Senin, 24 Oktober 2011

Columbus Bukan Penemu Amerika


  Columbus
Bukan Penemu Amerika
Oleh Abdul Haris Booegies
     Tidak seorang pun yang tak mengenal Amerika. Sebuah benua yang penuh pesona. Kaya sumber mineral maupun isi bumi. Peradabannya sangat mashur dan merupakan lumbung para pakar untuk berprestasi.
Di sinilah bersemayam pembuat bom atom, Albert Einstein. Di sana pula Amstrong hidup sebagai astronot pertama. Di samping ilmuwan, juga lahir sosok semacam Mike Tyson, Michael Jackson, Charles Bronson atau Richard Nixon.
     Perkembangan Amerika yang pesat dalam segala hal untuk menembus waktu serta ruang lantas dipantau dengan jeli dan cermat oleh Alvin Toffler. Ia seorang futurolog keturunan Yahudi Polandia. Dalam kitab “Gelombang Ketiga” (Third Wave), ia menjabarkan bahwa masyarakat Amerika, kini memasuki Gelombang ke III. Gelombang ke I (Masyarakat Pertanian) terjadi sebelum Masehi-1790). Gelombang ke II (Masyarakat Industri) pada 1790-1900). Gelombang ke-III (Masyarakat Informasi) di tahun 1900.
     Buku yang laris di Chili serta digemari di Kanada ini, diwartakan dibakar di Arab Saudi. Buku Toffler yang menggegerkan pula yakni “Kejutan Masa Depan” (Future Shock). Pustaka tersebut memperoleh hadiah Prix du Mel1eur Livre Etranger di Perancis.
     Dalam buku itu, Toffler memantau perubahan teknologi serta budaya telah membawa masyarakat California, Massachusetts dan New York ke dalam kehidupan masa depan.
     Dalam sejarah, Benua Amerika ditemukan Columbus. Ia di lahirkan di Genoa, Italia, pada tarikh 1451. Semasa mudanya, ia seorang nakhoda sekaligus navigator ulung. Penemuan Columbus atas Amerika membuatnya berpengaruh dalam sejarah. Tanpa skeptis, Michael H Hart menempatkan Columbus di urutan kesembilan pada buku “The 100 a Ranking of the Most influential Persons in History”.
Disisi lain, penemuan tersebut merupakan mahkota eksplorasi dan kolonisasi Dunia Baru serta tonggak penting yang rupanya mengakibatkan kehancuran budaya Indian.
     Benarkah Columbus penemu Amerika? Tahun 1000, seorang pelaut Viking, Leif Ericson sudah menemukan sebagian pantai Amerika Utara. Bahkan, jauh sebelumnya, orang Eropa telah melanglang buana ke Samudera Atlantik.
     Siapa sebenarnya penemu Amerika. 500 tahun sebelum Columbus mencapai Amerika, sebetulnya seorang Muslim berkebangsaan Arab sudah menemukan Amerika. Ia adalah Sulaiman al-Mahiri yang hidup sekitar abad ke 16.
Ia berasal dari suku Mahara yang hidup di daerah selatan jazirah Arab. Sulaiman al-Mahiri seorang penjelajah besar yang telah mengarungi hampir seluruh lautan di planet ini. Ia sesungguhnya penemu rute yang digunakan Vasco de Gama. Ia pula yang memberi gagasan sampai Columbus terangsang akan bahari yang amat luas ini.
     Andai Islam tak hancur di Spanyol dalam pertempuran Las Navas de Tolosa tahun 1213. Kemudian tiada serbuan Mongol tahun 1258 yang menyembelih seluruh penduduk seraya meratakan Baghdag dengan tanah, maka, nama Columbus tidak pernah dikenal dunia sebagai penemu Amerika.
     “Orang Arab yang menemukan Amerika, ia mendahului Columbus 500 tahun”, demikian pengakuan Dr. Jeffreys, seorang antropolog terkemuka Afrika Selatan.

Washilah, Edisi 003 1988

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People