(Bahasa pada terjemahan ini belum diedit secara utuh. Naskah ini tidak bertujuan komersial)
94. Surah ash-Syarh
Surah Alam Nasyrah
1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (wahai Muhammad seraya mengisinya dengan iman dan hikmah).
2. Kami meringankan bebanmu (dalam menyiarkan risalah).
3. Yang memberatkan tanggunganmu.
4. Kami telah meninggikan panggilan namamu (dengan kenabian dan kemuliaan).
5. Sungguh, sesudah kesusahan ada kemudahan.
6. Sungguh, sesudah kesukaran ada keringanan.
7. Bila kamu telah rampung (dengan urusan ibadah), maka, kerjakan ikhtiar lain secara tekun.
8. Kepada Tuhanmu saja kamu harus memohon.
Derajat Terjemahan
Terjemahan al-Qur’an bukan al-Qur’an sesungguhnya. Bukan al-Qur’an sejati yang diwahyukan kepada Maha Rasul Muhammad. Terjemahan mustahil menampung seratus persen maksud al-Qur’an. Sebab, semua bahasa yang digunakan dalam terjemahan al-Qur’an tidak efektif dan efisien.
Terjemahan al-Qur’an hanya deretan kata manusia, bukan untaian firman Allah dari Lauhul Mahfuz. Hingga, terjemahan al-Qur’an tidak hidup, tidak punya sukma yang bisa menggelorakan spirit. Terjemahan al-Qur’an selalu kaku dan membingungkan. Dengan demikian, posisi terjemahan sekedar “pengantar” untuk membaca al-Qur’an. Bukan “kunci” buat memahami al-Qur’an.
Istilah paling membingungkan dalam al-Qur’an yakni kata“nahnu” (Kami). “Kami” adalah sebutan Allah untuk diri-Nya. Dalam bahasa Arab, ada jamak kuantitas dan jamak kualitas. Jamak kuantitas menunjukkan jumlah banyak. Sementara jamak kualitas menerangkan bentuk tunggal dengan banyak predikat.
Allah menegaskan diri dengan “Kami” berkat predikat di sisi-Nya berjumlah banyak. Zat Esa itu tertoreh sebagai pencipta, pengatur, pemelihara, pengasih, penyayang sekaligus Raja Diraja alam semesta. Allah tidak tidur! Ia selalu sibuk mencipta seraya mendengar doa insan beriman.
“Semua makhluk di langit dan bumi selalu memohon kepada-Nya. Tiap waktu Ia sibuk (mencipta dan memelihara makhluk-makhluk-Nya)” (ar-Rahman: 29).
Ketika membaca al-Qur’an, maka, bertabur kata Allah dalam kitab suci. Harap dimaklumi bahwa nama asli penguasa langit dan bumi ialah Allah. “Aku ini Allah. Tidak ada Tuhan kecuali Aku!” (Thaha:14).
Allah sendiri menandaskan kalau nama-Nya tiada lain Allah. Terkutuklah sekelompok agen Thagut (sesembahan nista) berlabel Islam progresif berasas liberal yang berceloteh: “Tiada tuhan selain Tuhan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar