Senin, 22 Juli 2013

Terjemah Surah al-Jin versi Abdul Haris Booegies


72. Al-Jinn
(Jin)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah

1.   Katakan (wahai Nabi Muhammad). “Diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin mendengar al-Qur’an yang saya baca.  Mereka lalu menyampaikan kepada kaumnya.  “Kami telah mendengar al-Qur’an yang sungguh menakjubkan!”

[Desas-desus berhembus di kalangan jin jika mereka tak lagi bisa menyentuh langit guna mendengar percakapan penduduknya. Mereka kemudian berpencar mencari penyebabnya.
  Rombongan jin yang ke arah Tihamah singgah di sebuah kebun kurma. Mereka mendengar alunan al-Qur’an. Kala itu, Nabi Muhammad shalat Fajar. Ia bersama para sahabat hendak ke pasar Ukaz]

2.  Kitab yang memandu ke jalan benar.  Kami beriman kepada al-Qur’an.  Tiada kami persekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami.

3.  Camkan hai kaum kami.  Mahatinggi keagungan Tuhan kita.  Ia tidak beristeri atau beranak.

4.   Pemuka dari kalangan kami yang picik.  Mereka doyan mengucap dusta keterlaluan mengenai Allah.

[Tetua-tetua jin, khususnya Iblis, selalu menuding Allah dengan perkataan yang melampaui batas]

5.  Nyata kekeliruan kami karena menyangka manusia serta jin tidak berani menuturkan kebohongan terhadap Allah.

6.  Salah sekali perbuatan beberapa manusia.  Meminta perlindungan kepada jin.  Perbuatan itu menjadikan jin bertambah edan.

[Manusia bertambah sesat kalau mencari perlindungan kepada jin. Sementara jin makin jahat dan sombong.

  Kebiasaan orang Arab ketika singgah di suatu lembah ialah mengucap kalimat perlindungan. ”Saya berlindung kepada penguasa lembah ini dari kejahatan kabilah bodoh”.

  Ayat ini diwahyukan karena seorang penggembala dimangsa kambingnya oleh seringala. Ia lantas meminta perlindungan kepada jin penguasa lembah]

7.  Jin mengira sebagaimana dugaan orang kafir Mekkah.  Mereka menyangka bahwa Allah tidak akan menghidupkan manusia sesudah mati.

8.  Kami bangsa jin mencoba mencari kabar dari langit.  Kami menyaksikan langit dijejali pengawal perkasa dengan api menyala-nyala.

9.  Kami dulu duduk-duduk pada tempat-tempat perhentian di langit.  Di situ kami menguping percakapan warganya.  Kini, siapa mencoba mendengar akan dihalau kobar api.

[Jin yang mencuri dengar informasi langit lalu membisikkannya ke manusia. Inilah yang membuat dukun acap tepat menebak jawaban yang diajukan]

10.  Kami tidak tahu maksud penjagaan di langit.  Apakah keburukan ingin ditimpakan untuk penduduk bumi atau Tuhan hendak melimpahkan kebaikan?

11.  Di antara kami ada yang saleh.  Ada juga sebaliknya.  Masing-masing menempuh jalan berlainan.

12.  Kami sekarang tahu.  Kami mustahil melepaskan diri dari kekuasaan Allah di bumi.  Kami juga muskil menghindar dari balasanNya (walau lari ke langit).

13.  Ketika kami mendengar al-Qur’an.  Kami langsung beriman.  Siapa beriman kepada Tuhannya.  Tidak perlu takut rugi (dikurangi pahalanya) dan ditindas (ditambah keburukannya).

14.  Dengan adanya al-Qur’an.  Nyata di antara kami ada yang beragama Islam.  Ada pula golongan kafir.  Menyeleweng dari jalan benar.  Siapa Muslim, berarti mereka memilih arah lurus.

15.  Mereka yang menyimpang dari jalan benar.  Pasti menjadi bahan bakar Neraka Jahanam.

16.  Kalau manusia bersama jin tetap berjalan lurus (pada tuntunan Islam).  Allah pasti mencurahkan air segar (rezeki berlimpah).

[Air merupakan sumber segala kebaikan. Ayat ini berkenaan ketika Quraisy musyrik tidak memperoleh hujan selama tujuh tahun]

17.  Pemberian itu sebagai ujian dari Kami dalam menikmati rezeki.  Siapa lalai mengingat Tuhannya, niscaya ia dibekap azab yang sangat berat.

18.  Masjid-masjid merupakan tempat untuk beribadah kepada Allah.  Jangan kalian menyembah makhluk lain di dalamnya.  Kemudian menyeru pula Allah.

[Ayat ini diturunkan sehubungan permintaan jin: “Wahai Rasul! Izinkan kami shalat bersamamu di masjid”]

19.  Ketika hamba Allah (Nabi Muhammad) berdiri mengerjakan ibadah kepada Tuhan.  Para jin berdesakan mengerumuninya.

[Jin terpesona melihat model shalat Rasulullah.  Arkian, mereka bertumpuk-tumpuk di atas dan di sekeliling Nabi Muhammad]

20.  Katakan (wahai Nabi Muhammad).  “Saya hanya beribadah kepada Tuhanku semata.  Tidak mempersekutukan dengan yang lain”.

[Asbabun nuzul ayat ini berkaitan dengan Quraisy musyrik yang berkata kepada Nabi Muhammad. “Kamu datang membawa persoalan besar. Kamu memusuhi semua manusia.  Tanggalkan ajaranmu, miscaya kami mengasihimu”]

21.  Katakan: “Saya tidak berwenang menimpakan mudarat kepada kalian.  Tidak juga mampu mendatangkan hidayah”.

 22.  Katakan lagi:  “Jika saya durhaka.  Tiada seorang dapat melindungiku dari azab Allah.  Saya tidak memperoleh tempat perlindungan selain dari Allah”.

[Ada pemimpin jin berceloteh. “Nabi Muhammad berharap agar Allah melindunginya. Saya juga bisa menjadi pelindungnya”]

23.  “Tugasku hanya menyampaikan peringatan dari Allah.  Menyebarkan risalah-risalahNya.  Siapa durhaka kepada Allah dan RasulNya.  Tersedia Neraka Jahanam.  Mereka kekal di sana”.

24.  (Cecunguk kafir memandang kamu lemah dan kurang penyokong, wahai Nabi Muhammad).  Bila pedosa melihat azab yang diancamkan kepadanya.  Di saat itu mereka tahu siapa yang lemah penolongnya serta sedikit jumlahnya.

[Nadhr bin al-Harits sesumbar. “Kapan Hari Kiamat yang kamu ancamkan kepada kami tiba?”]

25.  (Kalau ditanya kapan siksa itu?)  Katakan: “Saya tidak tahu tentang azab yang diancamkan kepada kalian.  Sudah dekat ataukah Tuhanku menetapkan kedatangannya dalam masa

yang panjang”.

26.  “Allah tahu seluruh yang gaib.  Ia tidak menyampaikan perkara gaib kepada siapa pun”.

[Tuhan saja yang tahu kepastian waktu kedatangan Hari Pembalasan. Tiada makhluk mengetahui aspek gaib, terutama Hari Kiamat]

27.  “Allah cuma memberitahu kepada Rasul yang Ia ridai.  Tuhan menempatkan di hadapan dan di belakang Rasul itu malaikat-malaikat penjaga (agar perkara gaib itu selamat sampai kepada yang berkenaan).

[Rasul yang diridai saja tahu sebagian masalah gaib. Mereka diberitahu karena berkaitan dengan tugasnya. Malaikat dikerahkan mengawal agar kabar gaib itu selamat dari gangguan setan atau bisikan jahat]

28.  “(Allah menempatkan malaikat-malaikat) supaya Ia tahu bahwa Rasul-rasul itu telah menyampaikan pesan-pesanNya.  Ilmu Allah merangkum segenap yang ada pada mereka.  Ia menghitung segala sesuatu sesuai bilangannya”.



Hikmah

     Surah al-Jinn menandaskan kalau Maharasul Muhammad diutus untuk seluruh makhluk di alam semesta.  Surah al-Jinn menginformasikan kalau jin mendengar komunikasi manusia.  Sementara manusia tidak mendengar percakapan jin.  Bahkan, jin leluasa terbang mendekati langit.  Jin nakal yang mencoba menyentuh langit bakal ditembak dengan bola api.

     Surah al-Jinn berkisah bahwa ada jin yang disembah oleh manusia tolol.  Padahal, jin sebagai makhluk Tuhan diwajibkan menyembah Allah.  Kehidupan jin serupa manusia.  Ada jin Muslim dan kafir.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People