Selasa, 04 Juli 2023

Buaya Darat


Buaya Darat
Oleh Abdul Haris Booegies


     Sekitar 2010, ada kerupuk anak-anak bernama Buaya Darat.  Penggemarnya lumayan banyak.
     Di suatu pagi, saya ke grosir hendak membeli keperluan.  Saat antre, mendadak seorang wanita muda masuk sembari berseru.  "Saya juga pesan Buaya Darat!"
     Kasak-kusuk mendadak memecah keheningan.  Beberapa pengunjung menoleh ke arah perempuan tersebut.  Saya dengan lelaki di samping cuma cekikikan sambil menunduk.
     Wanita bersangkutan tiba-tiba memahami situasi yang seolah menyentilnya.  Ia pun berkata.  "Ada apa?  Memang begitu namanya.  Buaya Darat!"
     Saya bersama sejumlah pengunjung pria makin tak kuasa menahan tawa.  Tawa kami tertahan agar tidak menyinggung perempuan itu.
     Saya sempat berpikir.  Tega-teganya perusahaan tersebut menamakan produknya Buaya Darat.  Apakah tidak ada nama lain?

Ragam Hikayat
     Ada beberapa versi perihal muasal istilah buaya darat.  Seperti dimaklumi, buaya berburu dalam senyap.  Diam-diam, namun, penuh perhitungan.  Sekali sergap, mangsa sulit meloloskan diri.
     Legenda buaya Baltazur di Riau dikisahkan doyan memangsa gadis-gadis.  Tidak seperti buaya lain yang memakan ludes buruannya.  Ini buaya genit.  Musababnya, buaya Baltazur hanya merenggut keperawanan korban.
     Ada lagi buaya versi Jember.  Di sebuah penangkaran, seekor buaya jantan hilang.  Setelah tiga bulan, hewan tersebut ditemukan bersama buaya betina muda.  Warga pun mengumpat; "dasar buaya".
     Buaya Jember inilah yang mengilhami istilah buaya darat.  Kalau seorang bandot ditemukan bersama gadis muda, ia pun dituding "buaya darat".

Babu Pribumi
     Buaya darat maknanya seirama dengan "mata keranjang" serta "hidung belang".
     Istilah "mata keranjang" bermula di Batavia di zaman Belanda.  Jongos pribumi yang bekerja di kediaman Belanda acap melirik ke kamar tidur wanita.  Matanya tertuju ke ranjang, khususnya tempat tidur putri-putri Belanda yang mulus menggiurkan.  Babu ini akhirnya disebut "mata keranjang" karena matanya melotot ke ranjang.
     Jongos yang ketahuan suka mengintip ke kamar putri, akhirnya dihukum.  Ia disuruh berdiri di sisi jalan dengan hidung dilumuri arang.
     Warga yang lalu-lalang akhirnya mafhum jika babu ini nakal.  Ia pun dinamakan "hidung belang".  Soalnya, hidungnya berbelang-belang dicoreti arang.

Mata Sapi
     Penamaan buaya darat ke pria bermental mata keranjang atau hidung belang, sesungguhnya menyalahi fakta.  Buaya itu antiselingkuh.  Ia setia dengan pasangan yang sah.
     Andai buaya bisa berkomunikasi dengan manusia, tentu mereka memprotes.  Bahkan, menuntut ganti rugi triliunan.  Pasalnya, reptil tersebut difitnah habis-habisan sebagai buaya darat.  Istilah ini berkonotasi sebagai pebinor (perebut bini orang) maupun peraga (perebut anak gadis orang).
     Ini serupa yang dialami sapi.  Bertahun-tahun ternak ini kena fitnah.  Sejak kapan sapi bertelur sampai muncul istilah "telur mata sapi".  Memang menyedihkan menjadi hewan.  Sebab, manusia suka mendiskreditkan keberadaannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People