Menyongsong Kejayaan Islam di Negeri
Paman Sam
Mazhab Liberalisme Silaturrahmi
Amerika
Oleh Abdul Haris Booegies
Di abad antarplanet nanti, tatkala dinasti
komputer naik tahta dan senjata nuklir menjadi buronan, maka, panji Islam di Amerika
berkibar penuh pesona. Negeri Paman Sam itu
bakal menjadi kiblat kemarakan Islam di dunia setelah terjadi perseteruan mahadahsyat
antara kelompok radikal kaum Muslim dengan lobi Yahudi yang ekstrem. Kemudian berlangsung pula perlawanan sengit
dari golongan pemikir Islam terhadap konspirasi antar-ideologi palsu made in the USA. Terbentangnya Amrik menjadi barometer Islam
lantaran ajaran Mahanabi Muhammad tersebut, sangat ampuh menebas kebatilan. Di Eropa, khususnya Inggris serta Perancis,
agama Allah itu malahan laris manis. Hingga,
Pax Islamica yang pernah menggetarkan
umat manusia, akan muncul kembali dengan wajah yang lebih sakti, canggih dan
kokoh.
Di negara Lady Diana, agama samawi itu tergiang
oleh martir Islam semacam Yusuf Islam (Cat Stevens), B Aisha Lemu maupun
Muhammad Pickthall. Ledakan Islam (Islamic explosion) makin membahana setelah
Pangeran Charles berpidato di Sheldonian Theatre dalam kunjungannya ke Pusat
Pengkajian Islam di Oxford, London, pada 27 Oktober 1993. Sedangkan di
Perancis, agama langit tersebut terus bergumul dalam aneka ideologi feses (tai).
Dahsyatnya arus Islam di negeri Gallia,
membuat Jean Marie le Pen, tokoh ekstrem kanan Front Nasional harus turun
gunung. Ia memperingatkan bakal
datangnya bahaya dari kaum Mukmin. Le
Pen berteriak bahwa: “Dans vingt ans la
France sera un Republique Islamique” (dua puluh tahun mendatang, Perancis
akan menjadi Republik Islam).
Islamisasi di Amerika bergerak lewat dua
jalur. Pertama, sebagai sebuah negara dengan segala bangsa (a nation of all nationalities), maka,
Tanah Impian itu telah pula memberi tempat bagi pendatang yang beragama Islam
untuk menetap. Alhasil, the new imigrant semacam Syekh Omar
Abdel-Rahman termasuk sosok yang memungkinkan terjadinya perubahan mendasar
bagi perspektif politik, religius serta ideologi. Kedua,
dentuman globalisasi informasi membuat Yankee
memiliki kesempatan untuk memandang Islam dari berbagai sudut. Hal tersebut akhirnya menjadikan Amrik yang
durhaka berubah sebagai sebuah negeri dengan limpahan rahmat dari sang Pencipta
(al-Khaliq).
Cita rasa Amerika yang membentuk gaya
dunia antara lain Harley Davidson,
Levi’s, makanan global California
Fried Chicken, Nike, Reeboks, Marlboro, Rambo, Madonna, Michael Jackson, Coca Cola, serta 911 (bantuan darurat
dari polisi, paramedis dan dinas pemadam kebakaran). Kemudian citra Amerika sebagai pendekar
demokrasi modern atau sifat usil sekaligus gatal untuk menyerbu negara lain,
bakal dikenang sebagai bagian masa silam dalam mengamerikakan dunia (to Americanize the world).
Islam yang menyeruak di negara superpower itu, kini dianggap sebagai
bola salju yang menggetarkan banyak pihak. Akibatnya, Islam dipandang sebagai bom waktu
yang akan menghancurkan nilai-nilai tradisional Paman Sam yang telah membentuk
kedigdayaan Amerika. Apalagi,
keperkasaan Islam di Amrik saat ini, terlihat bergemuruh dari detik ke detik. Sebagai contoh, ketika William Jefferson
Clinton (Bill Clinton) usai mengucapkan sumpah: “To preserve, protech and defend the Constitution” dalam prosesi pelantikannya
sebagai Presiden Amerika ke 42 pada 20 Januari 1993, maka, doa secara Islam pun
dipanjatkan. Lalu Siraj Wahhaj, imam
Masjid at-Taqwa di Brooklyn, New York, tercatat sebagai Muslim pertama yang membacakan
doa pembukaan di sidang DPR Amrik (House of Representative). Juga Walidin Mahmud termaktub sebagai orang
pertama yang berdoa secara Islam di Senat Amerika.
Di Amerika, organisasi-organisasi Islam
terus berkembang pesat. Sebagai contoh, The American Muslim Council yang dipimpin
Issa Smith. Pada 1954, dilakukan usaha
untuk menyatukan potensi lembaga-lembaga Islam yang dimulai kala didirikannya The Federation of Islamic Association
(Federasi Perhimpunan Islam). Kelompok
itu mencakup Amrik serta Kanada. Pada 1
Januari 1963, mahasiswa membentuk Muslim
Student Association (Himpunan Mahasiswa Islam) Amerika dan Kanada di kampus
University of Illinois, Urbana, Champaign. Lantas pada 1982, dibangun Islamic Society of North America (ISNA).
Lembaga yang bermarkas di Plainfield, Indiana,
tersebut kemudian menjadi induk organisasi dari Muslim Student Association (MSA), Association of Muslim Social Scientist (AMSS), Islamic Medical Association (IMA), Association of Muslim Scientist and Engineers (AMSE), The Muslim Communities Association (MCA)
maupun Foundation for International
Development (FID).
Pada 1982, juga didirikan Islamic Education Center dengan jumlah
pelajar sekitar 200. Lalu muncul pula International Islamic Federation of Student
Organization (Federasi Organisasi Mahasiswa Islam Internasional) serta International Institute of Islam Thought
(Lembaga Internasional untuk Pemikiran Islam) di Washington DC. Sementara lembaga wanita Muslim Amrik ditaksir
berjumlah 30.
Alkhateeb kemudian tercatat sebagai
Presiden Dewan Wanita Muslim Amerika Utara. Bahkan, sekarang sudah terbentuk Lobby Islami
atau Jamaah Muslim yang menghimpun ulama serta pemikir Islam untuk menghadapi
kelompok sial Zionis Israel maupun organisasi-organisasi misionaris.
Di sisi lain, tercatat pula kalau ada
sekitar 10 ribu personel militer Amrik yang menganut ajaran Rasulullah. Sedangkan di bidang olahraga, prestasi
kelompok Mukmin termasuk cemerlang. Selain
petinju legendaris Mohammad Ali (Cassius Marcellus Clay), juga ada santri
Amerika dari National Basketball
Association (NBA) yang menjadi bintang bola keranjang Denver Nugget (Colorado) yaitu Mahmoud Abdul-Raul (Chris Jackson). Lantas
meteor kompetisi bola basket profesional Amrik bernama Kareem Abdul-Jabbar (Lew
Alcindor). Jagoan basket di liga NBA
yang kini menakjubkan tiada lain Haji Hakeem Olajuwon, pemain center klub Houston Rockets.
Gempita Islam yang menawan itu, diwarnai
pula dengan masjid yang sekarang jumlahnya mencapai seribu dari 60 masjid pada 1960.
Asma Allah yang marak, juga tergiang di
beberapa kampus terkemuka semacam Boston University dan Massachussetts
Institute of Technology (MIT). Bahkan, Harvard
University yang tergolong Ivy League
lantaran kemashurannya, memiliki pula masjid.
Di megapolis NY, kota utama dunia yang
digelari New York Big Apple atau the World Capital of Excitement, malahan
berdiri Islamic Cultural Center of New York.
Masjid kelas ultramodern yang terletak
di sudut persimpangan Third Avenue serta 96th Street di belahan timur kawasan elite
Manhattan itu, disebut sebagai model tempat peribadatan abad ke 21. Masjid tersebut merupakan American Dream dalam mengantisipasi gelora tahun 2000.
Peradaban Jahiliyah
Menjelang pergantian abad saat ini,
Amerika dilanda kegersangan spiritual. Sedangkan
budaya kekerasan gegap gempita di mana-mana gara-gara banyak orang Amrik bangga
dengan tradisi memanggul senjata api seperti cowboy di zaman wild west.
Penyakit kekerasan dengan mesin pembunuh
itu, terus meningkat suhu kebrutalannya dalam meneror masyarakat. Apalagi, di Amerika, senjata api mudah
diperoleh di tiap pelosok negeri. Arkian,
tercatat 200 juta senjata api dimiliki oleh penduduk Amrik. Akibatnya, hampir 50 ribu jiwa per tahun yang
mati akibat tindak kekerasan. Pada 1992,
angka korban pembunuhan mencapai 23.760.
Di Washington yang dihuni 600 ribu warga
(10 ribu di antaranya homeless alias
gelandangan), nyaris tiap hari terdengar jika ada satu nyawa yang melayang
percuma. Bahkan, pada 1993, terhitung
466 orang yang tewas tertembak di Ibu Kota Amerika tersebut lantaran senjata
api. Hingga, penyalahgunaan senjata api
dinilai sudah melampaui batas.
Generasi muda Amrik malahan lebih angker
dalam persentase aneka kebejatan. Pasalnya, harmoni keluarga sejahtera yang utuh
sudah lenyap. Akibatnya, remaja Amerika
mudah dirasuk oleh perbuatan mesum lantaran mentahnya perlakuan orangtua. Anak-anak muda kehilangan kasih sayang
gara-gara orangtua kehabisan waktu dalam mendidik serta mengontrol perkembangan
mereka. Hatta, remaja putri mudah terjebak
dalam pelacuran. Terseretnya mereka ke
lembah dunia maksiat, merupakan pernyataan pemberontakan sekaligus alat untuk
menghukum orangtua yang egoistik dalam mengasuh.
Pada pojok lain, remaja putra terlibas
gaya hidup sadis akibat maraknya pertumpahan darah di jalan-jalan. Peristiwa-peristiwa semacam itu sering terekam
dalam memori mereka sejak kecil. Maklum,
kehidupan kelam negeri Paman Sam di waktu gelap, sudah lazim bertabur rongsokan
jenazah atau mayat pelacur yang tergeletak papa di pinggir jalan. Kebejatan tersebut dimeriahkan pula oleh raungan
sirine yang mengejar biang keonaran di tengah panorama malam yang sarat canda
riang di tempat-tempat hiburan yang dipenuhi bau alkohol dan kepulan asap
cerutu.
Lingkungan remaja yang bercorak zaman
jahiliyah, merupakan kawasan yang paling banyak dilindas nafsu kekerasan. Derajat kejahatan anak-anak itu tak lelah
membumbung dalam hitungan detik. Di
California, Louisiana, Illinois serta New Jersey, tercatat 22 persen dari 758
pelajar yang membawa senjata api. 12
persen di antaranya selalu menyelipkan di balik bajunya saban hari.
Laporan FBI menemukan data bahwa pada 1991,
tertera 2.200 korban pembunuhan di bawah umur 18 tahun. Jumlah ini menandaskan bahwa sekitar enam
remaja yang tewas dalam sehari. Sedangkan
korban perkosaan usia 12-19 tahun, mencapai hampir satu juta. Luapan angka tersebut, merupakan warna negatif
peradaban Amerika yang tidak letih dibekuk senjata api, pelecehan seks dan obat
bius.
Selain kekerasan yang banyak bersimbah
darah, Amerika pun diserbu sekte-sekte pemuja berhala serta dihantam fenomena
iblisisme berupa kejahatan ilmu gaib (occult
crime). Dalam mengatasi gejala
setanisme itu, maka, Amerika membentuk polisi ilmu gaib (occult cops) atau penumpas hantu yang populer dinamakan ghostbuster.
Penganut okultisme di sana mempraktekkan upacara
pemujaan setan dengan panduan kitab super sesat The Power of Satan yang disebarkan oleh kelompok CASH (Continental Association of Satan’s Hope)
yang bermarkas di Montreal, Kanada. Ritual golongan penyembah setan tersebut,
dihias dengan pentagram, lilin-lilin, ceceran darah, pedang, orang-orang
berjubah muram berikut doa-doa aneh bin ajaib.
Penganut ajaran setan juga sering mengorbankan makhluk bernyawa (manusia
atau hewan).
Kelompok-kelompok yang intim dengan rumus
iblis antara lain Ophite Cultus Satanic, Ordo
Trapezoid dan Kuil Set. Set adalah nama
dewa orang mati di masa kejayaan Mesir kuno. Sementara Gereja Setan yang mendewakan
Lucifer atau Batitong (godfather alias bigbos segala setan) diproklamasikan oleh Aleister Crowley
(1875-1947). Nabi imitasi dengan ajaran
satanik itu lalu dilapis oleh Antoni Szandora le Vey yang menulis kitab
berjudul The Satanic Bible, The Satanic
Rituals serta The Complete Witch.
Di samping peribadatan setan, juga gereja
kian kehilangan bobot wibawa lantaran dibekuk skandal seks. Affair
antara Eugene Marino dengan Vicky Long tatkala bara Perang Teluk II memanas,
lantas menebar virus kontroversi dalam masyarakat non-rohaniawan di Amrik. Kini, mereka sudah sulit percaya bila pastor
Katolik masih setia menepati sumpah untuk tidak kawin alias menahan gejolak
pedang romantisnya terhadap wanita.
Richard Sipe, bekas pastor yang sekarang
bergelut dalam masalah psikoterapis menemukan angka mutakhir perihal kaum pemimpin
agama. Ia memperoleh rincian bahwa 20
persen pastor Katolik punya sikap heteroseksual. Kemudian 13 persen digerogoti syahwat
homoseksual aktif. Sementara enam persen
doyan main seks liar dengan anak-anak, lelaki miring maupun perempuan jalang.
Sebelum skandal Eugene-Vicky, maka, affair tokoh televisi penginjil Jim
Bakker sudah lebih awal menggilas nurani. Bakker yang beristrikan Tamara Faye la Valley
terbukti memperkosa sekretaris gereja Jessica Hahn yang bahenol dari West
Babylon, New York. Bakker yang biseks
adalah pendiri siaran televisi gereja elektronik (electronic church) PTL (Praise
the Lord alias People That Love)
di North Caroline.
Selain Bakker, juga televangelist (penginjil tv) top Jimmy Swaggart sering berbuat cabul
dengan Peggy Carrier, seorang pelacur jalanan. Bocornya kelamin tuan pastor tersebut,
akhirnya membuat program-program keagamaannya ambruk dalam kenistaan.
Peta pengikut keagamaan di ranah Uncle Sam, terhampar dari kawasan utara sampai
wilayah selatan. Di daerah utara banyak bermukim
penganut Lutheran. Sedangkan Baptis di
Selatan. Gereja Baptis di Amerika punya
75 variasi. Lalu Protestan di California
Selatan. Sementara golongan Katolik sebagian
besar tinggal di New England (Pantai Timur). Terdapat 59 juta pengikut ajaran Katolik di
Amrik. Lantas Yahudi yang jumlahnya
sekitar 5,7 juta, banyak bertebar di New York, Florida maupun Massachussetts. Sedangkan di kawasan sepi mekar paham Mormon.
Islam yang mulai merambah negeri Paman Sam
pada abad ke 16 serta ke 18, sekarang sangat pesat berkembang. Dewan Muslim Amerika (AMC) memperkirakan bahwa
terdapat sekitar lima juta orang Islam di Amrik. Aliran kaum Muslim yang banyak dianut di
Amerika yaitu mazhab Syiah dan Sunni.
Dari
sekitar lima juta umat Islam, tercatat 56 persen adalah imigran. Perhitungannya yakni, 26 persen dari Asia
Selatan serta Asia Tenggara, 14 persen India dengan Pakistan, 12 persen Arab,
lima persen Afrika, empat persen Iran dan sisanya dari Turki maupun Kaukasus
(Asia Tengah). Sementara penganut Islam
dari kelompok Negro mencapai 42 persen.
Jumlah Nigger 12 persen dari 220 juta penduduk Amrik.
Empat Tokoh Pencetus
Gejolak budaya Amerika serta gemuruh
ajaran Mahanabi Muhammad akan mendesain Islam di negeri Bill Clinton dengan
formula baru. Amrik yang ditempa dalam
kehidupan bebas merdeka, bakal melahirkan satu format Islam yang sarat gerakan
pembaruan. Soalnya, struktur masyarakat
Amerika didasari kemampuan untuk berinovasi sekaligus memiliki landasan
teknologi yang andal. Apalagi, Yankee
mengagungkan prinsip kebebasan dan keadilan dalam menunjang ritme kerja mereka
yang sudah terprogram.
Unsur yang akan mempengaruhi Islam di
Amrik yakni aliran Liberalisme. Paham
itu bakal bersentuhan dengan Islam lantaran masyarakat Amerika hidup dalam pola
Liberalisme selama ratusan tahun. Hingga, prinsip kebebasan tersebut, sulit
dilumat badai perubahan. Akibatnya,
Liberalisme cuma bisa diarahkan supaya bercorak bebas dalam konteks doktrin
langit.
Liberalisme
yang menopang Amrik, menghendaki kemerdekaan tiap individu dalam masalah
keagamaan, kenegaraan, politik atau ekonomi. Ideologi yang muncul di Eropa Barat selama
abad ke 18 serta ke 19 itu, bersumber pada kebebasan tiap insan yang merujuk ke
arah individualisme.
Perintis otonomi kebebasan manusia tersebut
ialah John Locke, Jean Jacques Rousseau, John Stuart Mill dan Adam Smith. John Locke (1632-1704), merupakan filsuf
terbesar Empirisme yang juga tokoh Fajar Budi. Sosok yang menganggap bahwa rasio manusia
ibarat lembaran kertas putih (as a white
paper) itu, tercatat sebagai pencetus ide Trias Politica (eksekutif, legislalif serta federatif) yang disempurnakan
oleh Charles de Mostesquieu menjadi legislatif, yudikatif dan eksekutif.
Locke adalah tokoh yang memperkenalkan
sistem liberal klasik perihal pemerintahan yang representatif. Filsuf berdarah Inggris tersebut sangat mashur
lantaran teorinya sanggup mempengaruhi United
States Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan Amerika) serta Bill of Rights (Piagam Hak-hak Asasi). Bahkan, ide politiknya diterapkan pula dalam Glorious Revolution di Inggris pada 1680.
Perintis otonomi kebebasan manusia yang
lain yakni Jean Jacques Rousseau (1712-1778).
Ia lahir di Jenewa, Swiss.
Rousseau tersohor sebagai filsuf Perancis pada Abad Pencerahan (Age of Reason). Ia termasuk otak Revolusi Perancis yang bersemboyan
Liberte (kebebasan), Egalite (persamaan) serta Fraternite (persaudaraan).
Penulis buku The Social Contract (1762) itu dianggap pendekar teori yang paling
liberal sekaligus sangat revolusioner di zaman modern. Di Turin, Italia, pada 1728, ia menjadi
pengikut Katolik sesudah terlena oleh sekte kepercayaan Perancis Protestan.
Sumber ilham Liberalisme selanjutnya ialah
John Stuart Mill (1806-1873). Ia berasal
dari Inggris. Filsuf yang merangkap
ekonom tersebut, adalah penulis kitab On
Liberty yang berisi pembelaan klasik atas kebebasan, terutama kebebasan
berbicara. Mill juga mengarang System of Logic, Principles of Political
Economy, Utilitarianism, yang melambungkan namanya.
Sedangkan sosok Adam Smith (1723-1790),
tercatat sebagai pencetus ekonomi klasik serta sistem ekonomi pasar. Penulis buku An Inquiry in the Nature and Causes of the Wealth of Nations itu,
malahan dibaiat sebagai Bapak Ekonomi Nasional. Smith yang lahir di kola Kirkcaldy,
Skotlandia, percaya bahwa kekayaan yang melimpah-ruah bisa diperoleh dari
usaha-usaha individu yang tidak ditekan atau dikekang. Tokoh terhormat di bidang teori pembangunan
ekonomi tersebut menerbitkan pula buku Theory
of Moral Sentiments.
Teologi Islam Amerika
Kuatnya Liberalisme dalam gelora kehidupan
Yankee dan derasnya arus Islamisasi
akan melahirkan teologia (pengetahuan tentang ketuhanan) yang dinamakan Liberalisme Silaturrahmi. Mazhab itu mengandung prinsip ajaran mengenai
substansi akidah, hukum serta ijtimai
(sosiologis) yang dibalut kebebasan pribadi dan keadilan dalam naungan ukhuwah islamiyah.
Liberalisme
Silaturrahmi memiliki arah, sifat serta wujud dalam memicu spiritual global
dan pemikiran futuristik. Alhasil, Liberalisme Silaturrahmi bakal menjadi
paham alternatif spiritual kontemporer yang paling gemilang dalam cakrawala
kehidupan keagamaan di dunia.
Kehadiran Liberalisme Silaturrahmi
juga akan memperkaya figur mazhab-mazhab lainnya yang lebih awal muncul. Misalnya, aliran Ahlussunnah wal Jamaah, Syiah, Khawarij, Mu’tazilah serta Jabariah. Secara historis, teologi Islam bermula dari
Muaz bin Jabal. Ia merupakan cikal-bakal
ijtihad (interpretasi dalam
menguraikan Islam) yang melahirkan kehidupan bermazhab. Ketika itu, Rasulullah menunjuknya sebagai
gubernur di Yaman. Mahanabi Muhammad
berpesan: “Kalau dalam al-Qur’an, Hadis dan pendapat sahabat tidak ada, maka,
kamu mesti mengambil keputusan sendiri”.
Saat terjadi banyak kekacauan perspektif
dalam kehidupan Islam, maka, berkembang ragam teologia
yang berusaha menampilkan konfigurasi
Islam yang dianggap sesuai dengan kemurnian. Syiah, umpamanya, lahir tatkala posisi Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah, kurang mantap. Hingga, Abdullah bin Saba (mantan rabi Yahudi
dari Yaman), mencetuskan kelahiran Syiah pada tahun 30 Hijriah. Dalam
perjalanannya, Syiah kemudian berkembang menjadi 22 firqah (kelompok). Pecahan
sekte tersebut antara lain Bahaiyah,
Ahmadiyah Qadyan, Sabaiyah, Kaisaniah, Ismailiyah, Zaisiyah, Quramithah
serta Ja’fariyah yang bersumber dari
gerakan Syiah Imamiyah Isna’asyariyah.
Pada tahun 37 Hijriah, muncul mazhab Khawarij sebagai protes terhadap
Muawiyah bin Abu Sofyan (Gubernur Damaskus/Syria) dan Sayyidina Ali bin Abi
Thalib yang terlibat dalam Perang Siffin. Kaum Khawarij
akhirnya memisahkan diri atau keluar (kharaju)
dari bani Umayah. Aliran itu lalu terbagi
dalam 20 firqah. Di antara pemimpin Khawarij yang disegani ialah Qathar bin Faja’ah, Nafi bin Azraq,
Najdah bin Ami, Abu Thaluf, Urwah bin Hudair, Quraib bin Marran serta Abu
Fudaika.
Lantas di awal abad pertama Hijriah, lahir
mazhab Murjiah. Pemimpinnya yakni Hasan bin Bilal al-Muzni,
Dhirar bin Umar dan Abu Salat as-Samman. Murjiah akhirnya pecah menjadi lima sekte. Sementara mazhab Najariah yang dikembangkan oleh Abu Abdillah Husein bin Muhammad
an-Najar bermetamorfosis menjadi tiga aliran. Kemudian mazhab Jabariah atau golongan Jahmiah
yang dicetuskan oleh Jaham bin Sofyan terbagi dalam tiga firqah. Sedangkan mazhab Musyabihah yang tergolong paham kecil melahirkan
kelompok Wahabi yang dikembangkan
oleh Muhammad bin Abdul Wahab.
Di abad ke 2 Hijriah, muncul mazhab Mu’tazilah yang dipimpin oleh Washil bin
Atha al-Ghazzal. Kelompok tersebut lalu pecah menjadi 20 firqah. Gerakan Mu’tazilah yang mashur adalah pihak Huzail (Abdul Huzail al-Allaf), kelompok
Nazzam (Ibrahim an-Nazzam), paham Jahiz (al-Jahiz), golongan Jubba’i (al-Jubbai) serta sekte Qadariah yang dikembangkan oleh Ma’bad
al-Juhani Gailan ad-Dimasyqi.
Sementara Ahlussunnah wal Jamaah atau Sunni
dirumuskan oleh Syekh Abu Mansur al-Maturidi. Aliran itu muncul pada abad ke 3 Hijriah
sebagai reaksi atas lahirnya beberapa gerakan yang melenceng dari kesejatian
Islam. Dalam mazhab yang kini dianut
oleh mayoritas kaum Muslim di seluruh dunia tersebut, juga disisipi aliran Asy’ariah.
Paham Asy’ariah
sebagai aliran penganut tradisi disponsori oleh Imam Abu al-Hasan Ali bin
Ismail al-Asy’ari. Selain Asy’ariah, ada pula golongan Maturidiyah yang didirikan oleh Abu
Mansur Muhammad bin Muhammad.
Jihad Paman Sam
Munculnya kecenderungan (naz’ah) orang Amrik untuk mempelajari
masalah transendental dewasa ini, terlihat dari gemuruh Angel-mania. Survei CNN/Time di akhir 1993 menemukan bahwa
69 persen warga Amerika percaya akan adanya malaikat. Sedangkan yang menganggapnya “omong kosong
nomor 13” berjumlah 25 persen.
Kepercayaan terhadap malaikat lantas membuat
orang Amrik membentuk organisasi yang khusus meneropong kecintaan terhadap
malaikat. Angel Watch Network di New
Jersey dan Angel Collectors Club of
America di Colorado, umpamanya, merupakan lembaga yang punya animo terhadap
sesuatu yang berkaitan dengan malaikat. Di
samping perkumpulan, juga buku-buku yang membahas tentang malaikat banyak dirilis.
Kitab yang menceritakan perihal eksistensi
malaikat antara lain: A Book of Angels
(Sophy Burnham), Where Angel Walk
(Joan Wester Anderson), Angels in America
(Tony Kushner) serta Angel: God’s Secret
Agents (Billy Graham).
Sedangkan di kalangan remaja, nilai-nilai
moral mulai terkuak setelah mereka muak oleh dirty jokes, free love dan
free sex yang mengarah pada sexual
harashment. Bahkan, generasi muda
bangsa petualang antariksa itu sudah jijik terhadap adat permissive societies (masyarakat serba boleh) yang berawal dari
Swedia serta Denmark.
Kini, di Amrik bergejolak perkumpulan semacam
True Love Waits dengan slogan: “tetap
perawan dan perjaka sebelum menikah”. Mereka berprinsip untuk menunda menyerahkan
getaran hati yang dibalut cinta kasih (abstinence
makes the heart grow fonder).
Alhasil, di pojok-pojok alam birahi berdiri tegar iklan-iklan billboard yang merangsang masyarakat
dengan pesan moral seperti virginity is
not a dirty world (keperawanan bukan dunia yang kotor).
Arah baru tersebut, menjabarkan bahwa
Amerika dilanda religious counsciousness
(kesadaran agama) atau rabbaniyah
(kesadaran ketuhanan). Mereka mencari
Jalan Langit (tendo) seraya menjauhkan
diri (i’tazala) dari kehidupan dunia (al-hayat ad-dunya) yang sarat nafsu,
godaan serta dendam. Kaum Yankee itu tak lelah untuk menemukan
pedoman hidup yang bisa dijadikan pijakan dasar keseharian. Sebab, iman menurut Immanuel Kant (1724-1804),
dapat digunakan secara efisien pada persoalan-persoalan moral, ilmiah dan praktis.
Apalagi, kemampuan mengolah impuls
spiritual erat hubungannya dengan wujud manusia itu sendiri. Plato (filsuf pertama Yunani) pun berpendapat
bahwa tiap irisan merupakan suatu kesatuan pikiran, keinginan serta nafsu.
Pencarian dan kerinduan terhadap teologi
yang membangkitkan denyut baru perubahan dunia, tak akan berhenti bergetar di
Amrik yang diamini sebagai a country
where money can talk. Pasalnya, krisis
makna agama telah banyak melahirkan tirani (thaghut)
yang menghimpit kehidupan. Rakyat Amerika
sudah jenuh dipayungi superioritas diri semacam nuclear weapons, proyek Star
Wars maupun pesawat siluman Stealth
yang justru menimbulkan kengerian. Hingga, dengan jiwa besar, Presiden Clinton memaparkan
di depan jemaat gereja di Memphis pada pertengahan November 1993, bahwa di Amrik
sekarang terjadi krisis spiritual yang besar.
Agresivitas keagamaan maupun paham-paham
dari kubu ideologi raksasa atau yang berasal dari benteng ideologi liliput,
terus melibas Amerika. Semua mengibarkan
promosi besar yang sama untuk menanggulangi problem hidup yang mencecar penuh
nafsu jahat. Pada akhirnya, ajaran Mahanabi
Muhammad pun menembus dinding Kapitalisme Liberalisme negeri Paman Sam. Misinya hendak menjadikan Amrik sebagai
hamparan tanah yang penuh maghfirah
(ampunan).
Kehadiran Islam yang berisi kandungan iman
bercorak keselamatan duniawi-ukhrawi, pada hakikatnya bakal memicu reformasi
keagamaan (al-ishlah ad-din), memacu
prestasi kerja sekaligus mentransformasikan kehidupan ke arah nafsu kemuliaan. Alhasil, Islam di negeri yang bercitra land of the free and the brave tersebut,
akan berlabel Islam Jihad. Wujudnya bukan
Islam X yang tidak jelas identitas sistem, emosi serta esensinya.
Api Islam yang berpijar benderang dari
bumi Amerika ke seluruh pelosok dunia merupakan simbol kebangkitan Pax Islamica. Sementara Liberalisme Silaturrahmi akan
memperkokoh jaringan keimanan dalam menyembah Tuhan yang Mahaesa (the Unity of God).
Keberadaan mazhab itu, juga merangsang
gairah dialektika keilmuan serta spektrum pemikiran Islam. Bahkan, partikel-partikel konfigurasi
ajarannya bakal mencairkan kebekuan nurani dalam menyongsong kebenaran yang terlupakan
(forgotten truth). Apalagi, Liberalisme Silaturrahmi sebagai teologi
Islam made in the USA memiliki sifat
toleran yang akan menghancurkan sikap homo
homini lupus (kelompok yang satu sebagai pemakan bagi golongan lain).
Kehadiran gerakan Liberalisme Silaturrahmi bakal memudahkan orang-orang awam Amerika
yang tidak mapan visi tauhidnya untuk melakukan ijtihad. Arkian, Liberalisme Silaturrahmi akan membawa Yankee ke dalam dekapan pancaran sinar
Ilahi. Sebab, mazhab yang tumbuh di
wilayah Paman Sam itu telah memotong jalur Materialisme Rasionalisme yang
bernaung pada ideologi Kapitalisme Liberalisme. Dengan adanya Liberalisme Silaturrahmi, maka, revivalisme (kebangkitan kembali)
nilai-nilai keagamaan di Amrik bangkit untuk meleburkan diri dalam wujud Allah (al-fana fillah).
Mazhab Liberalisme
Silaturrahmi merupakan protes atas individualisme, kapitalisme,
materialisme, hedonisme maupun budaya bebas yang mempersetankan kemuliaan serta
kebenaran. Liberalisme Silaturrahmi didambakan sebagai aliran yang menjadi
inspirator utama peradaban Amerika di abad ke 21. Apalagi, proyek sejarah masa depan tersebut,
mempunyai kandungan dialog yang bergerak untuk menghimpun umat dalam wadah ukhuwah islamiyah. Bahkan, paham Liberalisme Silaturrahmi merupakan
sentral kegiatan sosial kaum Muslim dan sumber pembaruan dalam menafsirkan
Islam sekaligus wahana pengurai tema dimensi eskatologis (ajaran keakhiratan). Hingga, aliran yang sarat cakrawala baru
mengenai kehidupan spiritual itu identik dengan aroma perdamaian maupun
kebaikan universal (hanif) yang
dilandasi kebenaran mutlak dari Allah (the
Truth and the Absolute Being).
Gemuruh karunia Tuhan terbentang di Amrik
berkat di abad antarplanet mendatang, jati diri negeri Paman Sam sanggup
mengibarkan ajaran mu’tabar (sah
serta benar). Sebagai a nation of many nationalities dan
supermarket budaya dunia, maka, Amerika pun bakal menjadi pabrik dai (speaker of Islam) serta konseptor aneka
teori perdamaian. Apalagi, menurut Israel Zangwill, seorang novelis, penyair,
aktivis politik dan pengarang drama empat babak Melting Pot bahwa, Amerika adalah negara yang dibentuk oleh Tuhan. Hingga, superpower
yang pernah mengacak-acak dunia atas restu budaya populer produk Hollywood,
setan Zionis, jaringan mafioso serta
keangkuhan egonya sebagai globo cop
tersebut, akhirnya bermetamorfosis menjadi Tanah Impian yang saleh bagi Mukmin
sejati (a true believer) dan pencari
kebenaran (the seeker of the truth). Soalnya, Amerika telah bertransformasi dari
lembah koboi yang digilas perdarahan makna serta tujuan hidup (meaning and purpose of life) ke alam dinul ishlah (agama perbaikan) dan dinul mawaddah (agama cinta kasih) yang
dihuni kaum hunafa (orang-orang yang
lurus).
“Mereka pun kembali dengan nikmat serta
karunia dari Allah. Tiada bencana apa pun menimpanya. Sebab, mereka mengikuti keridaan Tuhan. Allah pemilik karunia yang besar” (Ali Imran: 174).
PANJI MASYARAKAT
NO.803, TAHUN XXXV, 1-10 RABIUL AKHIR 1415 H, 11-20 SEPTEMBER 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar