Sabtu, 07 November 2020

Potret Masa Depan Pesantren IMMIM Moncongloe


Potret Masa Depan Pesantren IMMIM Moncongloe
(Bagian kedelepan dari 13 tulisan)
Oleh Abdul Haris Booegies


     Penampakan Pesantren IMMIM di Moncongloe pasca penjualan Tamalanrea begitu mempesona berkat konsep unik.  Pondok modern pendidikan al-Qur'an tersebut berdiri di lahan seluas 12 hektare.
     Masjid pesantren ditahbiskan sebagai penentu waktu rutinitas keseharian.  Sebagai misal, usai shalat Dhuhur, maka, santri diarahkan ke dapur untuk makan siang.  Contoh lain, bakda Isya pada pukul 20-22, santri wajib ke kelas untuk belajar.
     Bangunan utama setelah masjid ialah Auditorium Fadeli Luran.  Segenap bangunan menggunakan nama-nama figur legendaris yang pernah berjasa di Pesantren IMMIM.  Umpamanya, Kuttab Nasruddin.  Nasruddin tertera sebagai santri pertama Pesantren IMMIM yang sukses menghafal 30 juz.  Al-kuttab merupakan sistem pendidikan klasik di zaman Maharasul Muhammad.  Kuttab Nasruddin merupakan aula hafiz, terletak di sisi danau buatan yang dikelilingi hutan pesantren.
     Hutan didesain di pesantren karena tumbuhan membutuhkan CO2 untuk fotosintesis.  CO2 kemudian disimpan dalam kayu, daun dan tanah.  Pohon yang menyerap CO2 lantas menyejukkan suasana.  Fungsi lain hutan ialah bisa menggunakan fitoremediasi demi membersihkan polutan.  Ketiadaan hutan mengakibatkan suhu panas.  Sebab, awan terdorong ke kutub.
     Kuttab Nasruddin bersebelahan dengan Griya Ulumul Quran.  Bangunan ini merupakan wadah buat mempelajari ilmu-ilmu al-Qur'an.  Aneka tafsir klasik sekaligus modern berjejer di rak.  Terjemah al-Qur'an pun tersedia lebih 300 bahasa, termasuk bahasa Bugis.
     Bangunan tertinggi di Kampus Moncongloe yakni perpustakaan.  Berlantai lima dengan sebuah food court bermenu masakan Amerika serta sajian penganan Timur Tengah.  Di lantai atas terletak perpustakaan bahasa lengkap dengan laboratorium bahasa.
     Bangunan penting lain ialah laboratorium.  Ada tiga laboratorium futuristik di Kampus Moncongloe.  Pertama, Laboratorium Nanosains guna menerawang manipulasi material pada skala makromolekuler.  Kedua, Laboratorium Nanoteknologi untuk menelisik manipulasi benda pada dimensi atomik.  Ketiga, Laboratorium Antarplanet untuk melakukan penginderaan jauh dan penelitian lingkungan antariksa yang sarat misteri.
     Bangunan populer yang ramai usai shalat Shubuh serta Ashar yaitu Gelanggang Olahraga Indra Jaya Mansyur.  Gelanggang ini dilengkapi kolam renang dan lapangan bola.  Selain itu, ada dojo untuk karateka Black Panther.  Di sisi gelanggang, ada Pusat Kegiatan Seni Santri (PKSS).  Ini untuk merangkum ide serta kreasi santri.
     Dulu di Tamalanrea, nama asrama antara lain Datuk Ribandang, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Raja Khalik atau Ibnu Khladun.  Di Moncongloe, seluruh asrama memakai nama alumni yang pernah tertoreh sebagai pembina.  Ada Asrama Amir Machmud, Asrama Daswar Muhammad, Asrama Lukman Sanusi atau Asrama Muis Muin.
     Dari semua bangunan di Kampus Moncongloe, maka, Kuttab Nasruddin, Griya Ulumul Quran maupun tiga laboratorium menjadi primadona.  Dari Griya Ulumul Quran, kita berharap muncul tafsir mutakhir al-Qur'an.
     Ekspektasi dipanjatkan agar Griya Ulumul Quran ikut meramaikan keajaiban al-Qur'an.  Dalam Surah al-Hadid (Besi), Allah bertitah: "Kami menurunkan besi".  Sains dan teknologi akhirnya membuktikan kalau besi bukan benda bumi.  Besi kiriman dari ledakan bintang.  Menurut Majalah Dinding SUPER POWER di Pesantren IMMIM, hanya satu besi yang tidak diturunkan dari langit, namanya Iron Mike Tyson.
     Surah al-Hadid menghebohkan karena menyentak nalar.  Ini berkat Tabel Periodik karya pakar kimia Rusia Dmitri Mendeleev.  Tabel ini dipublikasikan untuk kedua kalinya di jurnal Jerman Zeitschrift für Chemie pada 1869.  Dalam tabel tersebut, besi atau Ferrum (Fe) ditandai dengan nomor atom 26.  Maksudnya, jumlah proton dalam atom Fe (besi) ada 26.  Di luar dugaan, rupanya Surah al-Hadid memuat 26 nama Allah.
     "Urusan itu naik kepada Allah yang lamanya 1000 tahun menurut hitunganmu" (as-Sajdah: 5).  Adakah keajaiban ayat ini?  Firman Allah ini adalah konstanta fisika universal.  As-Sajdah ayat 5 dalam bahasa fisika berbunyi "laju cahaya 299,792,5 kilometer per detik".  Kecepatan cahaya yang disimbolakan c ini merupakan kesepakatan tegas para astronom.
     Dr Nadiah Thayyarah menjabarkan bahwa jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun setara jarak yang ditempuh cahaya dalam sehari.  Perhitungannya, 1000 tahun dalam kalender Qamariah dibagi 24 jam.  Lalu dibagi 60 menit.  Kemudian dibagi 60 detik.  Hasilnya yakni 299,792,5 (kira-kira 3,00×108 m/s).
     Selama berinteraksi dengan al-Qur'an, saya kadang perlu teori baru untuk memahami ayat-ayat Allah.  Sebagai contoh, kala menyimak Surah Yusuf ayat 101, saya penasaran.  Nabi Yusuf mengaku "ataetanii minal mulk".  HB Jassin menerjemahkan "Kau berikan padaku sedikit kekuasaan".  Mahmud Junus "menganugerahkan kerajaan".  M Quraish Shihab "sebagian kerajaan".  A Yusuf Ali "bestowed on me some power"The Noble Quran "granted me authority".  Al-Qur'an Bahasa Melayu "mengurniakan daku sebahagian dari kekuasaan (pemerintahan)".  Le Saint Coran (al-Qur'an bahasa Perancis) "donné du pouvoir".
     Sesudah merenung, saya berimajinasi.  Maksud "diberi kerajaan, kekuasaan, pemerintahan atau otoritas" adalah Nabi Yusuf diangkat sebagai Wakil Raja.  Mustahil dalam sebuah kerajaan ada dua raja.  Pepatah Arab menerangkan: "Tak ada dua pedang dalam satu sarung".
     Bagaimana nasib para pecundang alias alumni kepala batu yang sok menghalangi penjualan Tamalanrea?  Nasibnya apes di Moncongloe.  Gerombolan tersebut diharamkan masuk area Pesantren IMMIM Moncongloe yang suci tanpa noda.  Ada pegawasan elektronik demi mengusir alumni tukang ikut campur.
     Makhluk-makhluk goblok senantiasa merongrong jika ada inisiatif perubahan.  Mereka merupakan najis dalam peradaban.  Kita cuma mengelus dada melihat lagak banal alumni kepala batu.  Tidak malu mencampuri agenda Yasdic gara-gara minus etika.  Begitulah jadinya bila dulu di pesantren selalu bolos ke kamar untuk merokok saat pelajaran Aqidah dan Akhlak.  Akibatnya, hanya jadi ampas setelah tamat dari pesantren.
     Kalau kawanan alumni tukang ikut campur itu nekat masuk Kampus Moncongloe, niscaya ditempeleng sampai rahangnya bergeser.  Murasanitu la beleng benna' (rasakan itu si idiot bebal).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People