecah-belah. Tiap belahannya ibarat pintu yang terbuka.
20.
Debu gunung-ganang yang hancur-lebur. Beterbangan di angkasa persis
fatamorgana.
21.
Neraka Jahanam merupakan tempat mengintai para penjaga yang mengawas
isi Neraka.
[Malaikat
mengintai orang kafir atau kaum durjana]
22.
Disiapkan sebagai tujuan bagi pelanggar hukum Tuhan.
23.
Mereka tinggal di sana
tanpa
batas waktu.
24.
Mereka tidak merasakan hawa sejuk. Tidak pula memperoleh minuman.
25.
Tersedia hanya air mendidih dan nanah.
26.
Balasan setimpal bagi perbuatan buruk.
27.
Dulu mereka tidak pernah mengharap perhitungan.
28.
Mereka mendustakan secara berlebihan ayat-ayat Kami.
29.
Tiap perilaku hidupnya. Kami catat dalam suatu kitab.
[Malaikat
mencatat secara rinci seluruh perbuatan manusia]
30.
Kalian telah mendustakan ayat-ayat Kami. Kini, rasakan siksa yang
disediakan. Kami tidak berbuat apa pun kecuali menambah berbagai
azab kepada kamu.
31.
Kepada insan takwa. Mereka meraih kemenangan.
32.
Mereka diberi Surga. Di dalamnya ada taman-taman bunga dan
kebun-kebun anggur.
33.
Gadis-gadis jelita dengan buah dada montok menanti. Mereka pasangan
dalam umur yang sama.
[Kawaaib
adalah jamak dari kaib. Kawaaib artinya gadis
dengan payudara montok, ranum dan mekar. Mereka menjadi istri atau
dayang-dayang yang sebaya dengan pria Mukmin penghuni Surga. Semua
penduduk Surga berusia remaja tanpa cacat fisik]
34.
Gelas-gelas berisi minuman lezat terhidang.
35.
Tiada terdengar perkataan sia-sia. Tak jua ada omong kosong.
36.
Begitulah balasan dari Tuhanmu. Suatu anugerah yang selaras
perhitungan.
37.
Tuhan pemelihara tujuh susun langit dan bumi. Pemelihara segala yang
ada di antara keduanya. Di sisi Tuhan yang Mahapemurah, tiada siapa
pun diberi wewenang bercakap-cakap denganNya.
38.
Di hari saat Jibril bersama malaikat lain berdiri bersaf-saf. Tidak
ada yang berbicara selain yang diizinkan oleh Tuhan, sang
Mahapemurah. Ia akan berkata benar.
[Mufasir
berbeda pendapat tentang kata “Roh”. “Roh” ditafsirkan
Jibril, serdadu Allah atau roh manusia]
39.
Begitulah Hari Kiamat yang pasti terjadi. Siapa menghendaki
keselamatan bagi dirinya. Ia menempuh cara jitu untuk kembali kepada
Tuhannya.
40.
(Hai cecunguk kafir), Kami menerangkan kepada kalian perihal azab
yang dekat datangnya. Hari itu manusia melihat apa yang pernah
diusahakan kedua tangannya. Orang kafir berkata: “Alangkah baik
andai dulu saya debu”.
[Penyesalan
tinggi membekap orang kafir. Hingga, ia membayangkan tidak pernah
lahir ke dunia. Ia mau menjadi debu atau tanah agar tidak dibebani
amanah. Ia tak kuat menanggung derita dahsyat pasca Hari Kiamat]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar