Iapim 1 Milenial Aktif
Oleh Abdul Haris Booegies
Saya agak gamang meracik tulisan ini. Soalnya, saya aktif ke Iapim hanya pada tawarikh 1986 sampai 1996. Selama 1997-2022, kondisi Iapim kabur dalam catatanku. Tak paham lagi sepak-terjang alumni. Demi menjaga orisinalitas gagasan dari manipulasi informasi, maka, artikel ini bersumber dari big data agar terhindar dari totally big lie!
Sejak Iapim berdiri, rata-rata ketua berasal dari alumni 80-an. Dimulai sejak Khairuddin SB dari Korps 7581 sebagai ketua pertama. Disusul Mappinawang (7682), Samsulbahri Salihima (7682), Indra Jaya Mansyur (7581) dan Ahmad Fathanah (7783). Setelah Ahmad Fathanah, saya tidak tahu lagi aktivitas Iapim. Saya mengambil jarak dari hiruk-pikuk Iapim.
Saya memaklumi jika angkatan 90-an emoh menjadi Iapim 1 pada periode 1990-2000. Pasalnya, ada rasa segan terhadap angkatan 80-an.
Dewasa ini, muncul spekulasi bila kandidat Iapim 1 berasal lagi dari divisi 80-an. Ini menandaskan kalau alumni dari dekade pertama mengalami post power syndrome tingkat akut. Seolah ada pemeo; "kekuasaan berada di tangan alumni 80-an".
Pada pemilihan ketua Iapim nanti, sudah saatnya menggemakan perlawanan terhadap superioritas angkatan 80-an. Hegemoni mereka mutlak dicabut sampai ke akar terdalam. Otoritasnya harus dicukur habis sampai plontos. Alumni dari kalangan 1981 sampai 1990 mesti diingatkan jika mereka sudah kedaluwarsa. Tak cocok lagi berkiprah di Iapim versi milenium ketiga.
Setelah berlalu 32 tahun selepas 1990, sudah waktunya muncul figur segar Iapim 1. Organisasi alumni Pesantren IMMIM merindukan sosok baru. Iapim perlu ketua dari generasi milenial yang tergolong masih aktif sebagai mahasiswa.
Ketua Iapim pertama sampai ketiga merupakan mahasiswa aktif. Bila bersua di tempat kuliah, kami saling bersepakat untuk bertemu nanti di sekretariat Iapim. Kami saling menyatu. Tidak ada jarak antara ketua dengan anggota. Alumni bergandeng dalam ikhtiar.
Iapim yang dikomandani oleh mahasiswa yang masih aktif kuliah, justru terlihat luwes. Ide-idenya out of the box. Gagasan yang dihasilkan unik lantaran keluar dari pakem. Sebagai ilustrasi, Iapim menyelenggarakan pelatihan jurnalistik tingkat intermediate pada 1988.
Di ujung tarikh 80-an, perguruan tinggi atau lembaga lain biasanya mengadakan pelatihan jurnalistik tingkat dasar. Iapim tampil beda, out of the box.
Iapim juga menerbitkan buletin serta majalah. Ini memperkaya khazanah penerbitan yang dikelola oleh mahasiswa dari kampus ternama. Di kala itu, sejumlah buletin dan majalah kampus beredar, termasuk Voice of Adab serta Lektura.
Future Program
Kekuatan suatu organisasi dalam menyusuri masa depan terletak pada sistem kaderisasi. Pergantian antar-individu di suatu organisasi merupakan siklus wajib. Kader berkualitas akan mengarahkan organisasi meraih kejayaan. Kegemilangan digapai karena semua bergandeng dalam ikhtiar.
Tokoh-tokoh tua Iapim harus sadar diri untuk melakukan transisi individu alias pensiun. Dominasi kaum primordial-tradisional dipersilakan menyingkir secara sukarela atau ditumbangkan secara paksa! Sebab, ini momen alumni milenial. Bukan lagi pentas alumni 80-an yang segera berkaki tiga atau bertongkat. Apalagi, yang bakal duduk manis di kursi roda akibat encok atau stroke. Sudah rabun, batuk pula berkepanjangan.
Di dasawarsa ini, bertebar alumni milenial dengan kecakapan yang selaras spirit globalisasi. Pertunjukan sekarang milik hakiki alumni milenial. Hingga, mereka mesti membuktikan diri untuk segera naik panggung. Saatnya mereka mendeklarasikan diri sebagai pengurus andal Iapim. Aksi-aksi alumni milenial ditunggu untuk memperbarui organisasi dengan manajemen perubahan nan mutakhir.
Iapim harus menata perubahan dengan menampilkan figur fenomenal dari alumni milenial. Iapim mutlak diinjeksi oleh alumni milenial dari jemaah mahasiswa aktif yang punya keunggulan kompetitif, responsif, adaptif, aplikatif sekaligus fleksibel. Apalagi, sosok milenial lugas menelisik masa depan guna memodifikasi Iapim di tengah kontestasi perubahan berskala gigantik. Kehadiran alumni milenial niscaya meningkatkan standar Iapim.
Pengangkatan alumni milenial untuk menakhodai Iapim merupakan wujud antisipasi. Ini sebagai metode pemenuhan kebutuhan organisasi di era selanjutnya.
Eksistensi alumni milenial di posisi puncak, akan memudahkan Iapim merancang elemen-elemen baru pada kurun mendatang. Mereka enteng melembagakan Future Program sebagai tonggak strategis dalam mengantisipasi masa depan.
Nol Kontribusi
Dalam menelusuri jalan berkelok rintangan, Iapim mesti ramping. Tak usah banyak pengurus. Struktur yang melar harus dipangkas supaya efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Skema yang bertingkat serta hierarkis bakal membuat pengambilan keputusan mandek gara-gara bertipe birokrasi.
Untuk efisiensi dan efektivitas operasional, maka, kepengurusan seyogianya bertipe mungil. Jangan bimbang dengan tim kecil. Maklum, membahana secara bertalu-talu gadget model terbaru di tengah teknologi informasi serta Internet. Ada smartphone yang mengikat segenap alumni untuk terkoneksi tiap detik. Saban waktu penduduk Bumi terintegrasi lewat virtual office maupun video conference.
Iapim versi milenial tidak usah memajang departemen yang seolah memamerkan kumpulan doktor dan profesor. Dipamer, namun, tak memiliki kontribusi signifikan! Memangnya organisasi lain keder kalau Iapim punya orang-orang bertitel?
Alumni milenial merupakan sari pati dari sistem Iapim guna mentransfer ide-ide bagi peradaban. Di bawah kepemimpinan mereka, kita berharap Iapim menjadi gerakan organisasi modern yang bertumpu pada aspek ideologis-rasional-humanis. Alhasil, ulet melakukan inovasi di tengah perubahan. Alumni Pesantren IMMIM akan terus bergandeng dalam ikhtiar guna mendistribusikan pemikiran-pemikiran demi mendesain peradaban baru di dekade berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar