Senin, 22 Juli 2013

Terjemah Surah al-Qalam versi Abdul Haris Booegies


68. Al-Qalam
(Pena)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Mahapemurah

1.   Nuun.  Demi pena.  Kemudian apa yang mereka tulis.

[Allah bersumpah dengan pena. Alat tulis-menulis itu merupakan gerbang pengetahuan. Dewasa ini, gadget dilengkapi alat tulis-menulis berupa keyboard]

2.   Berkat nikmat Tuhanmu (wahai Nabi Muhammad).  Kamu bukan orang gila.

3.   Kamu memperoleh pahala sangat besar.  Tiada putus-putus.

[Ayat ini diwahyukan untuk menenteramkan hati Rasulullah. Sebab, Quraisy musyrik Mekkah menudingnya sinting atau dirasuk setan]

4.   Kamu berbudi pekerti luhur.

5.   Kelak kamu melihat.  Orang-orang kafir juga akan melihat.

6.   Siapa sesungguhnya yang gila.

7.   Tuhanmu paling tahu siapa yang tersesat dari jalanNya.  Ia Mahatahu siapa yang memperoleh bimbingan.

8.    Jangan ikuti pendusta ayat-ayat Allah.

9.    Mereka menghendaki kamu bersikap lemah-lembut agar mereka lunak kepadamu.

10.  Jangan menuruti orang yang doyan bersumpah lagi hina pribadinya.

11.  Jangan ikuti yang suka mencaci dan mencela.  Mereka ke sana kemari menebar fitnah.

12.  Mereka menghalangi kebajikan.  Melanggar hukum-hukum agama sekaligus doyan berbuat dosa.

13.  Jangan mengikuti orang kasar dan kejam yang terkenal kejahatannya.

14.  Apakah ia mendustakan Islam karena hartawan atau punya banyak keturunan?

15.  Bila dibacakan ayat-ayat Kami.  Ia berkata: ”Ini dongeng dahulu kala!”

16.  Orang yang bersifat begitu.  Kami cap hidungnya.

17.  Kami telah timpakan bala terhadap musyrik Mekkah sebagaimana ditimpakan ke para pemilik kebun dari kaum terdahulu.  Saat itu mereka bersumpah pasti memetik buahnya pada besok pagi.

[Mereka sengaja memetik pada pagi agar orang miskin tidak mengetahuinya. Pemilik kebun tidak mau menyisihkan hak bagi fakir miskin. Golongan melarat biasa membantu agar diberi upah]

18.  Tiada mereka menyisihkan (untuk fakir miskin dan mengucap insya Allah).

[Mereka sangat yakin bahwa “pasti” besok buahnya dipetik. Mereka tidak mau mengucap “insya Allah” yang berarti semoga Allah berkenan]

19.  Mala dari Tuhanmu datang berputar-putar pada malam hari.  Kala itu, mereka terlelap.

20.  Kebun hangus.  Hitam bagai malam gelap-gulita.

[Kebun-kebun yang lebat itu cuma menyisakan arang. Buahnya ludes]

21.  Di pagi hari, mereka saling memanggil.

[Mereka saling memanggil agar bersama-sama menuju kebun]

22.  “Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika hendak memetik buahnya”.

23.  Mereka berangkat sambil bisik-berbisik.

[Dalam perjalanan, mereka berbicara dengan cara berbisik. Hal tersebut dilakukan agar orang yang berpapasan dengannya tidak mendengar obrolannya. Aspek itu juga mengecoh supaya orang tidak tahu kalau mereka menuju kebun]

24.  “Hari ini, jangan biarkan orang miskin masuk ke kebunmu”.

25.  Mereka berangkat dengan rasa percaya diri.  Mereka sebenarnya bisa meringankan beban orang miskin (dengan mempekerjakannya).

[Di dadanya menggumpal niat untuk menghalau orang miskin yang hendak membantu memetik]

26.  Tatkala kebunnya terlihat, mereka berkata:  “Kita tersesat”.

27.  Setelah memperhatikan saksama, mereka berujar: “Kita tidak salah jalan!  Kita tak memperoleh hasilnya!”

28.  Berkata seorang yang jernih akalnya di antara mereka: “Telah kukatakan padamu.  Elok nian sekiranya kamu memuji Allah”.

29.  Mendadak mereka sadar sembari mengucap: “Mahasuci Tuhan! Sungguh, kami orang yang berlaku zalim!”

30.  Sebagian berpandangan.  Saling menyalahkan.

31.  Mereka berkata: “Celaka betul! Kita adalah orang-orang yang melanggar batas!”

32.  “Semoga Tuhan memberikan ganti dengan kebun yang lebih baik.  Kepada Tuhan saja kita selalu mengharap ampunan serta karunia”.

[Said bin Jabir berkisah kalau mereka warga desa Dharwan, enam mil dari Shan’a, Yaman. Cerita lain menuturkan mereka penduduk Habsyah. Leluhur mereka tergolong Ahlul Kitab]

33.  Begitulah azab di dunia.  Siksa Akhirat lebih berat lagi andai mereka memahaminya.

34.  Kepada orang bertakwa.  Tersedia taman-taman Surga yang penuh nikmat dari sisi Tuhan.

35.  Apakah patut Kami perlakukan umat Islam sama dengan gerombolan durjana?

36.  Apa yang membuatmu sampai berpendapat demikian?  Bagaimana kamu menetapkan keputusan sungsang itu?

37.  Apakah kamu punya Kitab dari Tuhan.  Kemudian kamu mempelajarinya?

[Ayat ini menyindir orang-orang yang tidak menyimak dengan teliti esensi al-Qur’an]

38.  Kalian bisa memilih apa saja yang ada di dalamnya.

39.   Adakah padamu janji yang dipertegas dengan sumpah Kami.  Kemudian berlaku sampai Hari Kiamat.  Dengan janji itu kamu menetapkan keputusan sekehendak hati.

40.  Tanyakan (wahai Nabi Muhammad).  “Siapa yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil?”

41.  Apakah mereka punya sekutu yang sepaham?  Kalau ada, suruh ia datang jika mereka benar.

42.  Peringatkan mereka yang berpendapat demikian.  Tatkala situasi mencekam di Hari Kiamat.  Mereka dipanggil.  Disuruh sujud, namun, tidak berdaya melakukannya.

[Dalam ayat ini, a-Qur’an menggunakan istilah “pada hari ketika betis disingkap” yang bermakna “situasi mencekam di Hari Kiamat”]

43.  Mereka tertunduk.  Diliputi kehinaan.  Dulu di dunia diseru supaya sujud.  Mereka enggan.  Padahal, ia sehat.

[Ketika tidak berdaya sujud, pandangannya mengarah ke bawah. Pertanda takut, malu dan menyesal]

44.  Serahkan kepadaKu (wahai Nabi Muhammad) urusan pendusta al-Qur’an.  Kami nanti menariknya berangsur-angsur ke jurang kebinasaan.  Dari arah yang tiada mereka tahu.

45.  Aku beri tempo.  RencanaKu sangat teguh.

[Allah memberi tenggang waktu. Tidak langsung menyiksanya]

46.  Pernahkah kamu (wahai Nabi Muhammad) meminta upah?  Hingga, mereka merasa berat menanggung utang?

[Tidak ada Nabi atau Rasul yang meminta imbalan usai mendakwahkan risalah Allah. Pendengar pasti tak sudi dibebani utang. Akibatnya, mereka menjauh dari seruan yang disampaikan]

47.  Adakah pada mereka ilmu tentang aspek ghaib?  Lalu disalinnya untuk menentang ajaranmu?

48.  Bersabarlah (wahai Nabi Muhammad) terhadap hukum Tuhanmu.  Jangan bersikap seperti orang yang ditelan ikan.  Ia berdoa di perut ikan dalam keadaan marah kepada kaumnya.

[Nabi Muhammad diimbau bersabar menyangkut beban melaksanakan dakwah. Jangan ia seperti Nabi Yunus yang meninggalkan umatnya karena resah dan kecewa. Berbilang tahun berdakwah, tetapi, kaumnya tak kunjung beriman]

49.  Kalau ia tidak segera ditolong oleh Tuhannya.  Ia tercampak ke tanah tandus dalam keadaan tercela.

50.  Tuhan memilihnya sebagai Nabi.  Menjadikan ia termasuk orang saleh.

51.  Gerombolan kafir nyaris menggelincirkanmu dengan pandangan mata ketika mendengar az-Zikr (al-Qur’an).  Mereka berceloteh: “Ia (Nabi Muhammad) benar-benar gila!”

[Rasulullah dihipnotis. Segelintir masyarakat Arab mampu menghipnotis untuk membinasakan binatang dan manusia]

52.  Padahal, al-Qur’an merupakan peringatan bagi seluruh umat.

[Nabi Muhammad serta al-Qur’an adalah rahmat untuk alam semesta]



Keterangan

     Al-Qalam termasuk surah kedua yang diturunkan setelah al-Alaq.

     Nabi Sulaiman punya 60 istri.  Ia bersabda: “Malam ini saya akan menggauli semuanya.  Hatta, melahirkan putra yang tangkas menunggang kuda demi berjuang di jalan Allah”.

     Istri Nabi Sulaiman hanya satu yang hamil.  Bayi yang dilahirkan juga setengah manusia.

     Maharasul Muhammad bersabda: “Andai Nabi Sulaiman mengucap “insya Allah”, niscaya semua melahirkan putra yang cakap menunggang kuda demi membela agama Allah”.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People