Selasa, 04 Juli 2023

Banjir Nabi Nuh


Banjir Nabi Nuh
Oleh Abdul Haris Booegies


     Kisah paling fenomenal sepanjang masa ialah banjir di zaman Nabi Nuh.  Hikayat ini sampai sekarang menyisakan kehebohan besar.  Sebagai umpama, Nabi Nuh mampu merancang kapal raksasa tanpa bantuan arsitek angkatan laut maupun insinyur kelautan.  Bahtera kreasi Nabi Nuh pasti besar, minimal setara kapal induk USS Gerald R. Ford.
     Sampai hari ini, bah di era Nabi Nuh menjadi polemik paling menguras pikiran.  "Secara geologi, banjir global tidak pernah terjadi", papar pakar geomorfologi David Montgomery pada Senin, 15 Mei 2023.
     Pengakuan penulis kitab The Rocks Don't Lie: A Geologist Investigates Noah's Flood ini menandaskan bahwa, banjir Nabi Nuh cuma berskala lokal.  Alasannya, air di Bumi tidak cukup untuk menenggelamkan gunung-gunung di seluruh dunia.
     Pada 2016, sehimpun ilmuwan Rusia menemukan lubang terdalam dunia.  Di Kola Borehole, Rusia, terdapat celah curam dengan kedalaman 12.262 meter (12 km).  Di palung ini tertampung air yang diduga berasal dari banjir Nabi Nuh.  Penemuan ini menunjukkan bahwa lapisan Bumi terdiri dari air, kerak, mantel serta inti Bumi.

Asal Air
     Air di Bumi merupakan kiriman dari benda langit.  Ini mirip dengan keberadaan besi.  Belum ada air tatkala Bumi berstatus embrio.
     Bumi di awal pembentukannya teramat panas.  Ini memaparkan bahwa tidak ada air.  Sejumlah asteroid yang melayang di antara 100 miliar planet di Galaksi Bima Sakti, lantas menabrak Bumi.  Ada asteroid mengandung es yang berasal dari nebula terjauh dari Matahari.  Ada pula asteroid berwujud besi.
     Migrasi ratusan asteroid akhirnya membuat Bumi dibanjiri air.  Efek tumbukan aneka asteroid mengakibatkan permukaan Bumi tidak rata.

Narasi Dunia
     Benarkah banjir Nabi Nuh sekedar peristiwa regional yang diperkirakan berlangsung pada tarikh 2348 sebelum Masehi?  Ada dua hipotesis untuk menganalisis kasus besar yang terjadi di Mesopotamia pada periode primitif.  Pertama, Allah memerintahkan mendesain bahtera.  Kedua, Allah menegaskan untuk menyelamatkan hewan secara berpasangan.
     Kalau ini banjir lokal di Mesopatamia yang meliputi Turki, Iran dan Rusia, mengapa mesti ada kapal?  Bila bah bakal melanda titik A, maka, Nabi Nuh berpeluang hijrah dengan berjalan kaki ke titik B.  Tidak perlu merakit kapal.  Model ini dipraktikkan oleh Nabi Musa.  Ia bersama umatnya berkelana di gurun selama 40 tahun pascamangkat Fir'aun.
     Kalau ada perintah untuk membuat kapal, berarti banjir menggenangi segenap titik, dari A sampai Z alias banjir global.  Hatta, luas area banjir ini bukan empat juta hektare dengan panjang lingkup banjir 560 km.  Banjir ini justru menutup Bumi dengan gelombang sebesar gunung.
     Jika ini bukan banjir global, buat apa menyelamatkan spesies secara berpasangan.  Di negeri lain ada binatang serupa atau di pulau lain banyak hewan yang sama.  Penyelamatan satwa secara berpasangan memaklumatkan bahwa banjir Nabi Nuh bukan berskala domestik.  Banjir ini menutup Bumi selama beberapa bulan.  Tiada kehidupan di Bumi selain di bahtera Nuh alaihis-salam.
     Andai banjir ini hanya menggenangi Mesopotamia, kenapa Nabi Nuh sebagai kapten tidak mencari penghidupan di bentala lain.  Sebagai misal, berlayar ke benua Amerika.  Boleh juga nakhoda bersama para penumpang berlabuh di pulau Sulawesi agar leluasa eksodus ke Sidrap.
     Patut direnungkan, jika banjir tersebut bersifat domestik, maka, untuk apa al-Qur'an menukilkan bah berskala receh.  Sementara di mandala lain, banjir Nabi Nuh menjadi narasi gigantik dalam mitologi Akkadia, Babilonia, Cina, India, Lithuania, Sumeria serta Wales.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People