Oleh Abdul Haris Booegies
Selubung malam masih tersisa. Embun pagi belum terusik sinar mentari. Lampu merkuri pun masih memancarkan cahaya dalam tusukan cuaca di bawah suhu seputar 5-7 Celcius. Kondisi yang jarang dilewati nafas hiruk-pikuk kehidupan tersebut, rupanya tidak merintangi sekitar 300 wartawan mancanegara bersama beberapa fans fanatik. Plainfield yang terhampar di Indianapolis, sangat marak kala itu.
Pukul 06.10, mulut Indiana Youth Center menampakkan kesibukan. Pemburu berita, juru kamera berikut beberapa penggemar menahan nafas. Degup jantung pun terasa makin kencang melantunkan desak hasrat guna menjejaki rentetan peristiwa selanjutnya. Rombongan tubuh-tubuh kekar yang hitam legam kemudian muncul.
Ken Simmons, yang berbadan raksasa lantas berjalan sambil menyibakkan overcoat. Walau mantel panjangnya terus menutup, tetapi, sosok di belakangnya masih terlihat sesekali. Figur yang terselip di antara bodyguard Don “Dollar” King tersebut, adalah Michael Gerard Tyson. Wajahnya yang tampak santun membuat penggemarnya yang mengenakan T-shirt bertuliskan “Tyson is back”, berteriak gembira mengumandangkan nama mantan juara sejati itu.
Tyson yang keluar penjara dengan karakter agamis, akhirnya menepis segala keraguan atas statusnya. Iron Mike yang mengenakan kopiah haji serta baju putih yang dibalut jubah hitam, telah menghapus semua spekulasi seputar agama yang dianutnya. Maklum, selama mendekam di balik jeruji baja, ia tidak pernah secara resmi mengumumkan kalau dirinya seorang Muslim. Penampilan Tyson juga merupakan ekspresi dari nama barunya, Malik Abdul Aziz.
Ketika Iron Mike meninggalkan bui, sayup-sayup tersingkap perdebatan senyap terhadap keadilan yang enggan berpihak padanya dalam musibah perkosaan. Petinju Leber Beton tersebut dianggap telah menjalani pengadilan sesat. Vonis yang dijatuhkan hakim Patricia J. Gifford dinilai kurang tepat. Apalagi, saat sidang juri berlangsung, kedudukan sama kuat.
Enam menganggap Tyson tidak bersalah, enam lainnya menuduh bersalah. Bahkan, empat wanita yang jadi juri mengklaim The King of Knock Out itu tak bersalah. Mereka beralasan bahwa Desiree Washington punya maksud terselubung di balik gugatannya. Pool yang dilakukan CNN, juga menunjukkan bahwa 73 persen Nigger menyatakan Tyson diadili secara tidak fair. Sedangkan dari kalangan kulit putih 30 persen. Whitney Houston pun yakin bila Iron Mike adalah korban ketidakadilan dan rasialisme. Apalagi, masalah diskriminasi belum usai di negeri Paman Sam.
Tak seorang pun tahu bagaimana kontak tubuh Tyson-Desiree berlangsung, tidak juga Hotel Cantebury di Indianapolis. Orang hanya mafhum bahwa The Champion Forever itu sangat gampang mengajak Miss Black American tersebut masuk kamar 606 tatkala jam menunjukkan pukul 02.00 pada 19 Juli 1991. Sepasang manusia itu lalu bergumul menghabiskan separuh malam yang hangat.
Aktivitas ranjang mereka tiba-tiba terkuak saat Desiree mengaku digagahi Tyson. Tuduhan tersebut kemudian dibantah sengit Iron Mike. Pasalnya, percintaan semalam itu dilakukan atas dasar suka sama suka.
Tudingan Desiree akhirnya dicurigai sebagai sebuah jebakan. Ia dipandang oportunis yang mencari kesempatan demi meluluhlantakkan petinju bergelar The Baddest Man on the Planet tersebut. Bahkan, di balik tuduhan peserta kontes kecantikan asal Rhode Island itu, diduga berdiri suatu komplotan yang ingin menghancurkan karier Tyson.
Mafia, penjudi atau kubu lawan berikutnyakah yang menjebak Manusia Besi tersebut dengan mengumpan Desiree? Sebab, ketika itu, Tyson mempersiapkan diri untuk merebut kembali mahkotanya yang melilit di pinggang Evander Holyfield. Dalam menghadapi pertarungan tersebut, Holyfield sempat minta petunjuk kepada Muhammad Ali guna mengatasi superioritas Iron Mike di atas ring.
Munculnya penilaian terhadap pengadilan Tyson, memperlihatkan jika ada power dahsyat yang dibawa si Leber Beton dari penjara. Power hebat itu yakni Islam. Dengan agama tersebut, brother Tyson memiliki peluang mempengaruhi wibawa komunitas tinju maupun fenomena kehidupan Islam di Amerika. Minimal ia dapat mengubah citra Islam di mata fans fanatiknya.
Syiar Islam dalam sosok Tyson itulah yang seolah membuat segelintir orang mengungkit kembali pengadilan semrawut yang menyeret Iron Mike ke balik terali besi. Mereka ibarat menggugat bahwa andai Tyson tak masuk penjara, maka, ia tidak akan pernah berpindah akidah. Apalagi, The King of the Ring tersebut sempat dibaptis oleh pendeta Hendry Payden pada 27 November 1988.
Kini, orang-orang yang berhasil menjebloskan Tyson ke hotel prodeo mulai merana ditinggal oleh kesaksiannya sendiri. Desiree malahan digerogoti rasa frustrasi. Puja-puji yang sempat menyelimuti mereka saat membantai Iron Mike, sudah lenyap. Konspirasi dengan perhitungan yang dilandasi dimensi, perspektif, analisis serta estimasi matang, justru terkapar oleh ketabahan Tyson dalam menghitung hari-hari sejak 26 Maret 1992 sampai 25 Maret 1995.
“Lihat! Bagaimana mereka telah berdusta terhadap dirinya sendiri. Sembahan-sembahan yang dulu mereka ada-adakan, sirna meninggalkannya (al-An’am: 24).
(PANJI MASYARAKAT NO.825, TAHUN XXXV, 21-30 ZULQA1DAH, 21-30APR1L 1995)
(PANJI MASYARAKAT NO.825, TAHUN XXXV, 21-30 ZULQA1DAH, 21-30APR1L 1995)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar