Menyambut Maulid Mahanabi Muhammad
24 Januari 2013
Kekayaan Mahanabi Muhammad
Oleh Abdul Haris
Booegies
Siapa nabi terkaya? Jawabnya tentu Nabi Sulaiman. Begitu kaya ia sampai memohon kepada Allah
untuk memberi rezeki selama sebulan ke seantero dunia. Permintaan itu ditolak lantaran Raja Sulaiman
pasti tidak sanggup kendati cuma sehari.
Siapa nabi termiskin? Nabi Ayub termasuk pesuruh Allah yang
fakir. Sebelumnya, ia tergolong taipan
global. Ladang serta kebunnya teramat
luas. Harta benda tak membuat Nabi Ayub
tertipu pesona duniawi. Ia tetap tekun
berzikir.
Kekayaan Nabi Ayub ludes ketika ia sakit
selama tujuh tahun. Teman hidupnya hanya
kesengsaraan. Tubuhnya ringkih oleh
penyakit, tetapi, hatinya subur dengan iman.
Nabi Ayub termasuk insan tabah. “Kami menyaksikan Nabi Ayub sebagai orang
sabar. Ia hamba terbaik” (Shaad:
44).
Allah mengabadikan Nabi Ayub empat kali
dalam al-Quran. Namanya tertoreh di an-Nisa,
al-An’am, al-Anbiya dan Shaad.
Nabi Ayub merupakan keturunan Nabi
Ibrahim. “Sebagian dari susur galur Nabi
Ibrahim yaitu Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ayub, Nabi Yusuf, Nabi Musa serta
Nabi Harun” (al-An’am: 84).
Silsilah Nabi Ayub ialah Amush bin Zarun bin al-Ish bin Nabi Ishaq bin
Nabi Ibrahim.
Kehidupan para nabi identik dengan
perjuangan. Dalam berdakwah, mereka
tidak diperkenankan menerima upah. Tak
ada nabi yang minta bayaran sesudah berkhotbah.
Mereka justru menyiapkan sendiri bekal untuk berdakwah. Para nabi tidak punya honor dalam menyuarakan
risalah Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari, Maharasul
Muhammad juga hidup pas-pasan. Ia tak
memiliki istana sebagai seorang presiden negara Islam. Selama hidupnya, ia menikah sebanyak 13
kali. Isu bahwa Mahanabi Muhammad punya
harem sekedar cock and bull story (cerita bohong) gerombolan orientalis
yang doyan caqueter (membual).
Rumah sempitnya malahan satu dinding dengan masjid.
Kehidupan bersahaja Rasulullah
sesungguhnya merupakan pedoman hidup bagi umatnya. Hikmah mengenai kesederhanaan Mahanabi
Muhammad tiada lain pelecut. Rasulullah
sebagai kekasih Allah tertera sebagai individu bersahaja. Walau demikian, gairah imannya tidak pudar. Harta berlimpah bukan pijakan meraih
kesuksesan. Ketegaran di tengah
keterbatasan justru menjadi jalan tol menggapai keberhasilan.
Rasulullah berjuang menebar Islam tanpa
dana bertumpuk. Hasilnya ternyata
kegemilangan luar biasa. Dari tengah
gurun ia menebar Islam. Dari kerumunan
kafilah-kafilah temperamental ia menyodorkan pelita kehidupan.
Kini, bermilyar insan ikhlas beriman kepada
ajarannya. Padahal, ia tak pernah
dilihat. Musuhnya memuji, umatnya
memuja. Ia bukan tuhan! Bukan keturunan dewa dari kahyangan. Tidak ada yang pernah menyembahnya sekalipun
namanya tak putus didengungkan. Mahanabi
Muhammad sekedar pesuruh Allah. Meski
demikian, figurnya abadi sebagai manusia paling mulia sampai hari kiamat.
Aneka Harta
Dalam hidupnya, harta Rasulullah sangat
minim untuk ukuran seorang petinggi nomor satu di suatu negara. Sebagai panglima perang, ia memiliki sebelas
pedang. Di antara pedangnya ada yang
bernama Rasub. Pedang tersebut dulunya
merupakan hadiah Ratu Bulqis as-Sughra kepada Nabi Sulaiman. Kemudian Matsur yang diyakini pedang buatan
jin. Lantas Shamshamah dan Zulfiqar. Di samping pedang, ia punya pula tongkat
komando.
Baju besi Mahanabi Muhammad ada
tujuh. Sebuah di antaranya bernama
Sugdiyah. Zirah itu dipakai Nabi Daud
saat mempecundangi Jalut. Rasulullah
juga memiliki enam busur, lima tombak serta lima lembing kecil. Lalu perisai ada tiga.
Mahanabi Muhammad punya pula cincin yang
berfungsi sebagai stempel. Kemudian aba’ah
(mantel) dari katun. Ia juga memiliki
kasur ijuk dengan bantal dari kulit.
Rasulullah punya pula penutup kepala (sorban). Sedangkan hibarah (busana wanita
berwarna hitam) dari Yaman, ada dua.
Mahanabi Muhammad juga memiliki dua tongkat.
Kuda kepunyaan Rasulullah berjumlah
enam. Bagal pun ada enam. Lantas Mahanabi Muhammad memiliki pula dua
keledai berikut dua kijang. Rasulullah
juga punya 40 unta perahan. Selain itu,
memiliki tiga unta betina bernama al-Adhba, ash-Shahba dan ad-Dihaj.
Adhba boleh dibilang unta manusiawi! Tatkala Mahanabi Muhammad mangkat, maka,
Adhba gundah-gulana. Unta tersebut
kehilangan gairah hidup. Gejolak maupun
gelora hatinya serasa beku. Ia ogah
makan atau minum. Pembantu serta famili
Rasulullah berusaha menghiburnya. Adhba
tidak peduli. Ia akhirnya mati gara-gara
mogok makan.
Kambing Mahanabi Muhammad berjumlah
delapan. Tujuh digembalakan Ummu
Aiman. Sementara yang seekor dipelihara
sendiri buat diminum susunya. Rasulullah
punya pula seekor ayam jantan putih.
Duit Terakhir
Mahanabi Muhammad bertitah: “Kami para
nabi tak mewariskan emas, perak atau tanah.
Pusaka kami cuma iman, hikmah, ilmu dan sunah”. Dalam perkara harta, Rasulullah bersabda:
“Ini sekedar rezeki yang Allah limpahkan kepada saya semasa hidupku. Kalau saya meninggal, maka, menjadi milik
kaum Muslim”.
Menjelang ajal, Mahanabi Muhammad
menyisakan uang tujuh dinar. Ia lalu
menyuruh keluarganya menyedekahkan duit itu.
Perintah Rasulullah rupanya tidak digubris. Sebab, kala itu kerabatnya sibuk mengurus
penyakitnya.
Sehari sebelum kematiannya, Mahanabi
Muhammad bertanya soal uang tersebut.
Siti Aisyah mengaku masih menyimpannya.
Rasulullah kemudian menggenggam duit itu seraya mengeluh. “Apa jawabku andai saya menghadap Allah
dengan uang masih di tanganku?” Duit
terakhir kepunyaan Mahanabi Muhammad yang berjumlah tujuh dinar tersebut
akhirnya segera disedekahkan.
Ketika Rasulullah sakit, Siti Fatimah
az-Zahra al-Batul memandang roman ayahnya sembari bertutur: “Ia seorang yang
berjiwa bersih. Ia dinaungi mega. Ia penolong yatim-piatu. Ia pelindung para janda”.
Di masa hidupnya, Mahanabi Muhammad
menyediakan rumah khusus kepada istri-istrinya.
Ia secara bergantian menginap di kediaman para istrinya.
Istri Rasulullah yang bernama Zainab binti
Khuzaimah dikenal sebagai Ummul Masakin (ibu kalangan miskin). Zainab mashur berkat murah hati, penuh kasih
sayang serta kelembutan terhadap kaum melarat.
Ia senantiasa memberi makanan dan bersedekah kepada komunitas papa.
Sebagian harta Mahanabi Muhammad diperoleh
dari persembahan. Contohnya yakni
kampung Fadak. Desa itu dihibahkan kepadanya
oleh kalangan Yahudi. Fadak begitu
subur. Pohon kurma tumbuh berderet. Sedangkan mata-mata air memancar deras.
Saat Rasulullah wafat, Fadak ditangani
Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq. Fadak
dijadikan harta negara. Sebagai milik Daulah
Islamiyah, maka, Fadak digunakan demi kepentingan umum serta usaha-usaha
positif.
“Engkau Muhammad adalah pilihanKu. Engkau wali bagi cahaya sekaligus petunjukKu. Berkat eksistensimu, maka, Aku akan
menciptakan bumi dan langit. Ada pahala
serta siksa. Ada Surga dan Neraka”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar