Senin, 22 Juli 2013

Terjemah Surah al-Munafiqun versi Abdul Haris Booegies


63. Al-Munafiqun
(Orang Munafik)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah
 

1.  Bila datang orang munafik kepadamu (wahai Nabi Muhammad).  Mereka berkata: “Kami bersaksi.  Kamu Rasul Allah”. Allah tahu bahwa kamu benar-benar RasulNya.  Allah pun tahu kalau pengakuan mereka sekedar dusta.
2.  Sumpah palsu dijadikan perisai (untuk keselamatan diri dan hartanya).  Mereka lalu merintangi orang lain menempuh jalan Allah.  Betapa buruk yang mereka kerjakan.
3.  Mereka telah beriman, namun, balik lagi menjadi kafir.  Akibatnya, hati mereka dikunci mati.  Tiada sanggup mengerti nilai iman.
4.  Bila kamu tatap orang munafik.  Kalian kagum pada keelokan posturnya.  Bila mereka bertutur.  Kamu terbuai oleh orasinya.  Sebenarnya mereka laksana balok kayu yang tersandar (tanpa daya hidup dan buah untuk dimanfaatkan).  Mereka cemas lantaran merasa bersalah.  Menyangka tiap pekik sebagai bahaya baginya.  Mereka musuh sejati.  Waspadalah terhadapnya.  Allah membinasakan mereka.  Sungguh mengherankan.  Bagaimana bisa mereka berpaling dari kebenaran.
[Penampilan orang munafik sangat mengesankan. Sedangkan karakter pribadinya jelek sekali.  Mereka malahan tidak menyadari perangai buruknya. Inilah yang dimaksud “balok kayu yang tersandar”]
5.  Bila dikatakan kepada mereka: ”Mari bertaubat supaya Nabi Muhammad memohonkan ampun kepada Allah untuk kalian”.  Mereka memalingkan muka.  Kamu lihat, mereka enggan sekaligus berlaku angkuh.
[Abdullah bin Ubay bin Salul diberitahu oleh seseorang. “Kalau bersua Nabi Muhammad, ia pasti memohon ampunan untukmu”. Ibnu Ubay cuma menggeleng. Ini menunjukkan bahwa ia menghina niat baik untuk dimintakan ampun]
6.  Sama saja bagi mereka.  Kamu memohonkan ampun atau tidak. Allah sama sekali tidak mengampuni.  Allah tidak membimbing kaum fasik.
[Fasik = Percaya kepada Allah, tetapi, tak mematuhi hukum Allah]
7.   Mereka berujar kepada kaum Anshar: “Jangan menyumbangkan hartamu kepada golongan Muhajirin yang bersama Rasulullah supaya mereka meninggalkan Nabi Muhammad”. Padahal, milik Allah perbendaharaan langit dan bumi.  Orang munafik itu tidak memahami hakikat sebenarnya.
8.  Mereka berkata lagi: ”Jika kita kembali ke Medinah (dari Perang Bani Mushthaliq).  Orang-orang kuat di pihak kita akan mengusir manusia lemah lagi hina (umat Islam)”.  Padahal kekuatan itu hanya bagi Allah, Rasul serta insan saleh.  Kawanan munafik itu tidak menyadari ihwal sesungguhnya.
[Zaid bin Arqam menyaksikan seorang Badui dengan seorang Anshar berselisih soal air pada Perang Bani Mushthaliq. Si Badui memukulkan sebatang kayu ke kepala orang Anshar sampai luka. Orang Anshar itu lalu mengadu ke Abdullah bin Ubay. Ibnu Ubay geram. “Jangan menyantuni orang miskin Muhajirin yang berada di sisi Nabi Muhammad agar mereka berpencar pergi. Kalau tiba di Medinah, orang termulia di antara kita selayaknya mengusir orang hina (kaum Mukmin)”.

     Zaid menyampaikan kepada pamannya provokasi Ibnu Ubay. Sang paman kemudian melaporkan peristiwa itu kepada Rasulullah.  Ketika dipanggil, Ibnu Ubay menampik pernyataan Zaid. Ia bersumpah atas nama Allah. Alhasil, Nabi Muhammad mempercayainya.  Sementara Zaid pulang ke rumah dengan perasaan sedih. Bahkan, ia dicela kaum Anshar. Zaid kemudian dipanggil oleh Rasulullah sesudah turun ayat. “Allah membenarkanmu”]
9.  Hai insan saleh! Jangan karena urusan harta dan anak-anakmu.  Kamu lengah mengingat Allah.  Siapa melakukan demikian.  Ia rugi.
10.   Dermakan sebagian rezeki yang Kami berikan kepadamu sebelum ajal menghampiri seorang di antara kalian.  Ia bermanis mulut: ”Wahai Tuhanku! Alangkah baik sekiranya Engkau melambatkan kedatangan ajalku.  Tunda sejenak supaya saya bersedekah.  Saya pun bisa tergolong orang saleh”.
11.   Allah tidak menunda kematian seseorang bila tiba ajalnya.  Pengetahuan Allah mendalam mengenai segala yang kalian perbuat.
[Nabi Muhammad menerangkan. Siapa punya harta untuk naik haji atau bersedekah, tetapi, ia tidak menunaikan. Kelak jika mati, ia meminta untuk kembali ke dunia]










































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People