Senin, 10 Oktober 2011

John Kerry dan Ekonomi Amerika


John Kerry
dan Ekonomi Amerika
Oleh Abdul Haris Booegies

     Sampai awal November 2004 nanti, penduduk Planet Bumi akan disuguhi warta perihal pemilihan Presiden Amerika Serikat alias the Road to the White House.  Selama Februari saja, kandidat presiden AS telah menyita begitu banyak ruang media massa global.
     Semua sontak akrab dengan Howard Dean, Richard Gephardt, Wesley K Clark, Joseph I Lieberman, Alfred Sharpton, Dennis J Kucinich serta Carol Moseley Braun.  Sedangkan John Forbes Kerry muncul sebagai calon terdepan (frontrunner) dari kubu Partai Demokrat.
     Kerry yang merupakan senator dari Massachusetts, repot dibendung melaju ke puncak pemilihan.  Alumnus Universitas Yale tersebut, bakal melaju menantang Presiden George Walker Bush.
     “Hari-hari Bush sudah tidak lama.  Perubahan segera menghampiri Amerika”, kata Kerry di Richmond, Virginia.
     Ia sesumbar setelah memenangkan kaukus (rapat akbar partai) di Iowa.  Kerry menyemprot Bush.  “Kami akan datang.  Kamu silahkan minggir.  Ketika kamu keluar lewat jalan belakang, jangan sampai membentur pintu!”
     Kerry yang di dadanya tersemat tanda jasa militer berupa silver star, bronze star serta purple hearts, sudah menghuni Capitol Hill selama empat periode sejak 1985.  Kehadiran Kerry mengingatkan kemunculan William Jefferson Clinton di masa kampanyenya.
     Kala itu, Bill Clinton tampil dengan karakter yang energik.  Wajahnya yang imut (babyface), dipadu dengan model rambut ala selebriti Hollywood.  Clinton akhirnya menjadi orang nomor satu negara superpower tersebut. Ia berasal dari generasi baby boomers yang dipengaruhi pop culture.  Sebuah budaya yang serba terbuka sekaligus anti-kemapanan.
     Clinton tampil memukau dengan gaya segar.  Sementara Kerry bukan sosok pesolek.  Ia datang dengan karakter keras laiknya cowboy zaman young guns.  Figurnya tergolong macho.  Hatta, kepribadian hero Amerika itu dinamakan the Kerry effect. Sebab, sosok yankee tersebut, termasuk tegar dan jantan.
     Tema kampanye Kerry dikemas dalam wujud dukungan santunan kepada insan cacat atau yang dibekuk kepapaan, termasuk akibat alkoholisme maupun ketergantungan obat.  Pribadi kokoh dari wilayah utara itu, juga mendukung kenaikan upah minimum.
     Kerry yang dituding liberal (kelompok kiri), mendukung pula pembatasan pemilikan senjata api. Keturunan etnis Yahudi Jerman tersebut, malahan merestui hak-hak kaum gay, tetapi, menentang perkawinan sejenis.
     Ia pun menolak penguatan militer semacam badan-badan militer atau lembaga-lembaga intelijen.  Kerry juga menentang pembatasan aborsi.  Senator dari timur laut itu, malahan menolak hukuman mati walau bagi pembunuh polisi.  Kemudian, veteran Vietnam tersebut, tidak setuju pula dengan pemotongan pajak.

Ekonomi Merana
     Selama bertahta di Gedung Putih, Bush yang kini punya dana kampanye 200 juta dollar, hanya terangsang pada Osama bin Laden dan Saddam Hussein.  Kedua orang Arab itu lebih serius ia kejar daripada mengobati ekonomi seraya mengentaskan kemiskinan.
     Petualangan Bush terhadap duo Arab tersebut lantas menimbulkan kerumitan dan keruwetan roda perekonomian.  Pemotongan pajak yang dilakukan Bush justru menyumbat laju ekonomi.  Langkah yang ditempuh rupanya mengurangi fleksibilitas keuangan negara.  Akibatnya, terjadi defisit anggaran 521 miliar dollar AS.  Perkara sosial pun makin sulit disembuhkan.
     Sejak Bush mendiami Gedung Putih, sekitar tiga juta pekerjaan lenyap laksana dihembus angin. Sedangkan utang nasional terus melonjak membumbung tinggi. Kekeliruan ekonomi marak bergentayangan di sekeliling masyarakat adidaya Amerika.
     Pada Februari 2003, suku bunga AS berkisar satu persen. Suatu angka terendah sejak 1958. Sementara kebijakan suku bunga (Federal Fund Rate), satu persen sejak 1 Juni 2003.
     Memasuki 2004, ekonomi dicanangkan tumbuh sekitar lima persen.  Dari perhitungan produk domestik kotor, perincian itu diprediksi antara 4,5 persen sampai lima persen.
     Kalkulasi Gedung Putih memperkirakan, tiap satu persen bakal menciptakan sekitar 400.000 sampai 500.000 lapangan kerja baru.  Kalau pertumbuhan ekonomi mencapai angka lima persen, berarti kinerja perekonomian Uncle Sam menduduki peringkat tertinggi sejak awal 1980-an.

Penyegaran Ekonomi
     Tantangan yang sekarang dihadapi Kerry, yakni meyakinkan rakyat AS mengenai visi ekonominya.  Kerry mutlak mengobati raksasa AS yang terluka parah oleh kegetiran ekonomi yang mengharubiru.
     Kerry yang dijuluki “limousin liberal” berkat menikahi Simoes-Ferreira (janda dengan kekayaan 500 juta dollar AS), wajib menyediakan lahan pekerjaan.  Hal itu tentu tidak gampang, mengingat tingkat pertumbuhan produktivitas masih terseok-seok.
     Untuk menuju pertumbuhan ekonomi yang seronok, maka, kenaikan signifikan dalam pajak mutlak digairahkan.  Setelah Bush gagal total menyediakan lapangan kerja buat penduduk AS, otomatis masyarakat mulai muak dengan sepak-terjang presiden dari Partai Republik itu.
     Berbagai kalangan menghendaki adanya perubahan politik luar negeri yang selama ini identik dengan mesin-mesin perang.  Mereka mendambakan agar perhatian dalam negeri menjadi prioritas utama.  Nada-nada yang berdengung merindukan munculnya komitmen penyegaran bagi kelas menengah maupun kelas bawah.  Lalu fungsi AS sebagai lokomotif atas pasar ekspor negara-negara berkembang, patut mendapat perhatian khusus.  Soalnya, peran AS tetap strategis bagi ekonomi negara-negara berkembang.
     Siapa pun berhasrat menatap Kerry membawa imperium AS kembali benderang.  Warga AS menaruh harapan supaya era John Fitzgerald Kennedy maupun Ronald Reagan, muncul lagi menyeruak penuh pesona.  Kedua presiden paling favorit tersebut, berani merombak pemerintahan secara revolusioner.  Alhasil, kemaharajaan AS bersemi dalam percaturan global.
     Bila kinerja ekonomi AS sukses menapak kondisi yang lebih ekspansif, berarti pasar dunia akan terus berkiblat pada negeri Paman Sam.  Maklum, segala aktivitas bursa internasional, tiada henti mengikuti dinamika ekonomi AS.

Tribun Timur, Selasa, 24 Februari 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People