108. Al-Kautsar
(Nikmat Berlimpah)
Dengan Nama Allah, Pemilik Kasih Sayang yang Maha Pemurah
1.Kami telah menganugerahkan kebajikan berlimpah kepadamu
(wahai Nabi Muhammad).
[Al-Kautsar merupakan nama sungai di Surga yang
dipersembahkan kepada Nabi Muhammad]
[Berkurban untuk disedekahkan kepada golongan fakir]
3. Orang yang membencimu. Ia terputus (dari rahmat Allah).
[Pembenci Nabi Muhammad akan terputus dari
keturunan. Ia jauh dari kebajikan di
dunia dan Akhirat]
Asbabun Nuzul
Di suatu hari,
Nabi Muhammad mengantuk. Tiba-tiba
senyum menghias bibirnya. Allah
mewahyukan kepadanya bahwa: “Kami sudah
mengaruniakan kebajikan berlimpah kepadamu”.
Rasulullah
menafsirkan al-Kautsar sebagai sungai. Di dalamnya penuh kenikmatan berlimpah. Di Hari Kiamat, kaum Muslim berkesempatan
meneguk air al-Kautsar.
Politisi, taipan
dan pujangga Yahudi Ka’ab bin al-Asyraf tiba di Mekah. Gerombolan Quraisy bertanya. “Apakah kau penduduk terbaik Medinah
sekaligus pemimpin mereka”. “Ya”, jawab
Ka’ab. “Kau melihat di sana ada yang
mengaku lebih baik dibandingkan kami.
Padahal, kami pelayan haji serta pemangku Ka’bah”, imbuh kaum
Quraisy. “Kalian lebih baik ketimbang
dia”, tandas Ka’ab. Allah berfirman:
“Orang yang membencimu. Ia terputus”.
Ka’ab ulet
merangkai kata-kata puitis untuk melecehkan Nabi Muhammad. Ia pun merendahkan kehormatan wanita
Muslimah. Di sisi lain, ia
mengumandangkan pujian kepada para musuh-musuh Islam.
Tindakan
subversif Ka’ab terhadap negara Medinah merisaukan Nabi Muhammad. Apalagi, Ka’ab tidak gentar menistai
Allah. Dinas intelijen lantas merancang
siasat untuk menghentikan aksi Ka’ab.
Muhammad bin
Maslamah ditunjuk sebagai kepala misi.
Ia membawahi Abbad bin Bisyr, Abu Nailah, Harits bin Aus dan Abu Abs bin
Jabr.
Pada 14 Rabiul
Awwal 3 Hijriah, operasi intelijen itu berhasil merampungkan tugas. Ka’ab terjengkang oleh bacokan pedang. Hidupnya tamat setelah Muhammad bin Maslamah merobek
perutnya dengan kapak.
Kematian Ka’ab melemahkan semangat etnis Yahudi. Mereka tidak lagi berani menyerang kehormatan
Nabi Muhammad dan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar