Klasifikasi Iapim
Oleh Abdul Haris Booegies
Tiap organisasi punya keunikan yang mewarnai pergerakannya. Ada organisasi yang peduli bidang agama, sosial, pendidikan, kesehatan atau bisnis.
Organisasi berbasis teknologi semacam Google, Facebook, Apple, Tesla, Airbus serta Amazon, terus melesat. Mereka mengorbit berkat lincah berimprovisasi di tengah perubahan. Semua andal merencanakan masa depan.
Organisasi tidak dilihat dari jejak waktu yang telah ditempuh. Organisasi modern senantiasa menekankan untuk beradaptasi di tengah perubahan. Contoh klasik, Kodak, Fujifilm, Nokia dan Blackberry. Keempat raksasa ini merupakan ikon sakti. Kini, nama mereka pudar gara-gara tersapu tren perubahan. Dunia terus berubah dengan inovasi. Siapa lamban beradaptasi, niscaya mengalami kebangkrutan.
Dalam perkembangannya, organisasi selalu menghindari konflik kepentingan. Sekecil apa pun konflik, bakal berpengaruh terhadap kinerja organisasi.
Dalam kasus Ikatan Alumni Pesantren IMMIM (Iapim), kita disuguhi atraksi aneh. Organisasi eksklusif ini beranggotakan santri yang tamat dari Pesantren IMMIM. Keganjilan yang dipertontonkan yakni ketiadaan kaderisasi. Mencari individu fenomenal pengganti ketua Iapim cukup merepotkan. Mengapa mekanisme pengaderan macet? Komponen apa yang melatarbelakangi fenomena ini?
Dari penerawangan terhadap muasal gejala, ditemukan bahwa anggota Iapim terpilah akibat masa silam di pesantren. Di pondok, ada jenjang bertingkat berupa junior-senior. Hierarki ini kemudian menjelma trauma massal.
Junior pasti menghormati senior. Hingga, junior senantiasa mengedepankan senior, termasuk memilih Iapim 1. Junior mengutamakan senior, kendati kapasitas senior di bawah standar.
Fir'aun Tamalanrea
Sesudah berbilang tahun, saya menyimpulkan bahwa Iapim terbagi dalam empat golongan. Tiap puak memiliki karakteristik.
Pertama, Iapim Berlian. Ini alumni 1981 sampai 1986. Enam angkatan awal ini merupakan sebuah kesatuan. Tamatan pertama bermakna karena dilengkapi oleh alumni keenam. Ini komposisi ideal di pesantren untuk menunjukkan santri yang menuntut ilmu selama enam tahun. Selama hampir empat dekade, Iapim Berlian ditahbiskan punya instrumen kewenangan mutlak persis Fir'aun kontemporer, diktator-otoriter made in Tamalanrea.
Kedua, Iapim Mirah atau merah delima. Jemaah ini dimulai dari alumni 1987 sampai 1991. Iapim Ruby memuat lima angkatan. Tipikal kasta ini ialah masuknya sejumlah Iapim Berlian sebagai pembina di Pesantren IMMIM.
Ekspedisi bertuah Iapim Mirah terhenti pada 1991. Musababnya, muncul kelas eksperimen pada 1992. Eksistensi kelas eksperimen menandakan babak baru. Ada tamu permanen yang strata kelasnya langsung kelas 1 SMA.
Ketiga, Iapim Safir yang dimulai pada 1992 sampai 2017. Ini golongan terbesar. Berisi 26 angkatan. Tak diragukan lagi jika kuantitas entitas berdaulat ini menjadikannya the lord of the kings.
Ciri Iapim Safir dilambangkan dengan kehadiran kelas eksperimen. Kelas yang digagas oleh Direktur Pesantren Azhar Arsyad ini hanya menerima lulusan SMP. Khas lain Iapim Safir yaitu santri yang masuk pada pertengahan 1992, tidak pernah melihat Fadeli Luran, pendiri Pesantren IMMIM.
Keempat, Iapim Zamrud yang dimulai pada 2018. Kelompok ini bermula kala santri Aliyah hijrah ke Kampus II Putra di Moncongloe pada 2018. Eksodus ini membelah sejarah alumni. Secara spesifik, ada alumni Tamalanrea, ada pula Moncongloe.
Polarisasi Quadruple
Dalam persepsi saya, tamatan Moncongloe akan menggeser cara pandang di Iapim. Mereka secara perlahan bakal mengikis sisa-sisa hierarki junior-senior. Elemen ini terjadi berkat Tsanawiyah/SMP terpisah lokasi dengan Aliyah/SMA. Sesama putih biru merasa seirama di Tamalanrea. Hal serupa juga dirasakan oleh putih abu-abu di Moncongloe. Semua merasa satu karena setara sebagai santri Tsanawiyah atau santri Aliyah. Jenjang kedudukan sepadan lantaran SMP serta SMA tak digabung dalam satu kampus. Mereka mandiri dan sederajat secara komunitas, tanpa tekanan tingkatan.
Tradisi dari Moncongloe akan membentuk iklim baru di Iapim. Polarisasi quadruple yang melibatkan empat lapisan alumni bakal terkikis oleh energi magma Iapim Zamrud. Sebab, mereka tidak canggung serta sungkan berbaur dengan aneka angkatan. Perlahan namun pasti, warisan demarkasi junior-senior akan sirna bak ditiup angin malam. Pusaka dari era lampau inilah sesungguhnya yang membagi alumni dalam empat klasifikasi.
Iapim Zamrud yang 100 persen milenial orisinal bakal menggagas orkestrasi antar-angkatan. Upaya ini digaungkan demi memupus citra Iapim dari arogansi supremasi junior-senior yang bertahun-tahun memperkeruh situasi.
Alumni Moncongloe berpegang teguh pada prinsip bahwa tiap anggota baru atau lama berkewajiban membangun kejayaan Iapim. Iapim Zamrud akan merintis komunikasi sesama alumni supaya bergandeng dalam ikhtiar. Hatta, terpenuhi harapan-harapan alumni Pesantren IMMIM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar