(Bahasa pada terjemahan ini belum diedit secara utuh. Naskah ini tidak bertujuan komersial)
90. Surah al-Balad
(Metropolitan Mekah)
1. Aku bersumpah demi kota (Mekah) ini.
2. Kamu (hai Muhammad) tinggal di kota ini (selalu diteror).
3. (Aku bersumpah) demi manusia yang melahirkan dan yang dilahirkan.
4. Kami menciptakan manusia selalu menghadapi keadaan susah-payah (jasmani dan rohani).
5. Pantaskah manusia yang begitu kondisinya (mau dikelabui oleh kekuasaan dunia)? Ia mengira tiada yang berkuasa atas dirinya.
6. Manusia (yang bermegah-ria dengan kekayaannya tidak layak) berseru: “Saya telah menghabiskan banyak harta (demi kebaikan sosial)”.
7. Apakah ia mengira bahwa tak ada yang melihatnya (seraya mengetahui niatnya menghamburkan kekayaan).
8. (Manusia yang terperdaya harta) telah Kami berikan dua mata (untuk melihat kekuasaan dan kekayaan Kami).
9. Kami beri lidah dan sepasang bibir (untuk memudahkan kegiatannya).
10. Kami tunjukkan kepadanya dua jalan (kebaikan dan kejahatan)
11. Manusia tidak menempuh jalan terjal. Jalan yang tinggi derajatnya di sisi Allah.
12. Tahukah kamu jalan yang tinggi kadarnya di sisi Allah?
13. (Kepada manusia yang mampu ialah) memerdekakan hamba dari perbudakan.
14. Memberi makan pada hari kelaparan.
15. Kepada anak yatim dan kerabat.
16. Kepada orang miskin yang terlunta-lunta.
17. Selain (tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan) itu, ia tidak termasuk pula insan beriman. Tidak saling berpesan supaya sabar seraya berkasih sayang.
18. (Insan beriman yang mengerjakan perbuatan yang tinggi derajatnya di sisi Allah) Mereka adalah golongan kanan.
19. Sementara yang ingkar terhadap ayat-ayat Kami. Mereka termasuk golongan kiri.
20. Mereka berada dalam Neraka yang tertutup rapat (agar apinya terasa kuat).
Derajat Terjemahan
Terjemahan al-Qur’an bukan al-Qur’an sesungguhnya. Bukan al-Qur’an sejati yang diwahyukan kepada Maha Rasul Muhammad. Al-Qur’an selalu berbahasa Arab. Tidak dinamakan al-Qur’an kalau firman-firman Allah itu disadur ke bahasa Bugis atau Perancis. Soalnya, terjemahan mustahil menampung seratus persen maksud al-Qur’an. Sebab, semua bahasa yang digunakan dalam terjemahan al-Qur’an tidak efektif dan efisien.
Terjemahan al-Qur’an hanya deretan kata manusia, bukan untaian Kalam Ilahi dari Lauhul Mahfuz. Hingga, terjemahan al-Qur’an tidak hidup, tidak punya sukma yang bisa menggelorakan spirit. Terjemahan al-Qur’an selalu kaku dan membingungkan. Dengan demikian, posisi terjemahan sekedar “pengantar” untuk membaca al-Qur’an. Bukan “kunci” buat memahami al-Qur’an.
Istilah paling membingungkan dalam al-Qur’an yakni kata“nahnu” (Kami). “Kami” adalah sebutan Allah untuk diri-Nya. Dalam bahasa Arab, ada jamak kuantitas dan jamak kualitas. Jamak kuantitas menunjukkan jumlah banyak. Sementara jamak kualitas menerangkan bentuk tunggal dengan banyak predikat.
Allah menegaskan diri dengan “Kami” berkat predikat di sisi-Nya berjumlah banyak. Zat Esa itu tertoreh sebagai pencipta, pengatur, pemelihara, pengasih, penyayang sekaligus Raja Diraja alam semesta. Allah tidak tidur! Ia selalu sibuk mencipta seraya mendengar doa insan beriman.
“Semua makhluk di langit dan bumi selalu memohon kepada-Nya. Tiap waktu Ia sibuk (mencipta dan memelihara makhluk-makhluk-Nya)” (ar-Rahman: 29).
Ketika membaca al-Qur’an, maka, bertabur kata Allah dalam kitab suci. Harap dimaklumi bahwa nama asli penguasa langit dan bumi ialah Allah. “Aku ini Allah. Tidak ada Tuhan kecuali Aku!” (Thaha:14).
Allah sendiri menandaskan kalau nama-Nya tiada lain Allah. Terkutuklah sekelompok agen Thagut (sesembahan nista) berlabel Islam progresif berasas liberal yang berceloteh: “Tiada tuhan selain Tuhan”.
Abdul Haris Booegies
Tidak ada komentar:
Posting Komentar