Minggu, 02 November 2025

Mencari Masa Lalu


50 Tahun Pesantren IMMIM
Mencari Masa Lalu
Oleh Abdul Haris Booegies


     Tatkala terdengar kata "reuni", ada sesuatu yang berdegup keras.  Menggedor-gedor batin yang lusuh.  Menggoyang-goyangkan kalbu yang terkulai.  Mengguncang-guncang pikiran yang sudah lama berdebu.  Asa menggeliat bak cacing kepanasan membayangkan realitas reuni.  Harapan meronta-ronta mengimpikan bayang yang terus memudar, bayang yang tak pernah pulang.
     Gejolak perihal reuni seperti pintu besi yang memukul dinding ingatan.  Menggema di lorong jiwa yang tiada pernah benar-benar sunyi.  Selaksa rindu pun menggigit tulang.  Ada bisik pelan, mungkin kau ingin pulang, tetapi, ke mana?
     Reuni sesungguhnya bukan sekedar kumpul-kumpul norak atau ajang pamer, melainkan menyibak kabut kenangan.  Ada sesuatu yang ingin ditemui, ingin didatangi, ingin disapa.
     Kala berkumpul mengenang kisah- kisah, maka, yang ingin ditemui, yang ingin didatangi, yang ingin disapa, tetap gaib.  Kehadirannya absurd.  Abstrak laksana asap hitam yang menari di ujung jari, lantas lenyap saat disentuh.  Penantian cuma mendatangkan bayangan.  Sementara yang menjawab hanya gema.  Sebuah puncak hasrat yang sia-sia.
     Di sini pula letak ereksi reuni.  Bayang-bayang dulu yang membentuk rangkaian kejadian hanya bisa dirindukan.  Tiada satu pun yang bisa menjejakkan kaki di hari-hari lampau.  Reuni seolah menegaskan bahwa yang berlalu sudah lama mati, namun, belum dikuburkan oleh waktu.  Padahal, ada kerinduan untuk mengenal kembali diri sendiri yang dulu.  Sebab, di sana ternukil awal seluruh narasi.  Inilah misi utama reuni, mencari masa lalu.
     Reuni tidak tunggal kenangannya.  Seribu jiwa datang membawa seribu kenangan berisik yang saling berbisik.  Bahkan, membawa seribu semesta yang berdendang dengan nada sumbang.  Tiap kenangan adalah tubuh yang mencari tuannya kembali.  Ini yang memicu reuni penuh gairah.  Hingga, gairah-gairah ini menghubungkan denyut sekarang dengan masa lampau.
     Ada bisik pelan tentang yang ingin ditemui, ingin didatangi, ingin disapa.  Suara lirih tersebut tak bergema, hilang terbawa bayu.  "Mungkin kau ingin pulang, tetapi, ke mana?"

#50tahunpesantrenimmim
#immim
#iapim
#pesantrenimmim


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People