Kamis, 07 April 2022

Quranic Kitchen


Quranic Kitchen
Oleh Abdul Haris Booegies


     Disiplin serta pola makan termasuk antropologi kesehatan.  Ini termaktub biobudaya yang meliputi elemen biologis, ekologis dan sosiobudaya dari perilaku manusia.  Aspek ini mencakup kesehatan serta penyakit, terutama manajemen pengobatan dan proses penyembuhan.
     Budaya makan di Pesantren IMMIM, terkesan bersahaja.  Hidangan yang tersedia cukup sederhana.  Santri-santriwati makan guna menunjang proses belajar, bukan untuk kesenangan.  Di ruang makan atau gurfah ath-tha'aam (غُرْفَةُ الطَّعَامِ), tidak ada istilah selera, cita rasa atau kelezatan.  Kalau sudah tersaji nasi, ikan kering goreng, sayur bayam serta secuil sambal, kontan rasa sedap mengguyur lidah.  Tak usah lagi mempersoalkan bahwa santapan ini diproduksi secara asal-asalan.
     Jangan baper dengan hidangan yang terasa aneh.  Rasa ganjil tersebut justru menambah nafsu makan.  Apalagi, selama saya santri pada 1980-1986, tidak ada yang pernah sakit gara-gara menyantap sajian di ruang makan.  Ini bukti bahwa makanan di Pesantren IMMIM yang terasa aneh bin ganjil, sesungguhnya penuh berkah.
     Mengais ilmu di pesantren mengarahkan pada petualangan-petualangan untuk membangun peradaban madani.  Santri-santriwati konsisten berkarya berkat fondasi spiritual dan intelektual yang mapan.  Kini, terpampang rumus bahwa adab makan dipandang afdal bila mendahulukan buah.  Sajian pokok berupa daging berada pada fase kedua.
     Tubuh mengubah makanan agar gampang diserap usus halus.  Zat makanan yang mengalami proses dalam sistem pencernaan ialah protein, lemak serta karbohidrat.  Durasi yang diperlukan berbeda.  Sebagai ilustrasi, air langsung masuk ke usus.  Cairan ini bebas hambatan.  Sedangkan buah dicerna oleh perangkat perut selama 15 menit.  Sayuran sekitar 30-40 menit.  Ikan dicerna dalam waktu 45-60 menit.  Ayam mencapai 1,5-2 jam.  Sementara sapi dicerna selama tiga jam.
     Konsep makan dengan mendahulukan buah diinformasikan oleh sejumlah pakar medis.  Bahkan, al-Qur'an memuat rekomendasi perihal makan buah sebelum santapan besar.
     "Kami tambah rezeki penduduk Surga dengan buah-buahan dan daging dari pelbagai jenis yang mereka idamkan" (ath-Thur: 22).
     "Penduduk Surga dibawakan berbagai buah yang dipilihnya sendiri.  Mereka juga dibawakan daging burung yang diinginkan" (al-Waqi'ah: 20-21).

Palace Kitchen
     Pada 1980, gurfah ath-tha'aam Pesantren IMMIM punya tiga pintu.  Pintu menghadap ke Utara.  Ini pintu bilik persediaan air minum, semacam pantri.  Di sini pula santri mengambil teh tawar bakda Ashar.  Terbuka setelah Zhuhur, Ashar serta Magrib.
     Jalan masuk ruang makan selanjutnya yakni pintu menghadap ke Timur.  Ini pintu utama, tetapi, terbuka hanya pada siang dan malam.  Di samping pintu ada jendela.  Di balik jendela itu, koki-koki yang tergabung dalam club des chefs Tamalanrea kerap kongko usai Ashar.
     Akses terakhir gurfah ath-tha'aam yaitu pintu yang mengarah ke Utara.  Sepuluh meter dari perpustakaan Ibnu Rusyd.  Pintu ini terbuka tiga kali sehari demi mengakomodasi arus santri yang makan.
     Saat saya kelas III, lokasi ruang makan bertambah.  Terletak sejajar dengan rayon Raja Faisal.  Gurfah ath-tha'aam ini cuma bangunan kayu sebagaimana kamar tidur koki yang berada di belakang.  Di ruang makan ini, juga ada jalan tembus ke dapur.
     Tatkala naik kelas V, gurfah ath-tha'aam berbahan kayu ini menjelma bangunan batu.  Luasnya melebihi lahan masjid.  Ruang makan yang seolah palace kitchen ini menampung hampir 300 santri.
     Gurfah ath-tha'aam yang baru ini memiliki tiang.  Maklum, berada di dataran rendah area kampus.  Santri mesti naik tangga untuk masuk.  Hawa di dalam begitu adem.  Ada banyak jendela yang berfungsi AC.

Ekspresi Eksistensi
     Pada 2030, pengeluaran pembelian makanan di Asia mengalami peningkatan signifikan.  Pricewaterhouse Coopers (PwC), Rabobank serta Temasek mengurai dalam The Asia Food Challenge Report pada 2021.  Dalam laporan tersebut, diterangkan bahwa konsumen Asia membutuhkan Rp 114 kuadriliun untuk makanan pada 2030.  Asia di era itu dihuni 4,5 miliar penduduk.  Pada 2030, penduduk dunia ditaksir 8,5 miliar.  Sekarang di tarikh 2022, Bumi didiami sekitar 7,3 miliar jiwa.
     Di dekade ketiga milenium kedua, suasana di ruang makan Pesantren IMMIM, terlihat semarak.  Ada perspektif inovasi berkat gurfah ath-tha'aam dilengkapi toko yang khusus menjual rupa-rupa buah.  Komposisi ini menandaskan bahwa Pesantren IMMIM punya koperasi, kantin dan gerai buah.
     Kehadiran warung buah merupakan langkah untuk mewujudkan quranic kitchen.  Dapur ala al-Qur'an merupakan tahap untuk mengaplikasikan makan buah lebih dulu yang menjadi Islamic eating etiquette.
     Makan sehat berarti menambah pengeluaran guna membeli sajian berkualitas.  Buah yang dijual bakal meningkatkan status gizi santri-santriwati.  Ada pemenuhan nutrisi alami yang diperlukan raga tiap hari.  Kedai buah niscaya mengubah tradisi makan santri-santriwati.  Ada preferensi mengenai hidangan karena dilandasi sadar kesehatan.
     Konter buah akan menampilkan Pesantren IMMIM sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama kali dalam sejarah memiliki ruang makan komplet.  Pesantren IMMIM satu-satunya sekolah asrama yang melengkapi gurfah ath-tha'aam dengan toko buah.  Kampus Islami ini menjadi pelopor sekaligus penentu tren.
     Quranic kitchen merupakan inovasi untuk mencapai predikat santri-santriwati yang sehat secara fisik serta moral.  Pasalnya, tata cara makan dan santapan halal yang dikonsumsi bakal memobilisasi pikiran cerdas maupun akhlak mulia.
     Makan buah lebih dulu merupakan bagian dari quranic kitchen.  Santri-santriwati Pesantren IMMIM di tarikh 2030, merupakan pribadi unggul.  Mereka andal mengarungi masa depan di tengah sistem pangan universal yang sakit kronis tingkat akut.  Di dasawarsa tersebut, masih tersisa bongkahan problem dari efek perubahan iklim.  Masih ada sisa-sisa pandemi C-19.  Kendati berada di lingkaran waktu yang suram serta sinis, namun, santri-santriwati periode 2030, tetap tampil tangguh.  Mereka kokoh secara spiritual dan intelektual demi mengekspresikan eksistensi.  Semua berkat quranic kitchen yang selaras visi kesehatan global.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People