Senin, 07 Mei 2012

George Bush, Wajah Purba Amerika




Presiden George Bush ke Indonesia
George Bush
Wajah Purba Amerika
Oleh Abdul Haris Booegies

     Di tiap kunjungan ke negara lain, Presiden George Walker Bush selalu dihantui sebagai target bangsa lain.  Kini, Bush bakal singgah selama enam jam di Istana Bogor pada 20 November 2006.
     Di zaman sekarang, AS identik dengan kekuatan, keangkuhan serta kekacauan.  Di mana ada perang, di situ ada Amrik.  Taliban di Afghanistan berantakan lantaran dibombardir prajurit AS.  Keluarga Saddam Hussein di Irak kocar-kacir setelah diberondong serdadu AS.  Palestina, Lebanon dan Sudan, juga tidak luput dari cengkeraman Paman Sam.
      Pada 11 September 2006, blok negara Uni Eropa menyentil AS.  Mereka menganggap AS membuat dunia tidak aman.  Sebab, menyiksa tersangka teror di luar aturan hukum internasional.  Di penjara-penjara CIA yang berada di Inggris, Jerman, Polandia serta Rumania, para tersangka disiksa setengah mati.
     Kebengisan AS dengan cara melabrak negara-negara yang tidak sejalan dengan kebijakannya, merupakan warisan masa silam.  Kala benua Amerika masih berupa ladang rumput dan rimba raya, maka, ada dua aspek yang menjadi ancaman bagi rombongan pendatang dari Eropa.  Pertama, binatang buas yang sigap memangsa.  Kedua, orang-orang Indian yang merasa terdesak.  Penduduk asli Amerika itu, merupakan bahaya nyata yang datang terus-menerus mengancam kaum pendatang.
     Orang-orang yang mencari penghidupan baru di benua Amerika, akhirnya membekali diri dengan senjata api.  Mereka membunuh hewan yang berpotensi menerkam atau menembak orang Indian yang mengusik kehadirannya.
    Membunuh binatang atau Indian masih legal.  Soalnya, hukum belum ada.  Kafilah pendatang belum mengurus undang-undang yang mesti dipatuhi.  Hukum padang penggembalaan masih menghalalkan pembunuhan yang lumrah terjadi.  Mereka hanya sibuk mencari harta.  Sebab, benua Amerika yang ditemukan Christopher Columbus pada 1492, memang sangat kaya.  Gurun, hutan, celah karang, bawah tanah, semua mengandung peluang yang menakjubkan.  “Akar rumput saja mengandung emas.  Sementara di ujung daunnya lebih banyak lagi emas”, ucap California Joe, seorang pemandu di Dakota pada 1870-an.
     Pada 1857, Mayor William H Emory, mengamati kalau berburu kuda serta sapi liar menjadi kelaziman bagi warga Laredo dan kota-kota di sepanjang sungai Rio Grande.  Daniel J Boorstin dalam buku The Americans: The Democratic Experience, mencatat bila ternak Texas teramat liar.  Para pencari harta jelas harus cerdas, giat, kuat serta berwatak keras.  Mereka mesti gesit menghindari anak panah orang Indian, berani berkelahi sekaligus andal menunggang kuda berhari-hari.
     Pada 1787, di Philadelphia, berkumpul beberapa orang guna menyusun undang-undang dasar AS.  Ralph Henry Gabriel, pengarang buku American Values: Continulty and Change, menuliskan komitmen AS terhadap prinsip demokrasi.  Para pembuat konstitusi menyusun pemerintahan dengan model ajaran John Locke yang terbuka atas persetujuan rakyat.

Kebijakan Agresif
     Membunuh orang dengan cara melanggar hukum, kini jamak dilakukan Bush.  Dengan dukungan peralatan canggih, ia bisa seenaknya memasuki negara berdaulat tanpa permisi.
     Sifat Bush yang melecehkan nilai-nilai kemanusiaan, sudah tumbuh sejak kecil.  Di masa kanak-kanak, ia pernah menangkap kodok.  Kemudian mengikatkan mercon di punggung katak tersebut.  Ketika kodok malang itu meledak berhamburan, kontan Bush junior terpingkal-pingkal.
     Sosok sadis tersebut, ternyata terpilih dua periode sebagai presiden AS.  Pada 7 November 2000, Bush naik tahta dengan cara mengakali kemenangan Al Gore.  Apalagi, ia didukung oleh sekretaris negara bagian Florida Katherine Harris yang mensertifikasi hasil pemilihan di Florida.  Dinasti Bush yang dinilai sebagai klan dominan di panggung politik AS, akhirnya sukses menempatkan Bush junior sebagai pemegang tampuk kuasa kepresidenan AS.
     Prestasi Bush sebagai orang nomor satu AS, harus diakui tidak ada kecuali musuh di mana-mana.  Ekonomi AS merana oleh lilitan defisit gigantik.  Demokrasi yang diekspor ke negara-negara jajahannya sering dilecehkan.  Hatta, warganya yang melancong acap menjadi sasaran kebencian.
     Uncle Sam hendak menciptakan rasa aman dengan cara menyakiti penduduk dunia lewat kebijakan agresif.  Akibatnya, bukan ketenangan yang timbul, tetapi, sikap penentangan dari beberapa negara.
     Invasi AS ke Irak lantas mengobarkan inspirasi bagi kelompok-kelompok militan.  Mereka yang selama ini diam seribu bahasa, sontak terlibat dalam gelombang perlawanan.  Semua gara-gara serangan AS yang menewaskan lebih 655 ribu warga sipil Irak.  Sedangkan 914 ribu terpaksa mengungsi mencari penghidupan baru.  Padahal, pembumihangusan Irak dilancarkan berdasarkan data keliru CIA.  Dinas intelijen itu menengarai jika Irak menimbun senjata pemusnah massal (WMD).  Padahal, tak ada WMD di Irak atau di balik kumis tebal Saddam.
     Kesalahan informasi yang fatal dan sepak terjang Bush yang di luar batas, mendorong masyarakat universal menuduh AS sudah keterlaluan.  Bahkan, warga Inggris memandang Bush lebih berbahaya daripada pemimpin Korea Utara Kim Jong Il.
     Bush yang bebal akhirnya dikritik tajam soal Irak.  Kubu Demokrat yang sekarang menguasai kursi DPR (House of Representative), menghendaki perubahan strategi dalam kebijakan AS di Irak.
     Mantan Menteri Luar Negeri Madeline Albright menuturkan kalau AS kehilangan otoritas moral lantaran peristiwa di Irak.  Seluruh problem berawal dari Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld yang tak mau mendengar nasihat para jenderal.  Rumsfeld kini tak punya kredibilitas di mata Kongres, pimpinan militer, prajurit serta masyarakat.  Sementara Bush yang kukuh mempertahankan kebijakannya, dituding tak ingin mendengar suara akal sehat.
    Sekarang, demonstrasi di berbagai negara sering membawa poster bertuliskan “Bush: the Most Wanted Man” atau “USA, the Real Terrorist”.

Neo-Cons
     Bush saat ini aktif berikhtiar menggalang dukungan optimal dari sejumlah kepala negara.  Fase tersebut dilakoni sebagai langkah buat mengamankan nadi kehidupan di AS.
     Dalam beberapa periode, roda indsustri AS tergantung pada energi negara lain.  AS tidak mampu mandiri guna menghidupkan mesin-mesin industrinya.  Maklum, energi dari perut buminya tak mencukupi pabrik-pabrik di daratan AS.
     Selama ini, AS butuh sekitar 20,5 juta barel per hari atau hampir seperempat minyak dunia.  Sedangkan AS cuma menghasilkan 7,24 juta barel per hari yang disedot di Teluk Mexico.
     Bila ada negeri yang tidak loyal pada Bush, berarti alamat buruk bagi negara bersangkutan.  Mesin perang AS bisa langsung melumat wilayah yang menolak kerja sama.  Sebab, Bush yang lahir di Texas adalah wajah purba AS.  Perilaku penduduk awal Amrik asal Eropa, merekat-erat dalam jiwanya.  Ia merupakan koboi modern yang bukan hanya ulet meledakkan katak, menembak binatang buas atau menghukum orang Indian.  Bush justru tahu bagaimana menghajar komunitas Muslim sampai lebam dan bonyok berdarah-darah.  Dalam benak presiden ke 43 itu, cuma ada satu kalimat: “Perang atau serahkan sumber energimu”.
     Afghanistan serta Irak yang tidak sudi bekerja sama, akhirnya merasakan azab berkepanjangan.  Neo-konservatif yang mengelilingi Bush, lalu merancang malapetaka 9/11.
     Ketika gedung kembar WTC sempoyongan ditabrak pesawat, sontak neo-cons menunjuk hidung Osama bin Laden, al-Qaeda, Taliban dan Afghanistan sebagai biang teror.  Padahal, Dick Cheney, Paul Wolfowitz, Rumsfeld serta John Bolton yang sesungguhnya dalang tragedi tragis tersebut.
     Armada tempur AS kemudian menderu-deru menuju ke Afghanistan.  Akal bulus Paman Sam lantas terungkap jika serangan bom yang gencar, hanya kamuflase buat menjarah energi dari perut bumi Afghanistan.
     “Kami berpegang-teguh pada dalil bahwa segenap manusia diciptakan setara.  Semua insan diberkati oleh penciptanya dengan beberapa hak asasi yang tak boleh diganggu-gugat, di antaranya hak untuk hidup, hak kebebasan sekaligus hak dalam mengejar kebahagiaan” (sebuah pasal dalam Deklarasi Kemerdekaan AS).
     Pada 22 Februari 1861, Abraham Lincolm membanggakan Deklarasi Kemerdekaan AS.  “Deklarasi itu bukan cuma memberi kemerdekaan kepada penduduk negeri ini, namun, menjadi harapan bagi seluruh dunia untuk selamanya”, tandas presiden AS ke 16 tersebut.
     Celakalah Bush yang membuat planet ini sewaktu-waktu meledak oleh kesintingannya.  Presiden Lincolm menghormati hak hidup sejajar umat manusia yang berasas Deklarasi Kemerdekaan AS.  Sementara Bush mengirim militer ke pelosok lima benua serta dua samudera guna merajam rasa merdeka di hati warga dunia.
     Akhirul-kalam, jangan coba-coba mengusik mafioso Don Bush dengan politik mafia globalnya kalau tidak siap mati.  Dan itu menjadi tantangan bagi dunia Islam untuk segera merapatkan shaf demi melawan show of force Bush yang makin edan.



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People