Senin, 10 Oktober 2011

Mazhab Liberalisme Silaturrahmi Amerika



Menyongsong Kejayaan Islam di Negeri Paman Sam
Mazhab Liberalisme Silaturrahmi Amerika
Oleh Abdul Haris Booegies
     Di abad antarplanet nanti, tatkala dinasti komputer naik tahta dan senjata nuklir menjadi buronan, maka, panji Islam di Amerika berkibar penuh pesona.  Negeri Paman Sam itu bakal menjadi kiblat kemarakan Islam di dunia setelah terjadi perseteruan mahadahsyat antara kelompok radikal kaum Muslim dengan lobi Yahudi yang ekstrem.  Kemudian berlangsung pula perlawanan sengit dari golongan pemikir Islam terhadap konspirasi antar-ideologi palsu made in the USA.  Terbentangnya Amrik menjadi barometer Islam lantaran ajaran Mahanabi Muhammad tersebut, sangat ampuh menebas kebatilan.  Di Eropa, khususnya Inggris serta Perancis, agama Allah itu malahan laris manis.  Hingga, Pax Islamica yang pernah menggetarkan umat manusia, akan muncul kembali dengan wajah yang lebih sakti, canggih dan kokoh.
     Di negara Lady Diana, agama samawi itu tergiang oleh martir Islam semacam Yusuf Islam (Cat Stevens), B Aisha Lemu maupun Muhammad Pickthall.  Ledakan Islam (Islamic explosion) makin membahana setelah Pangeran Charles berpidato di Sheldonian Theatre dalam kunjungannya ke Pusat Pengkajian Islam di Oxford, London, pada 27 Oktober 1993. Sedangkan di Perancis, agama langit tersebut terus bergumul dalam aneka ideologi feses (tai).
     Dahsyatnya arus Islam di negeri Gallia, membuat Jean Marie le Pen, tokoh ekstrem kanan Front Nasional harus turun gunung.  Ia memperingatkan bakal datangnya bahaya dari kaum Mukmin.  Le Pen berteriak bahwa: “Dans vingt ans la France sera un Republique Islamique” (dua puluh tahun mendatang, Perancis akan menjadi Republik Islam).
     Islamisasi di Amerika bergerak lewat dua jalur.  Pertama, sebagai sebuah negara dengan segala bangsa (a nation of all nationalities), maka, Tanah Impian itu telah pula memberi tempat bagi pendatang yang beragama Islam untuk menetap.  Alhasil, the new imigrant semacam Syekh Omar Abdel-Rahman termasuk sosok yang memungkinkan terjadinya perubahan mendasar bagi perspektif politik, religius serta ideologi.  Kedua, dentuman globalisasi informasi membuat Yankee memiliki kesempatan untuk memandang Islam dari berbagai sudut.  Hal tersebut akhirnya menjadikan Amrik yang durhaka berubah sebagai sebuah negeri dengan limpahan rahmat dari sang Pencipta (al-Khaliq).
     Cita rasa Amerika yang membentuk gaya dunia antara lain Harley Davidson, Levi’s, makanan global California Fried Chicken, Nike, Reeboks, Marlboro, Rambo, Madonna, Michael Jackson, Coca Cola, serta 911 (bantuan darurat dari polisi, paramedis dan dinas pemadam kebakaran).  Kemudian citra Amerika sebagai pendekar demokrasi modern atau sifat usil sekaligus gatal untuk menyerbu negara lain, bakal dikenang sebagai bagian masa silam dalam mengamerikakan dunia (to Americanize the world).
     Islam yang menyeruak di negara superpower itu, kini dianggap sebagai bola salju yang menggetarkan banyak pihak.  Akibatnya, Islam dipandang sebagai bom waktu yang akan menghancurkan nilai-nilai tradisional Paman Sam yang telah membentuk kedigdayaan Amerika.  Apalagi, keperkasaan Islam di Amrik saat ini, terlihat bergemuruh dari detik ke detik.  Sebagai contoh, ketika William Jefferson Clinton (Bill Clinton) usai mengucapkan sumpah: “To preserve, protech and defend the Constitution” dalam prosesi pelantikannya sebagai Presiden Amerika ke 42 pada 20 Januari 1993, maka, doa secara Islam pun dipanjatkan.  Lalu Siraj Wahhaj, imam Masjid at-Taqwa di Brooklyn, New York, tercatat sebagai Muslim pertama yang membacakan doa pembukaan di sidang DPR  Amrik (House of Representative).  Juga Walidin Mahmud termaktub sebagai orang pertama yang berdoa secara Islam di Senat Amerika.
     Di Amerika, organisasi-organisasi Islam terus berkembang pesat.  Sebagai contoh, The American Muslim Council yang dipimpin Issa Smith.  Pada 1954, dilakukan usaha untuk menyatukan potensi lembaga-lembaga Islam yang dimulai kala didirikannya The Federation of Islamic Association (Federasi Perhimpunan Islam).  Kelompok itu mencakup Amrik serta Kanada.  Pada 1 Januari 1963, mahasiswa membentuk Muslim Student Association (Himpunan Mahasiswa Islam) Amerika dan Kanada di kampus University of Illinois, Urbana, Champaign.  Lantas pada 1982, dibangun Islamic Society of North America (ISNA).  Lembaga yang bermarkas di Plainfield, Indiana, tersebut kemudian menjadi induk organisasi dari Muslim Student Association (MSA), Association of Muslim Social Scientist (AMSS), Islamic Medical Association (IMA), Association of Muslim Scientist and Engineers (AMSE), The Muslim Communities Association (MCA) maupun Foundation for International Development (FID).
     Pada 1982, juga didirikan Islamic Education Center dengan jumlah pelajar sekitar 200.  Lalu muncul pula International Islamic Federation of Student Organization (Federasi Organisasi Mahasiswa Islam Internasional) serta International Institute of Islam Thought (Lembaga Internasional untuk Pemikiran Islam) di Washington DC.  Sementara lembaga wanita Muslim Amrik ditaksir berjumlah 30.
     Alkhateeb kemudian tercatat sebagai Presiden Dewan Wanita Muslim Amerika Utara.  Bahkan, sekarang sudah terbentuk Lobby Islami atau Jamaah Muslim yang menghimpun ulama serta pemikir Islam untuk menghadapi kelompok sial Zionis Israel maupun organisasi-organisasi misionaris.
     Di sisi lain, tercatat pula kalau ada sekitar 10 ribu personel militer Amrik yang menganut ajaran Rasulullah.  Sedangkan di bidang olahraga, prestasi kelompok Mukmin termasuk cemerlang.  Selain petinju legendaris Mohammad Ali (Cassius Marcellus Clay), juga ada santri Amerika dari National Basketball Association (NBA) yang menjadi bintang bola keranjang Denver Nugget (Colorado) yaitu Mahmoud Abdul-Raul (Chris Jackson). Lantas meteor kompetisi bola basket profesional Amrik bernama Kareem Abdul-Jabbar (Lew Alcindor).  Jagoan basket di liga NBA yang kini menakjubkan tiada lain Haji Hakeem Olajuwon, pemain center klub Houston Rockets.
     Gempita Islam yang menawan itu, diwarnai pula dengan masjid yang sekarang jumlahnya mencapai seribu dari 60 masjid pada 1960.  Asma Allah yang marak, juga tergiang di beberapa kampus terkemuka semacam Boston University dan Massachussetts Institute of Technology (MIT).  Bahkan, Harvard University yang tergolong Ivy League lantaran kemashurannya, memiliki pula masjid.
     Di megapolis NY, kota utama dunia yang digelari New York Big Apple atau the World Capital of Excitement, malahan berdiri Islamic Cultural Center of New York.  Masjid kelas ultramodern yang terletak di sudut persimpangan Third Avenue serta 96th Street di belahan timur kawasan elite Manhattan itu, disebut sebagai model tempat peribadatan abad ke 21.  Masjid tersebut merupakan American Dream dalam mengantisipasi gelora tahun 2000.

Peradaban Jahiliyah
     Menjelang pergantian abad saat ini, Amerika dilanda kegersangan spiritual.  Sedangkan budaya kekerasan gegap gempita di mana-mana gara-gara banyak orang Amrik bangga dengan tradisi memanggul senjata api seperti cowboy di zaman wild west.  Penyakit kekerasan dengan mesin pembunuh itu, terus meningkat suhu kebrutalannya dalam meneror masyarakat.  Apalagi, di Amerika, senjata api mudah diperoleh di tiap pelosok negeri.  Arkian, tercatat 200 juta senjata api dimiliki oleh penduduk Amrik.  Akibatnya, hampir 50 ribu jiwa per tahun yang mati akibat tindak kekerasan.  Pada 1992, angka korban pembunuhan mencapai 23.760.
     Di Washington yang dihuni 600 ribu warga (10 ribu di antaranya homeless alias gelandangan), nyaris tiap hari terdengar jika ada satu nyawa yang melayang percuma.  Bahkan, pada 1993, terhitung 466 orang yang tewas tertembak di Ibu Kota Amerika tersebut lantaran senjata api.  Hingga, penyalahgunaan senjata api dinilai sudah melampaui batas.
     Generasi muda Amrik malahan lebih angker dalam persentase aneka kebejatan.  Pasalnya, harmoni keluarga sejahtera yang utuh sudah lenyap.  Akibatnya, remaja Amerika mudah dirasuk oleh perbuatan mesum lantaran mentahnya perlakuan orangtua.  Anak-anak muda kehilangan kasih sayang gara-gara orangtua kehabisan waktu dalam mendidik serta mengontrol perkembangan mereka.  Hatta, remaja putri mudah terjebak dalam pelacuran.  Terseretnya mereka ke lembah dunia maksiat, merupakan pernyataan pemberontakan sekaligus alat untuk menghukum orangtua yang egoistik dalam mengasuh.
     Pada pojok lain, remaja putra terlibas gaya hidup sadis akibat maraknya pertumpahan darah di jalan-jalan.  Peristiwa-peristiwa semacam itu sering terekam dalam memori mereka sejak kecil.  Maklum, kehidupan kelam negeri Paman Sam di waktu gelap, sudah lazim bertabur rongsokan jenazah atau mayat pelacur yang tergeletak papa di pinggir jalan.  Kebejatan tersebut dimeriahkan pula oleh raungan sirine yang mengejar biang keonaran di tengah panorama malam yang sarat canda riang di tempat-tempat hiburan yang dipenuhi bau alkohol dan kepulan asap cerutu.
     Lingkungan remaja yang bercorak zaman jahiliyah, merupakan kawasan yang paling banyak dilindas nafsu kekerasan.  Derajat kejahatan anak-anak itu tak lelah membumbung dalam hitungan detik.  Di California, Louisiana, Illinois serta New Jersey, tercatat 22 persen dari 758 pelajar yang membawa senjata api.  12 persen di antaranya selalu menyelipkan di balik bajunya saban hari.
     Laporan FBI menemukan data bahwa pada 1991, tertera 2.200 korban pembunuhan di bawah umur 18 tahun.  Jumlah ini menandaskan bahwa sekitar enam remaja yang tewas dalam sehari.  Sedangkan korban perkosaan usia 12-19 tahun, mencapai hampir satu juta.  Luapan angka tersebut, merupakan warna negatif peradaban Amerika yang tidak letih dibekuk senjata api, pelecehan seks dan obat bius.
     Selain kekerasan yang banyak bersimbah darah, Amerika pun diserbu sekte-sekte pemuja berhala serta dihantam fenomena iblisisme berupa kejahatan ilmu gaib (occult crime).  Dalam mengatasi gejala setanisme itu, maka, Amerika membentuk polisi ilmu gaib (occult cops) atau penumpas hantu yang populer dinamakan ghostbuster.
     Penganut okultisme di sana mempraktekkan upacara pemujaan setan dengan panduan kitab super sesat The Power of Satan yang disebarkan oleh kelompok CASH (Continental Association of Satan’s Hope) yang bermarkas di Montreal, Kanada.  Ritual golongan penyembah setan tersebut, dihias dengan pentagram, lilin-lilin, ceceran darah, pedang, orang-orang berjubah muram berikut doa-doa aneh bin ajaib.  Penganut ajaran setan juga sering mengorbankan makhluk bernyawa (manusia atau hewan).
     Kelompok-kelompok yang intim dengan rumus iblis antara lain Ophite Cultus Satanic, Ordo Trapezoid dan Kuil Set.  Set adalah nama dewa orang mati di masa kejayaan Mesir kuno. Sementara Gereja Setan yang mendewakan Lucifer atau Batitong (godfather alias bigbos segala setan) diproklamasikan oleh Aleister Crowley (1875-1947).  Nabi imitasi dengan ajaran satanik itu lalu dilapis oleh Antoni Szandora le Vey yang menulis kitab berjudul The Satanic Bible, The Satanic Rituals serta The Complete Witch.
     Di samping peribadatan setan, juga gereja kian kehilangan bobot wibawa lantaran dibekuk skandal seks.  Affair antara Eugene Marino dengan Vicky Long tatkala bara Perang Teluk II memanas, lantas menebar virus kontroversi dalam masyarakat non-rohaniawan di Amrik.  Kini, mereka sudah sulit percaya bila pastor Katolik masih setia menepati sumpah untuk tidak kawin alias menahan gejolak pedang romantisnya terhadap wanita.
     Richard Sipe, bekas pastor yang sekarang bergelut dalam masalah psikoterapis menemukan angka mutakhir perihal kaum pemimpin agama.  Ia memperoleh rincian bahwa 20 persen pastor Katolik punya sikap heteroseksual.  Kemudian 13 persen digerogoti syahwat homoseksual aktif.  Sementara enam persen doyan main seks liar dengan anak-anak, lelaki miring maupun perempuan jalang.
     Sebelum skandal Eugene-Vicky, maka, affair tokoh televisi penginjil Jim Bakker sudah lebih awal menggilas nurani.  Bakker yang beristrikan Tamara Faye la Valley terbukti memperkosa sekretaris gereja Jessica Hahn yang bahenol dari West Babylon, New York.  Bakker yang biseks adalah pendiri siaran televisi gereja elektronik (electronic church) PTL (Praise the Lord alias People That Love) di North Caroline.
     Selain Bakker, juga televangelist (penginjil tv) top Jimmy Swaggart sering berbuat cabul dengan Peggy Carrier, seorang pelacur jalanan.  Bocornya kelamin tuan pastor tersebut, akhirnya membuat program-program keagamaannya ambruk dalam kenistaan.
     Peta pengikut keagamaan di ranah Uncle Sam, terhampar dari kawasan utara sampai wilayah selatan.  Di daerah utara banyak bermukim penganut Lutheran.  Sedangkan Baptis di Selatan.  Gereja Baptis di Amerika punya 75 variasi.  Lalu Protestan di California Selatan.  Sementara golongan Katolik sebagian besar tinggal di New England (Pantai Timur).  Terdapat 59 juta pengikut ajaran Katolik di Amrik.  Lantas Yahudi yang jumlahnya sekitar 5,7 juta, banyak bertebar di New York, Florida maupun Massachussetts.  Sedangkan di kawasan sepi mekar paham Mormon.
     Islam yang mulai merambah negeri Paman Sam pada abad ke 16 serta ke 18, sekarang sangat pesat berkembang.  Dewan Muslim Amerika (AMC) memperkirakan bahwa terdapat sekitar lima juta orang Islam di Amrik.  Aliran kaum Muslim yang banyak dianut di Amerika yaitu mazhab Syiah dan Sunni.
     Dari sekitar lima juta umat Islam, tercatat 56 persen adalah imigran.  Perhitungannya yakni, 26 persen dari Asia Selatan serta Asia Tenggara, 14 persen India dengan Pakistan, 12 persen Arab, lima persen Afrika, empat persen Iran dan sisanya dari Turki maupun Kaukasus (Asia Tengah).  Sementara penganut Islam dari kelompok Negro mencapai 42 persen.  Jumlah Nigger 12 persen dari 220 juta penduduk Amrik.

Empat Tokoh Pencetus
     Gejolak budaya Amerika serta gemuruh ajaran Mahanabi Muhammad akan mendesain Islam di negeri Bill Clinton dengan formula baru.  Amrik yang ditempa dalam kehidupan bebas merdeka, bakal melahirkan satu format Islam yang sarat gerakan pembaruan.  Soalnya, struktur masyarakat Amerika didasari kemampuan untuk berinovasi sekaligus memiliki landasan teknologi yang andal. Apalagi, Yankee mengagungkan prinsip kebebasan dan keadilan dalam menunjang ritme kerja mereka yang sudah terprogram.
     Unsur yang akan mempengaruhi Islam di Amrik yakni aliran Liberalisme.  Paham itu bakal bersentuhan dengan Islam lantaran masyarakat Amerika hidup dalam pola Liberalisme selama ratusan tahun. Hingga, prinsip kebebasan tersebut, sulit dilumat badai perubahan.  Akibatnya, Liberalisme cuma bisa diarahkan supaya bercorak bebas dalam konteks doktrin langit.
     Liberalisme yang menopang Amrik, menghendaki kemerdekaan tiap individu dalam masalah keagamaan, kenegaraan, politik atau ekonomi.  Ideologi yang muncul di Eropa Barat selama abad ke 18 serta ke 19 itu, bersumber pada kebebasan tiap insan yang merujuk ke arah individualisme.
     Perintis otonomi kebebasan manusia tersebut ialah John Locke, Jean Jacques Rousseau, John Stuart Mill dan Adam Smith.  John Locke (1632-1704), merupakan filsuf terbesar Empirisme yang juga tokoh Fajar Budi.  Sosok yang menganggap bahwa rasio manusia ibarat lembaran kertas putih (as a white paper) itu, tercatat sebagai pencetus ide Trias Politica (eksekutif, legislalif serta federatif) yang disempurnakan oleh Charles de Mostesquieu menjadi legislatif, yudikatif dan eksekutif.
     Locke adalah tokoh yang memperkenalkan sistem liberal klasik perihal pemerintahan yang representatif.  Filsuf berdarah Inggris tersebut sangat mashur lantaran teorinya sanggup mempengaruhi United States Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan Amerika) serta Bill of Rights (Piagam Hak-hak Asasi).  Bahkan, ide politiknya diterapkan pula dalam Glorious Revolution di Inggris pada 1680.
     Perintis otonomi kebebasan manusia yang lain yakni Jean Jacques Rousseau (1712-1778).  Ia lahir di Jenewa, Swiss.  Rousseau tersohor sebagai filsuf Perancis pada Abad Pencerahan (Age of Reason).  Ia termasuk otak Revolusi Perancis yang bersemboyan Liberte (kebebasan), Egalite (persamaan) serta Fraternite (persaudaraan).
     Penulis buku The Social Contract (1762) itu dianggap pendekar teori yang paling liberal sekaligus sangat revolusioner di zaman modern.  Di Turin, Italia, pada 1728, ia menjadi pengikut Katolik sesudah terlena oleh sekte kepercayaan Perancis Protestan.
     Sumber ilham Liberalisme selanjutnya ialah John Stuart Mill (1806-1873).  Ia berasal dari Inggris.  Filsuf yang merangkap ekonom tersebut, adalah penulis kitab On Liberty yang berisi pembelaan klasik atas kebebasan, terutama kebebasan berbicara.  Mill juga mengarang System of Logic, Principles of Political Economy, Utilitarianism, yang melambungkan namanya.
     Sedangkan sosok Adam Smith (1723-1790), tercatat sebagai pencetus ekonomi klasik serta sistem ekonomi pasar.  Penulis buku An Inquiry in the Nature and Causes of the Wealth of Nations itu, malahan dibaiat sebagai Bapak Ekonomi Nasional.  Smith yang lahir di kola Kirkcaldy, Skotlandia, percaya bahwa kekayaan yang melimpah-ruah bisa diperoleh dari usaha-usaha individu yang tidak ditekan atau dikekang.  Tokoh terhormat di bidang teori pembangunan ekonomi tersebut menerbitkan pula buku Theory of Moral Sentiments.

Teologi Islam Amerika
     Kuatnya Liberalisme dalam gelora kehidupan Yankee dan derasnya arus Islamisasi akan melahirkan teologia (pengetahuan tentang ketuhanan) yang dinamakan Liberalisme Silaturrahmi.  Mazhab itu mengandung prinsip ajaran mengenai substansi akidah, hukum serta ijtimai (sosiologis) yang dibalut kebebasan pribadi dan keadilan dalam naungan ukhuwah islamiyah.
     Liberalisme Silaturrahmi memiliki arah, sifat serta wujud dalam memicu spiritual global dan pemikiran futuristik.  Alhasil, Liberalisme Silaturrahmi bakal menjadi paham alternatif spiritual kontemporer yang paling gemilang dalam cakrawala kehidupan keagamaan di dunia.
     Kehadiran Liberalisme Silaturrahmi juga akan memperkaya figur mazhab-mazhab lainnya yang lebih awal muncul.  Misalnya, aliran Ahlussunnah wal Jamaah, Syiah, Khawarij, Mu’tazilah serta Jabariah.  Secara historis, teologi Islam bermula dari Muaz bin Jabal.  Ia merupakan cikal-bakal ijtihad (interpretasi dalam menguraikan Islam) yang melahirkan kehidupan bermazhab.  Ketika itu, Rasulullah menunjuknya sebagai gubernur di Yaman.  Mahanabi Muhammad berpesan: “Kalau dalam al-Qur’an, Hadis dan pendapat sahabat tidak ada, maka, kamu mesti mengambil keputusan sendiri”.
     Saat terjadi banyak kekacauan perspektif dalam kehidupan Islam, maka, berkembang ragam teologia
yang berusaha menampilkan konfigurasi Islam yang dianggap sesuai dengan kemurnian.  Syiah, umpamanya, lahir tatkala posisi Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah, kurang mantap.  Hingga, Abdullah bin Saba (mantan rabi Yahudi dari Yaman), mencetuskan kelahiran Syiah pada tahun 30 Hijriah. Dalam perjalanannya, Syiah kemudian berkembang menjadi 22 firqah (kelompok).  Pecahan sekte tersebut antara lain Bahaiyah, Ahmadiyah Qadyan, Sabaiyah, Kaisaniah, Ismailiyah, Zaisiyah, Quramithah serta Ja’fariyah yang bersumber dari gerakan Syiah Imamiyah Isna’asyariyah.
     Pada tahun 37 Hijriah, muncul mazhab Khawarij sebagai protes terhadap Muawiyah bin Abu Sofyan (Gubernur Damaskus/Syria) dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang terlibat dalam Perang Siffin.  Kaum Khawarij akhirnya memisahkan diri atau keluar (kharaju) dari bani Umayah.  Aliran itu lalu terbagi dalam 20 firqah.  Di antara pemimpin Khawarij yang disegani ialah Qathar bin Faja’ah, Nafi bin Azraq, Najdah bin Ami, Abu Thaluf, Urwah bin Hudair, Quraib bin Marran serta Abu Fudaika.
     Lantas di awal abad pertama Hijriah, lahir mazhab Murjiah.   Pemimpinnya yakni Hasan bin Bilal al-Muzni, Dhirar bin Umar dan Abu Salat as-Samman.  Murjiah akhirnya pecah menjadi lima sekte.  Sementara mazhab Najariah yang dikembangkan oleh Abu Abdillah Husein bin Muhammad an-Najar bermetamorfosis menjadi tiga aliran.  Kemudian mazhab Jabariah atau golongan Jahmiah yang dicetuskan oleh Jaham bin Sofyan terbagi dalam tiga firqah.  Sedangkan mazhab Musyabihah yang tergolong paham kecil melahirkan kelompok Wahabi yang dikembangkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab.
     Di abad ke 2 Hijriah, muncul mazhab Mu’tazilah yang dipimpin oleh Washil bin Atha al-Ghazzal. Kelompok tersebut lalu pecah menjadi 20 firqah.  Gerakan Mu’tazilah yang mashur adalah pihak Huzail (Abdul Huzail al-Allaf), kelompok Nazzam (Ibrahim an-Nazzam), paham Jahiz (al-Jahiz), golongan Jubba’i (al-Jubbai) serta sekte Qadariah yang dikembangkan oleh Ma’bad al-Juhani Gailan ad-Dimasyqi.
     Sementara Ahlussunnah wal Jamaah atau Sunni dirumuskan oleh Syekh Abu Mansur al-Maturidi.  Aliran itu muncul pada abad ke 3 Hijriah sebagai reaksi atas lahirnya beberapa gerakan yang melenceng dari kesejatian Islam.  Dalam mazhab yang kini dianut oleh mayoritas kaum Muslim di seluruh dunia tersebut, juga disisipi aliran Asy’ariah.
     Paham Asy’ariah sebagai aliran penganut tradisi disponsori oleh Imam Abu al-Hasan Ali bin Ismail al-Asy’ari.  Selain Asy’ariah, ada pula golongan Maturidiyah yang didirikan oleh Abu Mansur Muhammad bin Muhammad.

Jihad Paman Sam
     Munculnya kecenderungan (naz’ah) orang Amrik untuk mempelajari masalah transendental dewasa ini, terlihat dari gemuruh Angel-mania. Survei CNN/Time di akhir 1993 menemukan bahwa 69 persen warga Amerika percaya akan adanya malaikat.  Sedangkan yang menganggapnya “omong kosong nomor 13” berjumlah 25 persen.
     Kepercayaan terhadap malaikat lantas membuat orang Amrik membentuk organisasi yang khusus meneropong kecintaan terhadap malaikat. Angel Watch Network di New Jersey dan Angel Collectors Club of America di Colorado, umpamanya, merupakan lembaga yang punya animo terhadap sesuatu yang berkaitan dengan malaikat.  Di samping perkumpulan, juga buku-buku yang membahas tentang malaikat banyak dirilis.
     Kitab yang menceritakan perihal eksistensi malaikat antara lain: A Book of Angels (Sophy Burnham), Where Angel Walk (Joan Wester Anderson), Angels in America (Tony Kushner) serta Angel: God’s Secret Agents (Billy Graham).
     Sedangkan di kalangan remaja, nilai-nilai moral mulai terkuak setelah mereka muak oleh dirty jokes, free love dan free sex yang mengarah pada sexual harashment.  Bahkan, generasi muda bangsa petualang antariksa itu sudah jijik terhadap adat permissive societies (masyarakat serba boleh) yang berawal dari Swedia serta Denmark.
     Kini, di Amrik bergejolak perkumpulan semacam True Love Waits dengan slogan: “tetap perawan dan perjaka sebelum menikah”.  Mereka berprinsip untuk menunda menyerahkan getaran hati yang dibalut cinta kasih (abstinence makes the heart grow fonder).  Alhasil, di pojok-pojok alam birahi berdiri tegar iklan-iklan billboard yang merangsang masyarakat dengan pesan moral seperti virginity is not a dirty world (keperawanan bukan dunia yang kotor).
     Arah baru tersebut, menjabarkan bahwa Amerika dilanda religious counsciousness (kesadaran agama) atau rabbaniyah (kesadaran ketuhanan).  Mereka mencari Jalan Langit (tendo) seraya menjauhkan diri (i’tazala) dari kehidupan dunia (al-hayat ad-dunya) yang sarat nafsu, godaan serta dendam.  Kaum Yankee itu tak lelah untuk menemukan pedoman hidup yang bisa dijadikan pijakan dasar keseharian.  Sebab, iman menurut Immanuel Kant (1724-1804), dapat digunakan secara efisien pada persoalan-persoalan moral, ilmiah dan praktis.  Apalagi, kemampuan mengolah impuls spiritual erat hubungannya dengan wujud manusia itu sendiri.  Plato (filsuf pertama Yunani) pun berpendapat bahwa tiap irisan merupakan suatu kesatuan pikiran, keinginan serta nafsu.
     Pencarian dan kerinduan terhadap teologi yang membangkitkan denyut baru perubahan dunia, tak akan berhenti bergetar di Amrik yang diamini sebagai a country where money can talk.  Pasalnya, krisis makna agama telah banyak melahirkan tirani (thaghut) yang menghimpit kehidupan.  Rakyat Amerika sudah jenuh dipayungi superioritas diri semacam nuclear weapons, proyek Star Wars maupun pesawat siluman Stealth yang justru menimbulkan kengerian.  Hingga, dengan jiwa besar, Presiden Clinton memaparkan di depan jemaat gereja di Memphis pada pertengahan November 1993, bahwa di Amrik sekarang terjadi krisis spiritual yang besar.
     Agresivitas keagamaan maupun paham-paham dari kubu ideologi raksasa atau yang berasal dari benteng ideologi liliput, terus melibas Amerika.  Semua mengibarkan promosi besar yang sama untuk menanggulangi problem hidup yang mencecar penuh nafsu jahat.  Pada akhirnya, ajaran Mahanabi Muhammad pun menembus dinding Kapitalisme Liberalisme negeri Paman Sam.  Misinya hendak menjadikan Amrik sebagai hamparan tanah yang penuh maghfirah (ampunan).
     Kehadiran Islam yang berisi kandungan iman bercorak keselamatan duniawi-ukhrawi, pada hakikatnya bakal memicu reformasi keagamaan (al-ishlah ad-din), memacu prestasi kerja sekaligus mentransformasikan kehidupan ke arah nafsu kemuliaan.  Alhasil, Islam di negeri yang bercitra land of the free and the brave tersebut, akan berlabel Islam Jihad.  Wujudnya bukan Islam X yang tidak jelas identitas sistem, emosi serta esensinya.
     Api Islam yang berpijar benderang dari bumi Amerika ke seluruh pelosok dunia merupakan simbol kebangkitan Pax Islamica. Sementara Liberalisme Silaturrahmi akan memperkokoh jaringan keimanan dalam menyembah Tuhan yang Mahaesa (the Unity of God).  
     Keberadaan mazhab itu, juga merangsang gairah dialektika keilmuan serta spektrum pemikiran Islam.  Bahkan, partikel-partikel konfigurasi ajarannya bakal mencairkan kebekuan nurani dalam menyongsong kebenaran yang terlupakan (forgotten truth). Apalagi, Liberalisme Silaturrahmi sebagai teologi Islam made in the USA memiliki sifat toleran yang akan menghancurkan sikap homo homini lupus (kelompok yang satu sebagai pemakan bagi golongan lain).
     Kehadiran gerakan Liberalisme Silaturrahmi bakal memudahkan orang-orang awam Amerika yang tidak mapan visi tauhidnya untuk melakukan ijtihad.  Arkian, Liberalisme Silaturrahmi akan membawa Yankee ke dalam dekapan pancaran sinar Ilahi.  Sebab, mazhab yang tumbuh di wilayah Paman Sam itu telah memotong jalur Materialisme Rasionalisme yang bernaung pada ideologi Kapitalisme Liberalisme.  Dengan adanya Liberalisme Silaturrahmi, maka, revivalisme (kebangkitan kembali) nilai-nilai keagamaan di Amrik bangkit untuk meleburkan diri dalam wujud Allah (al-fana fillah).
     Mazhab Liberalisme Silaturrahmi merupakan protes atas individualisme, kapitalisme, materialisme, hedonisme maupun budaya bebas yang mempersetankan kemuliaan serta kebenaran.  Liberalisme Silaturrahmi didambakan sebagai aliran yang menjadi inspirator utama peradaban Amerika di abad ke 21.  Apalagi, proyek sejarah masa depan tersebut, mempunyai kandungan dialog yang bergerak untuk menghimpun umat dalam wadah ukhuwah islamiyah. Bahkan, paham Liberalisme Silaturrahmi merupakan sentral kegiatan sosial kaum Muslim dan sumber pembaruan dalam menafsirkan Islam sekaligus wahana pengurai tema dimensi eskatologis (ajaran keakhiratan).  Hingga, aliran yang sarat cakrawala baru mengenai kehidupan spiritual itu identik dengan aroma perdamaian maupun kebaikan universal (hanif) yang dilandasi kebenaran mutlak dari Allah (the Truth and the Absolute Being).
     Gemuruh karunia Tuhan terbentang di Amrik berkat di abad antarplanet mendatang, jati diri negeri Paman Sam sanggup mengibarkan ajaran mu’tabar (sah serta benar).  Sebagai a nation of many nationalities dan supermarket budaya dunia, maka, Amerika pun bakal menjadi pabrik dai (speaker of Islam) serta konseptor aneka teori perdamaian. Apalagi, menurut Israel Zangwill, seorang novelis, penyair, aktivis politik dan pengarang drama empat babak Melting Pot bahwa, Amerika adalah negara yang dibentuk oleh Tuhan.  Hingga, superpower yang pernah mengacak-acak dunia atas restu budaya populer produk Hollywood, setan Zionis, jaringan mafioso serta keangkuhan egonya sebagai globo cop tersebut, akhirnya bermetamorfosis menjadi Tanah Impian yang saleh bagi Mukmin sejati (a true believer) dan pencari kebenaran (the seeker of the truth).  Soalnya, Amerika telah bertransformasi dari lembah koboi yang digilas perdarahan makna serta tujuan hidup (meaning and purpose of life) ke alam dinul ishlah (agama perbaikan) dan dinul mawaddah (agama cinta kasih) yang dihuni kaum hunafa (orang-orang yang lurus).
     “Mereka pun kembali dengan nikmat serta karunia dari Allah. Tiada bencana apa pun menimpanya.  Sebab, mereka mengikuti keridaan Tuhan.  Allah pemilik karunia yang besar” (Ali Imran: 174).
PANJI MASYARAKAT NO.803, TAHUN XXXV, 1-10 RABIUL AKHIR 1415 H, 11-20 SEPTEMBER 1994



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People