Senin, 08 Juli 2013

Terjemah Surah al-Qiyamah versi Abdul Haris Booegies


75. Al-Qiyamah
(Hari Kiamat)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
1.   Aku bersumpah demi Hari Kiamat.
2.   Aku bersumpah perihal jiwa yang selalu menyesali diri. [Penyesalan membuncah gara-gara pedosa ngeri bakal dibangkitkan sesudah mati]
3.   Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak sanggup mengumpulkan tulang-belulangnya (guna menghidupkan seperti semula)?
4.  Tidak seperti dugaannya!  Kami justru andal menyusun kembali secara sempurna sidik-sidik jarinya.
[1. Ayat ini bertalian dengan pertanyaan Adi bin Rabiah kepada Nabi Muhammad. “Apakah Allah akan menghidupkan tulang-belulang yang sudah hancur?”

2. Sidik jari manusia tidak ada yang sama.  Ini serupa dengan belang zebra yang tidak pernah sama]
5.   Manusia yang mengingkari kebenaran.  Ia tiada henti hendak berbuat durhaka.
6.   Ia bertanya sinis.  “Kapan Hari Kiamat terjadi?”
7.   Kiamat tiba kalau pandangan menjadi silau.
[Rasa takut berlebihan membuat pandangan silau. Ketakutan yang memuncak menimbulkan gejala berupa lutut gemetar, mata berkunang-kunang, perut perih dan ingin muntah]
8.   Bulan kelam tanpa cahaya.
9.   Mentari dan rembulan disatupadukan.
10.  Kala itu, manusia yang mengingkari Hari Kiamat berseru:  “Ke mana tempat menyelamatkan diri?”
11.  Jangan bertanya lagi!  Tiada tempat berlindung!
12.  Pada hari itu, kepada Tuhan saja keputusan seluruh perkara.
13.  Di momen itu, manusia diberitahu tentang ihwal yang dikerjakannya sekaligus yang ia lalaikan.
14.  Manusia pun menjadi saksi terhadap dirinya sendiri.
[Tubuh manusia menjadi alat bukti atas kejahatannya]
15.  Kesaksian itu tak terbantahkan kendati ia sengit mengemukakan berbagai dalil.
16.  Jangan kamu (wahai Nabi Muhammad) bergegas menggerakkan lidah membaca al-Qur’an lantaran ingin cepat menghafalnya.
17.  Kami yang mengumpulkan al-Qur’an di dalam hatimu seraya menetapkan bacaannya pada lidahmu (pandai membacanya).
18.  Bila Kami selesai membacakannya, maka, ikuti bacaannya.
[Mengikuti secara lisan sekaligus pengamalan]
19.  Di sisi Kami urusan untuk menjelaskan kandungannya.
20.  Sadarlah hai manusia!  Kalian doyan dengan kesenangan dunia yang cepat habis!
21.  Kamu mengabaikan bekal untuk Negeri Akhirat.
22.  Di Akhirat, paras insan saleh merona berseri.
23.  Mereka melihat kepada Tuhannya.
24.  Di hari itu, wajah pedosa muram.
25.  Mereka percaya bahwa malapetaka dahsyat segera ditimpakan.
26.  Sadarlah (jangan mengutamakan dunia).  Ingat bila nyawa sudah di kerongkongan.
27.  Orang pun berujar:  “Siapa bisa menawarkan jampi-jampi untuk menyembuhkannya?”
28.  Manusia yang sekarat yakin ini perpisahan (dengan dunia).
29.  Betis kiri dengan kanan akhirnya saling bertaut.
[Sakratul maut merupakan tahap sarat derita. Bukan cuma betis yang saling terkait. Pendengaran pun hilang, lidah tertekuk ke dalam dan kuku membiru]
30.  Pada hari itu, kamu digiring kepada Tuhanmu.
31.  Selama di dunia, ia tidak membenarkan Nabi Muhammad maupun al-Qur’an.  Tak sudi pula mengerjakan shalat.
32.  Ia mendustakan Nabi Muhammad.  Ia berpaling dari kebenaran.
33.  Ia pergi ke keluarganya.  Lagaknya begitu congkak.
34.  Hai manusia ingkar!  Celaka kamu!  Celaka sekali!
35.  Kau sungguh celaka!  Celaka sekali!
[Abu Jahal yang merupakan ikon Quraisy musyrik mengganggu Nabi Muhammad dengan cara mengikat pakaiannya. Allah kemudian memerintahkan Rasulullah agar menuding Abu Jahal. “Hai manusia ingkar! Celaka kamu!  Celaka sekali!  Kau sungguh celaka! Celaka sekali!” (al-Qiyamah: 34-35).

     Abu Jahal balik menantang. “Apakah kamu mengancamku? Siapa berani menerorku di Lembah Bakkah. Demi Allah, kau bersama Tuhanmu tidak mampu berbuat sesuatu pun. Saya lebih mulia kala berjalan di antara orang pegunungan”]
36.  Apakah manusia menyangka ia dibiarkan hidup tanpa tanggung jawab?
[Hidup manusia senantiasa diperhatikan.  Pegawai patuh kepada pimpinan. Ia takut berbuat salah. Ini menandaskan bahwa ada aturan yang dibebankan kepada pegawai. Begitu pula manusia dengan Tuhan.

  Pencuri beraksi di tengah malam. Ia tak menduga kalau tindak-tanduknya terekam CCTV.  Hal serupa terjadi pada manusia. Seluruh perilakunya diamati Tuhan]
37.  Pada mulanya ia setetes mani yang dipancarkan ke rahim.
38.  Kemudian menjadi segumpal darah.  Tuhan lantas menciptakannya.  Menyempurnakan kejadiannya sebagai manusia.
39.  Allah lalu menjadikan dua jenis.  Pria atau wanita.
40.  Kalau Allah berkuasa berbuat demikian.  Ia kuasa pula menghidupkan makhluk mati.









































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People