Presiden
George Bush ke Indonesia
George
Bush
Wajah
Purba Amerika
Oleh Abdul
Haris Booegies
Di tiap kunjungan ke negara lain, Presiden
George Walker Bush selalu dihantui sebagai target bangsa lain. Kini, Bush bakal singgah selama enam jam di
Istana Bogor pada 20 November 2006.
Di zaman sekarang, AS identik dengan
kekuatan, keangkuhan serta kekacauan. Di
mana ada perang, di situ ada Amrik. Taliban
di Afghanistan berantakan lantaran dibombardir prajurit AS. Keluarga Saddam Hussein di Irak kocar-kacir
setelah diberondong serdadu AS.
Palestina, Lebanon dan Sudan, juga tidak luput dari cengkeraman Paman
Sam.
Pada 11 September 2006, blok negara Uni
Eropa menyentil AS. Mereka menganggap AS
membuat dunia tidak aman. Sebab,
menyiksa tersangka teror di luar aturan hukum internasional. Di penjara-penjara CIA yang berada di
Inggris, Jerman, Polandia serta Rumania, para tersangka disiksa setengah mati.
Kebengisan AS dengan cara melabrak
negara-negara yang tidak sejalan dengan kebijakannya, merupakan warisan masa
silam. Kala benua Amerika masih berupa
ladang rumput dan rimba raya, maka, ada dua aspek yang menjadi ancaman bagi
rombongan pendatang dari Eropa. Pertama, binatang buas yang sigap
memangsa. Kedua, orang-orang Indian yang merasa terdesak. Penduduk asli Amerika itu, merupakan bahaya
nyata yang datang terus-menerus mengancam kaum pendatang.
Orang-orang yang mencari penghidupan baru
di benua Amerika, akhirnya membekali diri dengan senjata api. Mereka membunuh hewan yang berpotensi
menerkam atau menembak orang Indian yang mengusik kehadirannya.
Membunuh binatang atau Indian masih
legal. Soalnya, hukum belum ada. Kafilah pendatang belum mengurus
undang-undang yang mesti dipatuhi. Hukum
padang penggembalaan masih menghalalkan pembunuhan yang lumrah terjadi. Mereka hanya sibuk mencari harta. Sebab, benua Amerika yang ditemukan
Christopher Columbus pada 1492, memang sangat kaya. Gurun, hutan, celah karang, bawah tanah,
semua mengandung peluang yang menakjubkan.
“Akar rumput saja mengandung emas.
Sementara di ujung daunnya lebih banyak lagi emas”, ucap California Joe,
seorang pemandu di Dakota pada 1870-an.
Pada 1857, Mayor William H Emory,
mengamati kalau berburu kuda serta sapi liar menjadi kelaziman bagi warga
Laredo dan kota-kota di sepanjang sungai Rio Grande. Daniel J Boorstin dalam buku The Americans: The Democratic Experience,
mencatat bila ternak Texas teramat liar.
Para pencari harta jelas harus cerdas, giat, kuat serta berwatak
keras. Mereka mesti gesit menghindari
anak panah orang Indian, berani berkelahi sekaligus andal menunggang kuda
berhari-hari.
Pada 1787, di Philadelphia, berkumpul
beberapa orang guna menyusun undang-undang dasar AS. Ralph Henry Gabriel, pengarang buku American Values: Continulty and Change,
menuliskan komitmen AS terhadap prinsip demokrasi. Para pembuat konstitusi menyusun pemerintahan
dengan model ajaran John Locke yang terbuka atas persetujuan rakyat.
Kebijakan Agresif
Membunuh orang dengan cara melanggar
hukum, kini jamak dilakukan Bush. Dengan
dukungan peralatan canggih, ia bisa seenaknya memasuki negara berdaulat tanpa
permisi.
Sifat Bush yang melecehkan nilai-nilai
kemanusiaan, sudah tumbuh sejak kecil.
Di masa kanak-kanak, ia pernah menangkap kodok. Kemudian mengikatkan mercon di punggung katak
tersebut. Ketika kodok malang itu
meledak berhamburan, kontan Bush junior terpingkal-pingkal.
Sosok sadis tersebut, ternyata terpilih
dua periode sebagai presiden AS. Pada 7
November 2000, Bush naik tahta dengan cara mengakali kemenangan Al Gore. Apalagi, ia didukung oleh sekretaris negara
bagian Florida Katherine Harris yang mensertifikasi hasil pemilihan di
Florida. Dinasti Bush yang dinilai
sebagai klan dominan di panggung politik AS, akhirnya sukses menempatkan Bush
junior sebagai pemegang tampuk kuasa kepresidenan AS.
Prestasi Bush sebagai orang nomor satu AS,
harus diakui tidak ada kecuali musuh di mana-mana. Ekonomi AS merana oleh lilitan defisit
gigantik. Demokrasi yang diekspor ke
negara-negara jajahannya sering dilecehkan.
Hatta, warganya yang melancong acap menjadi sasaran kebencian.
Uncle
Sam hendak menciptakan rasa aman dengan cara menyakiti penduduk dunia lewat
kebijakan agresif. Akibatnya, bukan
ketenangan yang timbul, tetapi, sikap penentangan dari beberapa negara.
Invasi AS ke Irak lantas mengobarkan
inspirasi bagi kelompok-kelompok militan.
Mereka yang selama ini diam seribu bahasa, sontak terlibat dalam
gelombang perlawanan. Semua gara-gara
serangan AS yang menewaskan lebih 655 ribu warga sipil Irak. Sedangkan 914 ribu terpaksa mengungsi mencari
penghidupan baru. Padahal,
pembumihangusan Irak dilancarkan berdasarkan data keliru CIA. Dinas intelijen itu menengarai jika Irak
menimbun senjata pemusnah massal (WMD).
Padahal, tak ada WMD di Irak atau di balik kumis tebal Saddam.
Kesalahan informasi yang fatal dan sepak
terjang Bush yang di luar batas, mendorong masyarakat universal menuduh AS
sudah keterlaluan. Bahkan, warga Inggris
memandang Bush lebih berbahaya daripada pemimpin Korea Utara Kim Jong Il.
Bush yang bebal akhirnya dikritik tajam
soal Irak. Kubu Demokrat yang sekarang
menguasai kursi DPR (House of Representative),
menghendaki perubahan strategi dalam kebijakan AS di Irak.
Mantan Menteri Luar Negeri Madeline
Albright menuturkan kalau AS kehilangan otoritas moral lantaran peristiwa di
Irak. Seluruh problem berawal dari
Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld yang tak mau mendengar nasihat para
jenderal. Rumsfeld kini tak punya
kredibilitas di mata Kongres, pimpinan militer, prajurit serta masyarakat. Sementara Bush yang kukuh mempertahankan
kebijakannya, dituding tak ingin mendengar suara akal sehat.
Sekarang, demonstrasi di berbagai negara
sering membawa poster bertuliskan “Bush: the Most Wanted Man” atau “USA, the
Real Terrorist”.
Neo-Cons
Bush saat ini aktif berikhtiar menggalang
dukungan optimal dari sejumlah kepala negara.
Fase tersebut dilakoni sebagai langkah buat mengamankan nadi kehidupan
di AS.
Dalam beberapa periode, roda indsustri AS
tergantung pada energi negara lain. AS
tidak mampu mandiri guna menghidupkan mesin-mesin industrinya. Maklum, energi dari perut buminya tak mencukupi
pabrik-pabrik di daratan AS.
Selama ini, AS butuh sekitar 20,5 juta
barel per hari atau hampir seperempat minyak dunia. Sedangkan AS cuma menghasilkan 7,24 juta
barel per hari yang disedot di Teluk Mexico.
Bila ada negeri yang tidak loyal pada
Bush, berarti alamat buruk bagi negara bersangkutan. Mesin perang AS bisa langsung melumat wilayah
yang menolak kerja sama. Sebab, Bush
yang lahir di Texas adalah wajah purba AS.
Perilaku penduduk awal Amrik asal Eropa, merekat-erat dalam jiwanya. Ia merupakan koboi modern yang bukan hanya
ulet meledakkan katak, menembak binatang buas atau menghukum orang Indian. Bush justru tahu bagaimana menghajar
komunitas Muslim sampai lebam dan bonyok berdarah-darah. Dalam benak presiden ke 43 itu, cuma ada satu
kalimat: “Perang atau serahkan sumber energimu”.
Afghanistan serta Irak yang tidak sudi
bekerja sama, akhirnya merasakan azab berkepanjangan. Neo-konservatif yang mengelilingi Bush, lalu
merancang malapetaka 9/11.
Ketika gedung kembar WTC sempoyongan
ditabrak pesawat, sontak neo-cons menunjuk hidung Osama bin Laden, al-Qaeda,
Taliban dan Afghanistan sebagai biang teror.
Padahal, Dick Cheney, Paul Wolfowitz, Rumsfeld serta John Bolton yang
sesungguhnya dalang tragedi tragis tersebut.
Armada tempur AS kemudian menderu-deru menuju
ke Afghanistan. Akal bulus Paman Sam
lantas terungkap jika serangan bom yang gencar, hanya kamuflase buat menjarah
energi dari perut bumi Afghanistan.
“Kami berpegang-teguh pada dalil bahwa
segenap manusia diciptakan setara. Semua
insan diberkati oleh penciptanya dengan beberapa hak asasi yang tak boleh
diganggu-gugat, di antaranya hak untuk hidup, hak kebebasan sekaligus hak dalam
mengejar kebahagiaan” (sebuah pasal dalam Deklarasi Kemerdekaan AS).
Pada
22 Februari 1861, Abraham Lincolm membanggakan Deklarasi Kemerdekaan AS. “Deklarasi itu bukan cuma memberi kemerdekaan
kepada penduduk negeri ini, namun, menjadi harapan bagi seluruh dunia untuk selamanya”,
tandas presiden AS ke 16 tersebut.
Celakalah Bush yang membuat planet ini
sewaktu-waktu meledak oleh kesintingannya.
Presiden Lincolm menghormati hak hidup sejajar umat manusia yang berasas
Deklarasi Kemerdekaan AS. Sementara Bush
mengirim militer ke pelosok lima benua serta dua samudera guna merajam rasa
merdeka di hati warga dunia.
Akhirul-kalam, jangan coba-coba mengusik mafioso Don Bush dengan politik mafia
globalnya kalau tidak siap mati. Dan itu
menjadi tantangan bagi dunia Islam untuk segera merapatkan shaf demi melawan show of force Bush yang makin edan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar