Minggu, 01 November 2020

Peringatan dari IAPIM Perjuangan

 

Peringatan dari IAPIM Perjuangan
(Bagian ketujuh dari 13 tulisan)
Oleh Abdul Haris Booegies


     Santri Moncongloe ibarat mahar bagi Haji Fadeli Luran agar di Firdaus kelak ayahanda tercinta bisa bertetangga dengan para nabi serta rasul.  Santri Moncongloe wajib menjadi mata air pengetahuan di planet biru ini.  Kehadirannya mesti memberi banyak kemaslahatan bagi umat di tiap lini.  Ini berarti mereka harus dididik supaya andal berpikir guna membumikan konsep-konsep canggih.  Apalagi, mereka nanti hidup di zaman yang sarat gelora pertumbuhan ekonomi, revolusi teknologi, dinamika sosial dan reformasi politik.  Santri Moncongloe diyakini bakal akrab dengan rekayasa genetika, robot-robot nano, kecerdasan artifisial serta eksplorasi angkasa.
     Di tangan santri Moncongloe tergenggam cetak biru imperium galaktika masa depan.  Tidak mustahil mereka mengolonisasi planet-planet Alien.  Ini selaras program terperinci al-Qur'an perihal eksistensi enam bumi yang belum terdeteksi di jagat raya.  "Allah menciptakan tujuh langit, seperti itu pula jumlah bumi" (ath-Thalaq: 12).
     Tatkala membahas sains dan teknologi ala Pesantren IMMIM, semua berdegup, cemas, penuh haru, bangga sekaligus ekspektasi setinggi bintang.  Di pundak santri Moncongloe akan hadir program-program bervisi angkasa berasas wahyu dari langit.  Cita-cita ini mesti diwujudkan secepatnya, hari ini juga.
     Masalah besar muncul.  Pendidikan mutakhir butuh anggaran gigantik.  Dana minim jelas muskil untuk membangun laboratorium yang layak mendesain teknologi nano.  Celaka 13, penghambat mengalirnya anggaran berasal dari segerombolan alumni kolot.  Mereka merintangi penjualan Tamalanrea.
     Menjual lahan Tamalanrea esensial karena menjadi syarat bagi kenyamanan belajar.  Kalau fasilitas komplet, berarti enteng mencetak santri-santri brilian.
     Kawanan alumni berpikir jika Tamalanrea merupakan monumen nostalgia.  Betapa idiot gerombolan ini.  Mereka lebih mementingkan nostalgia dibandingkan prestasi agung santri Moncongloe di masa depan.
     Saya curiga, alumni yang menolak menjual lokasi Tamalanrea mungkin dulu tergolong santri minus.  Mereka kurang gizi di tengah fasilitas minim.  Mau ke kantin, tak ada uang.  Ingin dekati bibi (koki) dengan harapan diberi makanan ekstra, tetapi, tampang lumayan jelek.  Dekil lagi, seperti tidak pernah mandi pakai sabun.  Kasihan betul.
     Bila ada alumni yang tak sudi melihat pengembangan Moncongloe, berarti mereka didera derita psikis.  Gelombang listrik ragawi mengalami error saat mengirim stimulus elektrik pada biokimia otaknya.  Ini membuat baut otak pecah.  Hingga, terjadi korsleting.  Akibatnya, alumni tidak mampu bereaksi terhadap perkembangan dunia.  Kalau ini terjadi, jangan khawatir.  Ada banyak psikiater yang siap mengobati atau boleh pula diruqyah (exorcism).
     Gagasan mutakhir alumni sebenarnya harus ditujukan demi kenyamanan santri dalam belajar.  Adik-adik di Moncongloe merupakan kuncup yang bakal mekar menjadi ulama intelek.  Tak hirau terhadap almamater sesungguhnya pelanggaran elementer.  Ke mana tanggung jawab moral alumni?  Mengapa tidak memperhatikan hak masa depan santri.  Kalian ini siapa sampai tak tahu diri dengan cara mencampuri agenda Yasdic.
     Sikap tertutup terhadap perubahan merupakan fondasi bagi ideologi totaliter.  Ini tentu membahayakan kebebasan yang dianut penduduk bumi.  Teori falsifikasi Karl Popper ini dipraktekkan secara piawai oleh alumni kepala batu.  Mereka merintangi penjualan Tamalanrea dengan alasan nostalgia.  Padahal, perubahan adalah kepastian bagi makhluk hidup.  Ini berarti alumni yang mempertahankan Tamalanrea tidak lebih cuma benda mati.
     Mengamati lagak memalukan alumni, maka, "IAPIM Perjuangan" akan mendukung arah utama sejarah Kampus Moncongloe yang dirintis Yasdic.  Pesan saya, IAPIM tradisional jangan pernah melakukan acara di Moncongloe tanpa persetujuan "IAPIM Perjuangan".  Jangan ada "massa vs massa".  Mumpung kalian masih di bumi.  Tobatlah.  Ingat, waktu terus berdetak.  Kau pasti mati.  Nyawamu kelak direnggut paksa malaikat maut.  Satu yang penting, "JANGAN CAMPURI URUSAN YASDIC!  JANGAN!"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People