Sabtu, 09 Juli 2011

Terjemahan Surah al-Bayyinah versi Abdul Haris Booegies

(Bahasa pada terjemahan ini belum diedit secara utuh.  Naskah ini tidak bertujuan komersial)


98. Surah al-Bayyinah

1.  Orang-orang yang ingkar dari kalangan Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) bersama kaum musyrik.  Mereka berkata tidak akan hengkang dari agamanya sebelum datang bukti jelas.
2.  Seorang Rasul Allah (Nabi Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran suci (al-Qur’an).
3.  Di dalamnya terkandung kitab-kitab kebenaran (Taurat, Zabur dan Injil yang murni).
4.  Orang Yahudi dan Nasrani yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tidak terpecah-belah.  Mereka terpecah-belah sesudah datang bukti yang nyata.
5.  Padahal, mereka hanya disuruh menyembah Allah.  Diperintahkan menjalankan ibadah kepada Allah semata.  Teguh di atas tauhid.  Diperintahkan mendirikan shalat seraya menunaikan zakat.  Begitulah agama sejati.
6.  Orang kafir dari Ahli Kitab dan kalangan musyrik akan digiring ke Neraka Jahanam.  Mereka selamanya di sana.  Mereka makhluk paling jahat.
7.  Insan beriman dan beramal saleh.  Mereka tergolong makhluk terbaik.
8.  Balasan dari Tuhan kepada mereka ialah Surga Aden (kediaman abadi).  Di bawahnya mengalir rupa-rupa sungai.  Di sana mereka kekal.  Allah senang terhadap mereka.  Sementara mereka pun bahagia dan bersyukur atas nikmat Allah.  Demikianlah anugerah bagi manusia yang takut (melanggar perintah) Tuhannya.

Derajat Terjemahan
     Terjemahan al-Qur’an bukan al-Qur’an sesungguhnya.  Bukan al-Qur’an sejati yang diwahyukan kepada Maha Rasul Muhammad.  Terjemahan mustahil menampung seratus persen maksud al-Qur’an.  Sebab, semua bahasa yang digunakan dalam terjemahan al-Qur’an tidak efektif dan efisien.
     Terjemahan al-Qur’an hanya deretan kata manusia, bukan untaian firman Allah dari Lauhul Mahfuz.  Hingga, terjemahan al-Qur’an tidak hidup, tidak punya sukma yang bisa menggelorakan spirit.  Terjemahan al-Qur’an selalu kaku dan membingungkan.  Dengan demikian, posisi terjemahan sekedar “pengantar” untuk membaca al-Qur’an.  Bukan “kunci” buat memahami al-Qur’an.
     Istilah paling membingungkan dalam al-Qur’an yakni kata“nahnu” (Kami).  “Kami” adalah sebutan Allah untuk diri-Nya.  Dalam bahasa Arab, ada jamak kuantitas dan jamak kualitas.  Jamak kuantitas menunjukkan jumlah banyak.  Sementara jamak kualitas menerangkan bentuk tunggal dengan banyak predikat.
     Allah menegaskan diri dengan “Kami” berkat predikat di sisi-Nya berjumlah banyak.  Zat Esa itu tertoreh sebagai pencipta, pengatur, pemelihara, pengasih, penyayang sekaligus Raja Diraja alam semesta.  Allah tidak tidur!  Ia selalu sibuk mencipta seraya mendengar doa insan beriman.
     “Semua makhluk di langit dan bumi selalu memohon kepada-Nya.  Tiap waktu Ia sibuk (mencipta dan memelihara makhluk-makhluk-Nya)” (ar-Rahman: 29).
     Ketika membaca al-Qur’an, maka, bertabur kata Allah dalam kitab suci.  Harap dimaklumi bahwa nama asli penguasa langit dan bumi ialah Allah.  “Aku ini Allah.  Tidak ada Tuhan kecuali Aku!” (Thaha:14).
     Allah sendiri menandaskan kalau nama-Nya tiada lain Allah.  Terkutuklah sekelompok agen Thagut (sesembahan nista) berlabel Islam progresif berasas liberal yang berceloteh: “Tiada tuhan selain Tuhan”.

Abdul Haris Booegies

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People