Sabtu, 04 Maret 2023

Dulu, Kala Santri Bandel


Dulu, Kala Santri Bandel
Oleh Abdul Haris Booegies


     Hikayat tentang kebadungan santri sudah jamak terdengar.  Sebetulnnya, kenakalan merupakan ekstra-aktivitas supaya santri bersangkutan kerasan di kampus.  Kebandelan ibarat kiat agar santri dapat bertahan selama enam tahun.  Santri badung niscaya mewarnai perjalanan sejarah sebuah angkatan atau pesantren itu sendiri.  Di Pesantren Modern Pendidikan al-Qur'an IMMIM, santri hidup dalam keceriaan, persahabatan dan secuil pengkhianatan.
1.  Teringat santri perokok.  Sebatang rokok bergantian diisap oleh lima santri.  Rokok habis, air liur mereka pun meleleh karena masih mau merokok.
2.  Teringat sohib yang membawa becce laung alias sakko sakko (kue khas Bugis).  Penganan tradisional ini wajid didampingi air minum.  Kalau tidak, bisa tersedak.  Bahkan, batuk-batuk.  Maklum, seperti mengunyah pasir, alot di mulut.
3.  Teringat saat kabur ke bioskop seraya mengenakan sandal jepit yang bukan pasangannya.  Ukuran beda, warna juga lain.
4.  Teringat diomeli oleh pimpinan kampus.  "Kamu sudah rawan!  Kamu sudah rawan!"  "Kamu sudah gawat!  Kamu sudah gawat!"
5.  Teringat di dapur ada rekan mengembat ikan di ompreng lain.  Ia lantas mengumpet ikan tersebut di sela kaki serta sandal yang dipakainya.  Rasanya sedap.
6.  Teringat dengan kenakalan yang telah diperhitungakan bakal aman, ternyata terciduk juga.  Rupanya ada mata-mata, pengkhianat di antara sesama santri.  Bajingan, huh!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People