Rabu, 18 Januari 2023

Breakdance


Breakdance
Oleh Abdul Haris Booegies


     Di benak sebagian orang luar yang melihat pesantren, tertancap ketakjuban dan sinisme.  Takjub lantaran bocah serta remaja bisa bertahan menyimak kitab kuning selama enam tahun.  Mereka juga sinis.  Tahu apa santri tentang dunia luar?  Tembok pesantren yang tinggi, niscaya menghalangi santri untuk berinteraksi dengan aktivitas di luar pondok.  Apalagi, gerbang dijaga satpam dengan mata yang waspada selama 24 jam.  
     Di Pesantren Modern Pendidikan al-Qur'an IMMIM pada periode 80-an, santri tampil tidak kalah dengan siswa-siswi SMP atau SMA.  Sebagai contoh, pelajar IMMIM banyak berlabel santri moviegoer (pecandu film).
     Di bioskop, santri IMMIM selalu jalan beriringan bersama kelompoknya.  Seolah tak mau berpisah bak pengantin yang baru tadi malam mengadakan resepsi.  Kalau dalam rombongan tersebut ada yang menoleh, yang lain pasti menoleh.  Mereka bukan mengejek satu sama lain, tetapi, itu identitas santri pedalaman yang masuk kota.  Mereka cuma hafal bahwa untuk pulang ke pondok, harus naik mikrolet (petepete) yang di kaca depannya tertera aksara STR-DAYA (Sentral ke Daya).  Trayek Ratulangi, Veteran, Cenderawasih maupun Sungguminasa merupakan mikrolet yang asing di mata mereka.
     Santri IMMIM andal pula ke kolam renang Mattoanging.  Mereka ke kolam bukan untuk berenang.  Soalnya, rata-rata santri IMMIM tidak mahir berenang.  Mereka ke kolam hanya untuk cuci mata.  Di pesantren mereka belajar meraih pahala, di kolam leluasa memelototi paha.
     Di kolam, santri IMMIM juga bergerombol.  Tak sudi berpisah satu dengan yang lain.  Mereka biasa berkumpul di kolam junior yang kedalamannya 150 cm.  Siapa pula tergiur ke kolam senior yang dasarnya mencapai 450 cm.

French Kiss
     Di Pesantren IMMIM pada kurun 80-an, banyak santri menempel poster selebritas di kamar.  Ada yang memajangnya di dinding, ada juga di samping lemari.  Poster ini dibeli di Sentral atau dicomot dari kalender.  Poster itu menampilkan paras ayu Lidya Kandou, Nia Daniaty, Ita Mustafa, Jenny Rachman, Lenny Marlina, Brigitte Lin (Lin Chin-hsia), Joan Jett, Farrah Fawcett, Brooke Shields atau pesohor ternama lain.
     Pernah seorang rekan dari Angkatan 8086 menempel poster aktris nasional di dinding dekat ranjangnya.  Saban ke masjid atau ke kelas, ia mencium bibir sang idola yang ada di poster.
     Lambat-laun, bagian bibir di poster tersebut melepuh.  Pada akhirnya koyak.  Santri ini rupanya mempraktikkan French kiss.  Ini ciuman klasik ala Perancis yang melibatkan lidah.  Pantas poster itu robek.  Liur santri IMMIM ternyata berbisa.

MTV
     Di akhir 1984, breakdance masuk ke Indonesia.  Ini tarian jalanan yang gerakannya mirip akrobat.  Dansa ini berasal dari Angola.  Ketika penduduk Afrika dibawa ke Amerika Selatan sebagai budak, maka, tarian rakyat ini ikut hijrah.  Di Brasil, dansa ini menjelma menjadi fenomena budaya baru.
     Breakdance berkembang di Bronx, New York, pada periode 70-an.  Remaja dari kalangan Afro-Amerika dan Puerto Rico terus memperkenalkannya sampai menembus Los Angeles.
     Breakdance merupakan bagian dari musik beraliran hip hop yang dimotori Afro-Amerika serta komunitas Latin di negeri Paman Sam.  Selain hip hop, breakdance terkadang diiringi pula rap dan remix.  Ciri generik breaker alias b-boy atau b-girl (break boy serta break girl) yakni topi, t-shirt dan sepatu.
     Pesona breakdance mulai membahana kala DJ Koll Herc (Clive Campbell) menemukan hip hop dengan dengung break beat.  Nada break beat merupakan menu wajib.  Irama ini merupakan campuran hip hop, funk, electro, electro funk, disko, soul, RnB serta jaz.
     Break beat yang terdengar patah-patah akhirnya menginspirasi para breaker.  Mereka menciptakan model tarian sebagaimana orang yang terkena setrum.
     Michael Jackson turut mempopulerkan breakdance.  Jacko masyhur dengan dansa robot.  Apalagi, sejak memamerkan moonwalk (backslide).
     Jawara breakdancer kemudian adu ketangkasan.  Battle of the Year ditahbiskan sebagai kompetisi yang senantiasa riuh dengan atraksi para break boy dan break girl.
     MTV bersama media cetak lantas mengekspos breakdance.  Alhasil, masuk ke Nusantara.  Di Indonesia, breakdance dinamakan tari patah-patah atau tari kejang.

Kuri Kilat
     MTV menjadi penopang utama dalam menyiarkan breakdance ke penjuru dunia.  Di Pesantren IMMIM, breakdance masuk lewat majalah dinding SuperpowerSuperpower mengerahkan kekuatan masif dalam mempengaruhi santri demi membentuk tren perihal breakdance.
     Di pondok, saya bersama Ahmad Kuri Kilat menjadi pionir breakdance.  Tubuh Kuri Kilat lentur.  Ia mahir berjoget.  Dalam sebuah kesempatan, Kuri Kilat membisikku jika ingin jadi roker setamat di pesantren.  Kuri Kilat merupakan tandem saya bila kabur ke bioskop.  Kami pasangan "Sippo", Sidrap-Palopo.
     Sore pada Ahad, 20 Januari 1985, saya bersama Kuri Kilat latihan breakdance.  Kami berlatih dengan menggunakan buklet panduan breakdance.  Saat latihan, kami ditonton banyak teman.
     Tatkala malam, saya bersama Kuri Kilat kembali latihan breakdance di kelas yang kosong.
     Pada Kamis, 31 Januari 1985, saya belajar breakdance lewat majalah di selasar asrama.  "Sebelum ada breakdance, di kampungku ada orang menari begitu", sembur seorang sohib yang bingung menyaksikanku.
     Pada Kamis, 14 Februari 1985, saya ke Roberta membeli baju kaus putih bergambar Michael Jackson.  Satunya lagi berwarna merah dengan tulisan breakdance.
     Pada Jumat, 15 Februari 1985, saya di rumah menunggu Kuri Kilat.  Rencananya, kami akan ke Benteng Rotterdam untuk mendaftar sebagai anggota breakdance.
     Aksi-aksi breakdance yang saya pelajari bersama Kuri Kilat, terus bergema di kampus.  Kabar pun menyebar sampai ke pembina pesantren.  Malam pada Ahad, 3 Maret 1985, ustaz Syukri Basondeng tampil di masjid.  Ia mengumumkan bahwa breakdance dilarang dipertontonkan di Pesantren IMMIM.  Ini kebijakan pertama ustaz Syukri setelah 20 hari menjabat sebagai pimpinan kampus.
     Bagi saya, ultimatum ini bukan masalah.  Biarlah dilarang, namun, tiada segenggam hasrat awak hendak mengapresiasi pelarangan tersebut secara positif.  Sebagai santri, saya sudah merasakan kegembiraan sekali dalam hidup bersama breakdance.
     Breakdance memaklumatkan bahwa santri IMMIM di era 80-an tidak kalah dengan remaja lain.  Pelajar Islami di Pesantren IMMIM mengerti budaya pop yang menjadi tradisi dominan dalam masyarakat.
     Entakan magis atau atraksi futuristis bukan barang aneh di Pesantren IMMIM pada 1980-1986.  Tembok boleh tinggi sembari gerbang gigih dijaga satpam, tetapi, santri tetap ulet mengintip perkembangan di luar pondok.
     Santri IMMIM mampu berkreasi di tengah keterbatasan.  Mereka punya keberanian, ketangkasan, segudang ide sekaligus secuil kelicikan untuk mengakali aturan pesantren yang ketat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People