Senin, 10 Oktober 2011

Amerika Mencari Impuls Spiritual




Renungan Mengenai Nabi-nabi Palsu Paman Sam
Amerika
 Mencari Impuls Spiritual
Oleh Abdul Haris Booegies
     Tujuh puluh empat hari sesudah David Koresh dari sekte Kristus The Branch Davidian membakar diri yang dikenal dengan tragedi Black Monday (Senin kelam), Amerika kembali digoyang berita mengenai penangkapan Omar Abdel-Rahman pada 2 Juli 1993.  Kedua tokoh itu menggegerkan lantaran menjadi sumber malapetaka yang berskala internasional.
     Koresh adalah pemimpin Ranting Daud (aliran ekstrem fundamentalis Protestan), yang mengaku Yesus Kristus.  Ia memproklamasikan diri sebagai pemimpin yang ditunjuk membuka gulungan kitab bersegel Tujuh Materai Suci sebelum terjadi pertarungan antara kebenaran dengan kebatilan dalam episode Armageddon.  Kekerasan hati sang Mesiah (juru selamat) imitasi tersebut, akhirnya membuat polisi federal menyerang Ranch Apocalypse (Rumah Perwahyuan) Yahweh Koresh.  Akibatnya, 86 manusia terpanggang hangus, termasuk Koresh, tuhan yang bercitra najis.
     Kalau Koresh berani berharakiri-ria, maka, Syekh Omar lebih lantang lagi.  Ulama keturunan Mesir itu tidak hanya menjadi inspirator dalam peledakan gedung kembar The World Trade Center di New York pada 26 Februari 1993 (seperti tuduhan antek Yahudi), tetapi, ia bernafsu pula menggulingkan rezim otoriter Presiden Mesir Hosni Mubarak yang bervisi pemerintahan sekuler.
     Daftar dosa Syekh Omar makin spektakuler gara-gara dituding pula berada di belakang percobaan peledakan markas besar PBB.  Kemudian sebuah gedung pencakar langit di Manhattan yang menjadi kompleks kantor lokal FBI di New York.  Bahkan, ulama Muslim radikal yang tinggal di Jersey City, New Jersey tersebut, juga dianggap berhasrat meledakkan terowongan Holland serta Lincolm.  Dua terowongan itu merupakan lorong kereta api penumpang di bawah Sungai Hudson.
     Teror batal memekakkan telinga setelah tercium oleh tim SWAT yang terdiri atas agen FBI dan polisi New York City.  Siddiq Ibrahim Siddiq Ali, pemimpin holy war (perang suci) yang merakit bom di sebuah gedung yang terletak di Queens, akhirnya diidentifikasi sebagai orang yang pernah berhubungan dengan Syekh Omar.  Siddiq tertangkap akibat pengkhianatan Emad Salem yang dijuluki The Colonel oleh FBI.  Salem adalah bekas perwira militer Mesir serta mantan bodyguard Syekh Omar.
     Syekh Omar dituding menjadi penggerak utama untuk meledakkan Amerika.  Hal tersebut karena Amerika di mata tokoh spiritual Islam fundamentalis itu tiada lain setan mahabesar (great satan).  Syekh Omar dicurigai pula merestui aksi percobaan pembunuhan terhadap senator Alfonse d’Amato yang pro Israel.  Ia juga berniat mencincang-cincang Dov Hiking, seorangYahudi ortodoks yang menjadi wakil pemerintah negara bagian New York.
     Ulama keturunan Mesir berusia 55 tahun yang menderita cacat mata (tunanetra) tersebut, malahan dianggap otak di balik pembunuhan Rabbi Meir Kahane.  Begundal ekstrem kanan Yahudi itu dibantai oleh Sayid Nosair pada 1989.
     Tudingan keji tersebut kemudian disangkal oleh Michael Warren, pengacara Syekh Omar.  Ia akhirnya balik menuduh bahwa Emad Salem yang digunakan untuk memata-matai kegiatan Syekh Omar adalah anjing yang tidak memiliki kredibilitas.
     Koresh dan Syekh Omar merupakan prototipe keagamaan yang berusaha menanam pengaruh di negeri Paman Sam.  Keduanya menjadi the great leader (pemimpin besar) bagi jamaahnya untuk menabur kebaikan universal (hanif) sesuai versi masing-masing di Amerika. Apalagi, Amerika memang merupakan wilayah yang cocok untuk menyebarkan iklim kerohanian.  Negara pendekar demokrasi modern tersebut, menjamin kebebasan tiap individu untuk bersolek apa saja.  Hingga, trend dunia masih selalu mengacu pada life style Amrik alias America Look.
     Khas negeri Bill Clinton berupa American Dream, membuat kehidupan masyarakat Americano bermuara pada aspek seks, aroma cinta dan pencarian jati diri yang tiada berujung.
     Kenikmatan dosa tersebut kian mengkilap oleh sikap hidup masyarakat Paman Sam yang sangat individualistik sekaligus hubbuddunya (kecintaan terhadap kemilau dunia lebih diprioritaskan).  Kehidupan Amerika yang sangat mengagungkan hukum sebagai raja (the law is king), akhirnya membuat warga negara makin dahsyat.  Alhasil, bukan kemustahilan jika terdapat 12 juta wanita di Amrik yang memegang senjata.

Eksotisme Sekte Sesat
     Klirnaks kehidupan bebas serta individualistik di Amerika, ialah hilangnya kontak manusia dengan nilai-nilai ketuhanan.  Mereka berlomba mengisi waktu dengan berbagai aktivitas yang sekadar bertumpu pada sikap hedonistik.  Tanpa terasa, mereka pun akrab dengan pemujaan berhala (idolatry) super sakti yang tercipta dari gempita budaya massa.  Segenap huru-ria itu sesungguhnya membelenggu mereka dalam lingkaran pencarian yang tiada bertepi.
     Kekosongan jiwa dari tata keilahian (divine order), akhirnya membuat masyarakat Amerika tersedot dalam pusaran sekte-sekte yang banyak bertebar.  Padahal, kelompok pemujaan tersebut, sebenarnya cuma penghancur agama (halikah).  Larisnya saluran iman yang bengkok itu lantaran menjanjikan kedamaian universal bagi orang yang mengalami kegelisahan jiwa.
     Mereka juga kecewa terhadap tuhan sampai memekik ala Yesus Kristus: “Elloy Elloy lama tabaktani” (Tuhan mengapa Engkau meninggalkan diriku).  Kesintingan mereka oleh godaan sekte lalu membuat pandangan masyarakat harus gila pula untuk memahami eksistensinya.
     Perkembangan sekte keagamaan yang mengultuskan figur sentral dimulai sejak 1960-an.  Sekte (cult) yang merupakan kelompok dalam sebuah komunitas, tak sekadar menyimpang dari doktrin formal agama induk, tetapi, juga bersifat destruktif.  Ciri sekte sesat Amrik yaitu fanatik, intoleran, ekstrem, agresif, sadistis dan kadang serba seks (sexism).
     Cult Awareness Network serta Regional Watcman Fellowship, dua organisasi yang memantau kelompok pemujaan mengeluarkan pernyataan bahwa ada sekitar 3.000 sekte keagamaan di Amerika dengan 30 juta pengikut.  Sekte-sekte yang pernah menghebohkan Paman Sam antara lain Hare Krishna, Hasidik Lubavitcher, Persekutuan Gereja Moon dan Gereja Scientology.
     Pencerahan Jemaat Internasional Krishna alias Hare Krishna, didirikan pada 1965 di lorong-lorong pengap New York oleh Abhay Charan Bhaktivedanta Swami Prabhupada.  Eksotisme agama India berupa Hindu kuno, merupakan sumber ajarannya.  Pendiri sekte yang telah membius rasio Amerika dengan tata nilai masyarakat Timur yang masih murni dari hempasan polusi modernitas tersebut, tutup usia pada 1977.
     Kelompok pemujaan yang juga berasal dari luar Amrik adalah sekte Yahudi ultra-ortodoks Hasidik Lubavitcher yang bermarkas di Crown Height, Brooklyn, New York.  Gerombolan itu menggegerkan lantaran Rabbi Agung Menahem Mendel Schneerson yang berusia 90 tahun sebagai pemegang tampuk tertinggi kelompok Lubavitcher, secara mengejutkan mengklaim diri sebagai Mesiah (Imam Mahdi).  Ia dibaiat sebagai jurumudi dunia dengan tugas menyelamatkan umat manusia dari genangan dosa.
     Kelompok keagamaan Lubavitcher mulai berkembang di New York sekitar 40 tahun silam.  Sekte ultra-ortodoks yang termasuk kelompok pemujaan terbesar dalam agama Yahudi tersebut, merupakan percikan permenungan Rabbi Lubavitc yang beremigrasi dari Rusia akibat kampanye anti Yahudi.
     Unification Church yang didesain oleh Sun Myung Moon di Pusan, Korea Utara, turut pula menyemarakkan agama-agama palsu di negeri Paman Sam.  Moonisme berkembang di Amerika sejak 1972.  Pendeta murtad Sun Myung Moon yang mendirikan gerakan Kristen ekstrem itu, menganggap diri sebagai Orangtua Sejati dari Keluarga Tuhan.  Celakanya, Moon yang pendusta ternyata sangat tergiur dengan pembunuhan lantaran sakit jiwa yang diidapnya.  Ajaran Moon membagi dunia menjadi sun sang (negatif) serta hyung sang (positif).
     Kelompok pemujaan lain yang tersembul dari bumi Amerika yakni Gereja Scientology yang didirikan oleh L Ron Hubbard, mantan penulis science fiction.  Pengikutnya dari kalangan jetset peradaban budaya populer semacam Tom Cruise (anak emas Hollywood), John Travolta (pendekar disko), Sonny Bono (mantan walikota dan bekas suami bintang seksi Cher), Chick Cores (musikus jazz), Mimi Rogers (eks istri Tom Cruise) maupun Anne Archer (aktris).
     Tujuan akhir (ultimate goal) ajaran sempalan Ron Hubbard bukan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).  Ia rupanya sekedar menumpuk harta laiknya Qarun di era Nabi Musa.  Kekerasan ikut pula mewarnai jejak langkah Gereja Scientology.
     Di samping Gereja Scientology, juga ada MOVE, sebuah kelompok yang membentangkan kepercayaan takhyul asli Amrik sekaligus mengajarkan primitivisme serta anarki.  Sekte yang dipimpin oleh Conrad Afrika tersebut, didominasi jemaat berkulit gelap dan orang-orang Puerto Rico.  Sedangkan Church Universal and Triumphant, tercatat sebagai sekte terbesar di Negeri Impian itu. Kaum ekstremis (mutafarrifun) pemuja “irama iblis” yang bermarkas di Montana tersebut, memiliki 5.000 pengikut.

Super Seks
     Sekte-sekte yang tegar menegakkan ideologi kentut dalam penerapan keagamaan, kiranya diperparah juga kelompok sempalan (splinter group) yang menyisipkan seks secara vulgar pada ibadahnya.  Para anggotanya bertekuk-lutut tak berdaya di hadapan tirani seorang guru kebatinan gadungan yang lapar seks.  Hatta, Amerika secara revolusioner telah menghempaskan nilai tauhid demi sikap hedonistik yang mempertuhankan kebendaan serta kesenangan seksual.
     Sekte sesat seks yang keberadaannya memperkaya kaum the seekers of god di Amrik ialah Yayasan Internasional Rajneesh, Kuil Rakyat, Children of God dan The Branch Davidian.
     Yayasan Internasional Rajneesh didirikan oleh Bhagwan Shree Rajneesh (Rajneesh Chandra Molan), seorang guru cabul-maksiat.  Semua muridnya ia paksa memakai gaun sutera halus nan tipis tanpa pakaian dalam.  Sebab, menurut Bhagwan, cawat (CD) maupun kutang (BH) hanya mengekang energi untuk mendekatkan diri dengan tuhan.  Hubungan seks bebas merupakan jalan menuju kemerdekaan rohani, begitulah dakwah sang pemimpin sekte super seks.
     Bhagwan bermarkas di ranch (peternakan) Big Muddy, Portland, di daratan tinggi Oregon.  Di sana, berdiri Rajneeshpuran (Kota Rajneesh) dengan 93 sedan Rolls Royce yang berfungsi sebagai istana Bhagwan.  Pendiri aliran porno tersebut, memadukan ajaran Hindu, Malthusianisme (pembatasan kelahiran) serta Darwinisme.  Sementara teori pencerahan yang merupakan menu akidahnya, berlandaskan pada kekerasan dan seks.  Filosofi ajaran guru mistik porno itu ialah 3L (Life, Love and Laughter) alias hidup, cinta, serta tertawa riang.
     Bhagwan yang mati pada 19 Januari 1990 di Poona, dekat Bombay, India, layak bangga.  Soalnya, riwayat pamungkasnya tidak segetir Jim Jones.  Seperti tercatat dalam lembaran sejarah, nabi palsu Jones di akhir hayatnya bernasib tragis.  Sekalipun garis hidupnya tamat teramat dramatis, namun, Jones, People’s Temple dan Guyana adalah legenda kelompok pemujaan di Amerika.
     Jones, seorang pendeta gadungan bersama pengikutnya bermarkas di hutan negeri tropis di Guyana, Amerika Selatan.  Ajaran Jones dalam sekte Kenisah Rakyat adalah paduan antara agama Protestan dengan eksperimen sosialisme.
     Merasa yakin bila dirinya dianugerahi dengan kekuasaan oleh para dewa di langit, maka, Jones tidak segan bersetubuh dengan banyak wanita maupun pria di kalangan umatnya.  Ia malahan mengaku mewadaki jiwa tuhan (god in flesh).
     Pada 14 November 1978, Leo Ryan, seorang anggota Kongres dari California melawat bersama beberapa wartawan ke kompleks Jones yang terletak pada sebuah koloni di bekas rimba.  Kunjungan Ryan ternyata menggusarkan Jones, yang tidak lain adalah sesosok tuhan.  Hatta, ia menghabisi rombongan anggota parlemen Amerika tersebut.   Aksi itu kurang sempurna.  Beberapa orang berhasil lolos dari sergapan rentetan peluru yang dimuntahkan algojo-algojo Jones.
     Khawatir belangnya bakal diungkap oleh rombongan yang selamat, maka, Jim yang biseks memaksa pengikutnya menenggak sari buah yang sudah ditaburi pottasium cyanide.  Dunia pun heboh pada 18 November 1978.  Tatkala pastor edan Jones bersama 913 umatnya mati menggelepar akibat bunuh diri massal.
     Mati satu tumbuh seribu.  Ungkapan tersebut sejalan dengan kelompok sempalan di Amrik.  Sesudah People’s Temple musnah dalam tumpukan kejahatan, maka, Children of God mulai mekar.  Children of God bermula pada 1968 yang kala itu jemaahnya cuma kaum hippies yang kecanduan narkotik di jalan-jalan sumpek kawasan California.
     Children of God termasuk kelompok ultra konservatif serta reaksioner yang didirikan oleh David Brand Berg, seorang pandeta gereja Missionary Alliance.  Awalnya, sekte tersebut dinamakan Teen Challenge.  Kemudian berubah menjadi Teens for Christ.  Pengikutnya yang kian menyatu dengan kejahatan seks alias orgi (pesta seks), akhirnya membuat sekte itu dinamakan Children of God.
     Kelompok agama yang sarat sex action (aktivitas seksual) tersebut, mempraktekkan kebebasan bergaul antara pria dengan wanita berdasarkan kasih tuhan.  Sebab, bagi rnereka, tuhan adalah sexy god (tuhan yang seksi) sekaligus germo mahabesar.  Sedangkan para anggota agamawan konservatif David Berg adalah pasangan seks rohani tuhan.
     Family of love yang terkurung dalam kemaksiatan agamawi itu, sangat membenci gereja, komunis, kapitalis dan Pemerintah Amerika.  Di sisi lain, mereka sangat memuji Moammar Khaddafi.  “Nabi Padang Pasir” yang juga Pemimpin Libya tersebut, dianggap jamaah Children of God sebagai pemimpin alternatif bagi dunia yang sudah kehilangan tuhan.
     Pada 1978, David Berg mengubah nama menjadi David Moses agar identik dengan Nabi Musa.  Moses pun membaiat diri sebagai the prophet of god for today (utusan tuhan untuk masa kini).  Sedangkan kitab sucinya ialah M0 Letter (Surat Musa).
     Gerakan yang butir-butir ibadahnya mengekspresikan nafsu seks itu lalu menyebar di beberapa negara seperti Inggris, Australia, Denmark, Hongkong, Filipina, Malaysia serta Indonesia.  Di Amerika, para orangtua yang menentang Children of God membuat organisasi Free Our Children from the Children of God.
     Pada detik ini, kelompok pemuja yang masih fresh dalam memori ialah The Branch Davidian, sempalan Gereja Advent Hari Ketujuh.  Sekte David Koresh yang wassalam pada 19 April 1993, bermula dari Benyamin Roden, ahli waris Victor Houteff, seorang imigran Bulgaria pendiri Davidian Sevent-Day Adventish.  Saat Benyamin meninggal, maka, George Roden, putranya dari hasil perkawinan dengan Lois menjadi pewaris sekte tersebut.
     Dengan kelicikannya, Koresh berhasil membalik fakta.  Ia kemudian menuai kemenangan setelah bertengkar selama 20 menit dengan George di bawah desingan suara senjata jenis Uzi.  George akhirnya kalah di pengadilan.  Bahkan, ia harus dimasukkan ke runah sakit jiwa.  Posisi itu menempatkan Koresh sebagai pewaris sekte.  Anak muda berusia 23 tahun tersebut lalu menikahi Lois yang berusia 67 tahun, ibu seterunya.
     Koresh lahir dengan nama Vernon Wayne Howell di Houston, Texas, pada 1959 dari rahim Bonnie Halldeman.  Sang ibu melahirkan Koresh tanpa suami sah ketika berumur 15 tahun.  Sejak bayi sampai usia lima tahun, Koresh dititipkan kepada Earline Clark, neneknya.  Sesudah merasa siap, Bonnie kemudian mengasuh putranya.  Di masa kanak-kanak, Koresh tekun berdoa diiringi isak tangis di samping ranjang.
     Pada umur 18 tahun, Koresh pindah ke Tyler.  Di sana, ia bergabung dengan Gereja Advent.  Koresh yang dituding menderita psikopat merasa kecewa di bawah panji Gereja Advent.  Alhasil, ia beralih ke sekte Ranting Daud.  Perjalanan hidupnya lalu mempertemukan ia dengan Lois.  Sesudah kawin dengan perempuan tua itu, Koresh kemudian membangun Ranch Apocalypse di lahan seluas 32 hektar di Mt. Camel, Waco, Texas.
     Nama David Koresh dipakainya sejak 1990.  David diambil dari nama Raja Daud (Nabi Daud), penguasa Israel kuno yang berselimut kejayaan pada tahun 900 sebelum Masehi.  Raja Daud merupakan bagian dari mitos milenium Yahudi yang berhasrat menyatukan Palestina.  Sementara Koresh dalam lafal bahasa Ibrani sama artinya dengan Cyrus Agung pada bahasa Latin.
     Cyrus adalah Raja Persia yang membebaskan kalangan Yahudi dari perbudakan di Babylonia.  Kala itu, perbudakan terhadap puak Yahudi telah berlangsung selama 50 tahun pada tarikh 538 sebelum Masehi.  Kaum Yahudi yang meninggalkan tempat pembuangan tersebut lalu menuju ke Yerusalem.
     Koresh yang mampu berkhotbah selama 17 jam nonstop, punya 19 istri.  Ia juga menghalalkan diri bersetubuh dengan istri pengikutnya.  Dalam memilih pasangan hidup, Koresh tidak pandang bulu.  Ia, umpamanya, menikah dengan Rachel Jones (14) dan Michelle Jones (12), dua bersaudara.  Koresh pun mengawini Robyn Bunds, gadis molek sweet seventeen serta Jeannine yang berusia 50 tahun, ibu sang istri alias mertuanya.
     Dalam ocehan keagamaannya, Koresh mengaku mendapat wahyu dari tuhan untuk membangun Rumah Daud yang baru.  Di samping memproklamasikan diri keturunan Daud pilihan tuhan, ia pun mengaku tuhan.  Ia mendaulat diri sebagai tuhan yang akan disembah kakinya.  Alhasil, tanpa risih, bos The Branch Davidian itu menggemakan bahwa Koresh adalah hukum dan kebenaran tiada lain Koresh sendiri.  Sebagai “orang suci”, Koresh kemudian menuding Pemerintah Amerika sebagai setan.
     Daya tarik Koresh lalu menjalar ke pelbagai individu sakit di era post-modernisme masa kini.  Selain warga Amrik menjadi pengikut setia Koresh, juga anggotanya berasal dari Inggris, Australia, Israel, Filipina, Selandia Baru serta Kanada.  Di hadapan muridnya, Koresh mengembangkan mentalitas krisis dengan membicarakan hari kiamat.
     Obsesi Koresh tentang Armageddon, kemudian memaksanya menyiapkan makanan dan persenjataan.  Sedangkan jemaahnya berlatih fisik secara militer.  Koresh yang memasang poster gitaris rock favoritnya Ted Nugent serta Megadeath, supergroup heavy metal kesayangannya, lalu meremas-remas jiwa komunitasnya dengan film Platoon, Full Metal Jackett dan Hamburger Hill.
     Tumpukan senjata Koresh akhirnya membuat barisan ATF (Alcohol Tobacco and Firearms) yang bernaung di bawah Departemen Keuangan Amerika, segera turun tangan.  Abdi negara tersebut bermaksud memperingatkan ulah Koresh yang berbahaya.  Niat ATF ternyata dinilai keterlaluan oleh sang nabi palsu.  Akibatnya, ia murka.  Maklum, Koresh adalah tuhan yang patut menghukum apa saja rintangan-penghalang.  Ulah itu pula menjadi akhir hidupnya yang mencoba melawan hukum cowboy dari tangan sosok Rambo.

Dimensi Setan
     Sekte-sekte di Amerika dicari, laku serta nyaris mencapai posisi bestseller.  Elemen itu terjadi karena tata nilai masyarakat telah kehilangan getaran rohani akibat dentuman rutinitas keseharian yang menggerogoti komunikasi antarwarga dan lingkungan.  Hingga, krisis mental secara total membuat orang mencari pegangan hidup.  Mereka sudah muak menjadi masyarakat serba ada (affluent society).  Pasalnya, kehidupan tersebut justru memekikkan perasaan asing di tiap pijakan kaki.  Kebahagiaan hidup (happiness of life) berasas permisif alias paham yang membolehkan segala sesuatu (the doctrine of permissives), ternyata hanya membelenggu akal sehat dalam mencari kebenaran mutlak.  Tata nilai yang serasi dengan kaidah agama untuk bertahan, telah retak-jatuh lantaran propaganda bullshit.
     Kebisingan dunia modern serta ketamakan masyarakat industrial, akhirnya menimbulkan tafarruq (perpecahan) dalam menginterpretasikan rumus profetis (kenabian).  Sekte-sekte keagamaan pun menjadi pelarian masyarakat Amerika untuk menemukan jawaban mengenai arti hidup.  Mereka juga tergoda masuk kelompok pemujaan guna memahami masalah kerohanian.  Mereka mengarah ke sana buat perlindungan total dalam kondisi rawan yang dapat menghancurkan citra jati diri.
     Masalah psikologis dan sosial yang membentak-bentak pribadi seseorang untuk ikut aktif dalam sekte, sebetulnya dibayar sangat mahal.  Sebab, mereka wajib meninggalkan kebebasan demi sejumput kehidupan dalam genggaman sang pemimpin.  Penganut sekte mesti rela terpuruk dalam kehidupan fakir di perkampungan spiritualis imitasi.  Sementara tokoh sentral bergelimang mutiara kenikmatan.
     Dalam menekan pasar sekte di Amerika, maka, pencarian akar sejarah peradaban mutlak digalakkan untuk membentuk the new morality (akhlak baru) di Amerika.  Soalnya, akan tergelar sebuah konsep yang jernih kalau diadakan pencarian titik awal sejarah peradaban.  Apalagi, bila dilandasi kebenaran obyektif dengan panduan ilmu dan teknologi.  Konsep yang jernih itu bakal berfungsi sebagai “alam yang kosong”.  Munculnya “alam yang kosong” karena tersisirnya father of lies (leluhur kebohongan) yang melahirkan banyak korban dusta.  Arkian, kebenaran sejati (objective truth) kelak berkilau benderang di atas pijar keabadian.
     “Alam yang kosong” tersebut, kemudian wajib diisi dengan teologi kedamaian serta filosofi kasih sayang.  Problem menggelegak lantaran menyeruak batu sandungan dari berbagai pihak yang juga ingin menanam saham dalam “alam yang kosong”.  Mereka berniat turut menyemai bibit ideologi gaya baru Amerika.  Hingga, mesti ada konspirasi dalam perjuangan untuk merebut mahkota single majority di Amrik.  Mereka harus berani mendengungkan “getaran dakwah” atau mengobarkan bara “amukan pedang”.  Struktur itu berperan untuk membasmi keterkutukan dan kebebasan yang disekap serbuk kontaminasi.
     “Komplotan” atau “pasukan bawah tanah” seperti jemaah Syekh Omar, pada hakikatnya adalah martir Islam di Amerika.  Sebab, yang mereka gempur adalah musuh nyata (real enemy) bagi kaum Muslim.  Para penghujat kebenaran Ilahi yang diperanginya merupakan kelompok pedosa yang telah membuat generasi-generasi Amrik bersemangat anti-Islam.  Alhasil, darah mereka halal dipercikkan.  Pasalnya, distorsi serius yang dihembuskan membuat keluarga besar Paman Sam hidup dalam kemunafikan yang sebejat setan dengan kebiadaban seangker drakula.
     Tanpa pencarian akar sejarah peradaban untuk memberi ruang kepada teologi kedamaian serta filosofi kasih sayang, niscaya Amerika akan terus diserbu multi problem dari orang-orang sinting.  Maklum, sekte keagamaan fanatik di Amerika hanya menjual secuil moral.  Ihwal itu lantas dijadikan alat pembebas dalam menentang keriuhan dunia bagi insan yang terkekang jiwanya.
     Manusia yang hidup dalam kerapuhan batin akhirnya rela diinjak-injak oleh para nabi palsu Uncle Sam.  Sementara tokoh spiritual gadungan yang ambisinya dijajah pesona kekuasaan dalam menaklukkan pengikutnya, makin mendramatisasi krisis moral manusia.  Apalagi, mereka hidup di iklim liberalisme-kapitalisme yang penuh aksi tipu-tipu.
     Tersedotnya masyarakat Amerika dalam pusaran ajaran-ajaran tai (feses) yang didominasi citra super seks, akhirnya kian memusingkan realitas hidup.  Struktur itu menandaskan bahwa tidak semua fakta hidup bergulir di atas tumpukan gagasan yang terpatri dengan kosmos.  Sebab, kenyataan dengan adanya splinter group, membuat orang acap bebal guna mengikuti perhitungan logika berikut agama samawi atau ad-din al-jami.
     Manusia yang tergolong men sano in corpore sano (dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang tenang) pun bakal repot menerima jika ada sekelompok orang rela mati.  Mereka berbuat demikian justru sesudah dikibuli oleh pemimpin-pemimpin sekte setara Jim Jones atau David Koresh.  Hingga, kesintingan rasionalitas juga sukar percaya oleh realitas gila tersebut.  Fenomena brutal itu menjabarkan bila dunia yang histeris, telah mati rasa sesudah ditumbuk-tumbuk oleh obsesi manusia berdimensi setan.
     Generasi zaman baru untuk mengangkat derajat bani Adam, merupakan sebuah mimpi yang dirindukan penduduk Planet Bumi.  Dengan demikian, pribadi yang tak berarti serta masyarakat yang tiada bermakna gara-gara rayuan kehidupan sekuler modern, bisa berubah menjadi mitra nilai-nilai kenabian.
     Sekte keagamaan sebagai sebuah pelanggaran tafsir pancaran sinar kerohanian, pada esensinya punya batas waktu dalam bertahan di arus zaman.  Arkian, teologi kedamaian dan filosofi kasih sayang sangat mustahil muncul dari rahim kelompok pemujaan.  Teologi kedamaian serta filosofi kasih sayang cuma sanggup tersembul dari tata keilahian.
     Islam yang sering dilecehkan dengan nada minor, merupakan agama yang memiliki kekuatan untuk berkompetisi di pasar ideologi dunia.  Apalagi, eksistensinya yang tidak goyah diterpa zaman, mampu berperan sebagai kontrol ideologi (ideological control) bagi ajaran-ajaran miring.  Hingga, Islam merupakan satu-satunya solusi bagi Amerika yang kini dikepung 3.000 sekte keagamaan.  Sebab, dalam agama yang diwahyukan kepada Maharasul Muhammad itu, tercantum peradaban agung, teologi kedamaian dan filosofi kasih sayang.

PANJI MASYARAKAT, NO. 765, TAHUN, 3-13 RABIUL AWWAL 1414, 21-30 AGUSTUS 1993


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People