Senin, 07 Mei 2012

Nicolas Sarkozy dan Hubungan Bilateral Perancis-Indonesia


Menyongsong Pemilu Perancis 22 April 2007

Nicolas Sarkozy
dan Hubungan Bilateral
Perancis-Indonesia
Oleh Abdul Haris Booegies
Peminat Masalah Perancis

     Pada 22 April 2007, pemilihan presiden Perancis berlangsung. Dua nama selebriti politik negeri Gallia mencuat sebagai kandidat. Mereka adalah Nicolas Paul Stephane Sarkozy de Nagy-Bocsa yang biasa dipanggil Sarko serta Marie Segolene Royal.
     Peluang Sarkozy tetap menggelegak berkat keterlibatannya yang menonjol dalam perpolitikan selama ini. Sarkozy memang terkesan dikepung musuh gara-gara mulutnya yang cerewet mengecam ke sana ke mari. Kendati tubuhnya tergolong pendek, tetapi nyalinya besar nian. Hingga, ia dianggap titisan Napoleon Bonaparte.
     Turki yang berniat bergabung dengan Uni Eropa (UE), ditentangnya. Ia menilai Turki tak punya tempat di UE. Diktum Sarkozy yang paling kontroversial terjadi di awal November 2005. Ketika Perancis dilanda huru-hara oleh kematian dua imigran, ia justru menambah kemarahan massa. Tewasnya Zyed Benna keturunan Tunisia dan Bouna Traore asal Mali menjadi minyak mesin kerusuhan. Sarkozy menyebut perusuh Afrika Utara maupun Afrika hitam sebagai sampah. Ia malahan memerintahkan agar mendeportasi orang asing yang terbukti melakukan tindak kekerasan selama kerusuhan.
     Pernyataan pedas Sarkozy bak jerami tersulut api. Ia bukannya menawarkan buluh perindu, namun, menerapkan prinsip kebijakan zero-tolerance. Akibatnya, Perancis yang berpenduduk 50.656.178 jiwa, sontak diguncang keonaran yang teramat parah. 9.000 kendaraan hangus dilalap si jago merah. Sementara puluhan gedung publik serta bisnis diobrak-abrik massa.
     Kantor, sekolah, mal, pabrik, gudang, stasiun pengisian bahan bakar, toko furniture dan elektronik, luluh-lantak menjadi puing-puing. Disamping itu, para perusuh membakar pula kantor surat kabar Nice-Matin di Grasse yang terletak di Perancis tenggara.
Massa yang beringas juga melabrak pos polisi. Bahkan, berperang secara terbuka dengan polisi. “Intifada ala Perancis” tersebut, menyisakan ratusan orang cedera. Sedangkan yang ditangkap melebihi angka 2.000.
     Fase itu seolah membuat Perancis kolaps. Sebab, ekonomi langsung porak-poranda. Arkian, industri asuransi rugi 200 miliar euro.
     Kepul asap kerusuhan sosial yang brutal belum benar-benar sirna. Kini, ambisi Sarkozy yang dipandang representase partai berhaluan kanan (nasionalis), kembali dihadang ganjalan berat dari Royal. Calon dari kubu Sosialis tersebut diibaratkan oleh masyarakat Perancis sebagai Jeanne d’Arc. Joan of Arc adalah jagoan tomboi abad ke-15 yang dipercaya masih perawan.

Borjuis Perancis
     Sarkozy ataukah Royal yang terpilih, tetap akan menghadapi realita ekonomi yang murung. Ekonomi Tiongkok, Jepang serta Jerman yang mengkilap dengan chiffre d’affaires (omzet) raksasa, membuat Perancis ngiler dengan air liur yang meleleh-leleh. Alhasil, presiden Perancis yang kelak terpilih mesti aktif merebut pengaruh di kawasan lain dunia.
     Indonesia merupakan negeri yang memiliki ikatan bisnis dengan Perancis. Hatta, agresivitas Perancis dalam mencari mitra merupakan berkah terhadap Indonesia. Respons positif itu bakal menjadi gerbang bagi Indonesia guna bersentuhan dengan negara-negara Eropa.
     Sarkozy lahir di Paris pada 28 Januari 1955. Ia lalu dibaptis sebagai pemeluk Katolik. Ayahnya, Paul Nagy-Bocsa Sarkozy merupakan pelarian dari Hongaria. Ia meninggalkan negaranya saat Rusia merangsek masuk pada 1944.
     Ibunda Sarkozy bernama Andree Mallah. Ia keturunan Yahudi dari Salonica. Ranah tersebut dulu bagian dari Kekaisaran Ottoman. Sekarang, Salonica termasuk belahan negeri Yunani. Di Negeri Anggur, keluarga Sarkozy gemar menampakkan diri sebagai mainstream borjuis Katolik dari sebelah barat Perancis.
     Sarkozy menempuh pendidikan di sekolah Katolik Cours Saint-Louis de Monceau. Ia meraih diploma hukum dari Universitas Paris di Nanterre.
     Pada 1983, Sarkozy menjabat Walikota Neuilly-sur-Seine. Pada 1993-1995, ia menduduki jabatan Menteri Anggaran dalam kabinet Perdana Menteri Edouard Balladur. Ia lantas ditunjuk sebagai Menteri Dalam Negeri pada 2002. Sarkozy kemudian menjadi Menteri Ekonomi, Keuangan dan Industri di era Perdana Menteri Jean-Pierre Raffarin. Di bawah Perdana Menteri Dominique de Villepin, kembali Sarkozy menjabat Menteri Dalam Negeri.

Pro-AS
     Pada Mei 2005, Sarkozy diangkat sebagai Presiden Union pour un Mouvement Populaire (UMP). Partai konservatif itu yang kini berfungsi sebagai kendaraan politiknya demi menggapai tujuan besarnya menjadi presiden.
     Dalam merebut hati rakyat, maka, Sarkozy yang workaholic, ambisius, otoriter, hiperaktif, populis serta punya insting proteksi, menawarkan beberapa program. Ia, misalnya, berencana melonggarkan Undang-undang Perburuhan yang merugikan pemerintah. Lalu mengurangi jumlah pegawai negeri. Selain itu, ia berniat pula menerapkan diskriminasi khusus terhadap imigran, terutama umat Islam.
     Darah Sarkozy yang berlumur gen Hongaria, Yahudi dan Perancis, makin berwarna-warni lantaran ia dikenal sebagai politisi yang pro-Amerika Serikat. Sarkozy dituding meninggalkan nilai-nilai tradisional Perancis seraya menganut reformasi ekonomi model Paman Sam. Akibatnya, ia ditentang jemaah yang tidak menyokong ekonomi laissez-faire (hak individu untuk bebas berekspresi dalam perekonomian kapitalis). Di samping itu, pengaruh politik utamanya diadopsi dari Inggris. Ia mengidolakan Tony Blair yang sanggup menggoda media.
     Sarkozy atau Royal yang terpilih sebagai presiden, bukan perkara bagi Indonesia. Sebab, siapa saja yang bertahta pasti berkehendak mengawal Perancis menuju puncak peradaban. Sarkozy maupun Royal tentu memiliki ambisi supaya Perancis berperan secara signifikan di tataran global.
     Il y va de la survie de ce que nous avons de plus cher, nos cultures, notre histoire, notre facon d’imaginer et de construire le monde (Perancis cuma perlu mempertahankan kepunyaannya yang paling berharga berupa kebudayaan, sejarah, cara membayangkan sekaligus metode membangun dunia).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People