Kamis, 25 Agustus 2022

Saga Kirana

 

Saga Kirana
Oleh Abdul Haris Booegies


     Dari 114 bab dalam al-Qur'an, termaktub kalau Surah Yusuf sebagai representasi paling elok.  Seluruh ayatnya menjadi untaian saga kirana, hikayat nan cemerlang.
     Selama menggeluti beratus kali Surah Yusuf serta al-Kahfi, saya menemukan dua bentuk pengertian "lupa".  Pada ayat ke-45 Surah Yusuf, tersua seorang mantan narapidana yang mengalami amnesia retrograde, kehilangan memori tentang masa silam.  "Ia teringat kepada Nabi Yusuf sesudah lupa beberapa tahun lamanya".
     Pada ayat ke-63 al-Kahfi, jongos Nabi Musa mengalami transient global amnesia.  Ia hilang ingatan atas kejadian yang baru dialami.  "Saya lupa memberitahumu mengenai ikan aneh tersebut".
     Dalam Surah Yusuf, kita disuguhi sketsa bila 11 putra Nabi Ya'qub tak mengenal Nabi Yusuf, Menteri Logistik.  Segelintir mufasir berpendapat jika itu perkara wajar.  Musababnya, mereka terpisah sejak kecil.  Tentu roman dan suara Yusuf Alaihissalam tidak bisa lagi diidentifikasi.
     Tengara ahli tafsir jelas galat.  Buktinya, Nabi Yusuf mampu mengenal semua saudaranya yang tampak kampungan sedang antre di gudang gandum.
     Saya menduga, Nabi Yusuf tak terdeteksi oleh 11 saudaranya karena ia memakai secarik kain untuk menutup muka.  Ini masuk akal.  Pasalnya, Nabi Yusuf teramat tampan dengan fisik atletis.
     Tiap keluar istana untuk melakukan inspeksi, Nabi Yusuf senantiasa mengungkung wajah.  Ini diperbuat agar wanita tidak tergoda.  Perempuan yang menjadi induk semangnya saja tergiur ingin mencicipi kehangatan tubuhnya.  Apalagi cewek-cewek metropolis Mesir.
     Dalam deretan literatur karya sejarawan serta cendekiawan Muslim, tertera nama Zulaikha sebagai bini Potifar alias Qithfir.  Zulaikha bersama Potifar sesungguhnya bernuansa biblikal.  Nama Zulaikha tak ditemukan dalam Hadis.  Kasus yang sama terjadi pada Hawa, istri Nabi Adam.  Hawa atau Eva tidak tercantum dalam Hadis.  Saya lebih suka menyebut Nyonya Adam.  Ini untuk menghindari sekaligus mencampakkan gagasan Israiliyat dalam artikel ini.

Dwitunggal Mesir
     Dalam Surah Yusuf pada ayat 101, ternukil sabda Nabi Yusuf.  رَبِّ قَدۡ اٰتَيۡتَنِىۡ مِنَ الۡمُلۡكِ (Allah menganugerahkanku sebagian kekuasaan).  Saya menakwilkan "sebagian kekuasaan" dengan "wakil raja".
     Kala itu, raja bersama Nabi Yusuf merupakan dwitunggal Mesir.  Kedua tokoh saling melengkapi demi membangun keadilan maupun kemakmuran di Mesir.
     Mustahil "sebagian kekuasaan" bermakna Nabi Yusuf dinobatkan raja lain di area imperium Mesir.  Soalnya, tak ada dua pedang dalam satu selongsong.  Ibarat kata, muskil ada dua Matahari di Bumi.
     Pertanyaannya, mengapa Nabi Yusuf bukan raja.  Kenapa harus wakil raja.  Ini lantaran Nabi Yusuf bukan wangsa pemegang kekuasaan Mesir.  Ia bukan penduduk asli Mesir.  Nabi Yusuf berasal dari pedalaman terpencil bernama Kan'an di Palestina.
     Tatkala Nabi Yusuf menjadi wakil raja, terentang kalau Mesir kian gemilang.  Sebuah teritorial dengan anugerah alam dan keluhuran perilaku masyarakat.  Nabi Yusuf hampir saban hari berjumpa sang prabu baginda di keraton guna menggagas Mesir sebagai mandala dambaan manusia.
     Di Mesir kuno, istana raja dinamakan Fir'aun.  Menurut Zahi Hawass, istilah Fir'aun berasal dari morfem "baraa" yang berarti balairung.  Trah Nabi Ya'qub yang hijrah ke Mesir melafalkan sebagai "faro".  Sementara orang Arab mengucapkannya "farun" karena menunjukkan kata benda.  Penggunaan istilah Fir'aun serupa White House (Amerika Serikat), Nurul Iman (Brunei Darussalam), Kremlin (Rusia), Qasr al-Murabba (Arab Saudi). Christiansborg (Denmark) atau Buckingham Palace (Inggris).

Fir'aun Esa
     Setelah menembus sang waktu serta generasi, muncul seorang kaisar bernama Fir'aun.  Ini menjabarkan bahwa Fir'aun bukan gelar batara-batara Mesir.  Berbeda dengan sultan yang menjadi julukan para penguasa tertinggi negara Muslim.
     Dalam al-Qur'an, terukir 74 kali nama Fir'aun di 27 surah.  Saya meyakini 100 persen bila 74 nama Fir'aun dalam al-Qur'an merujuk ke satu orang!  Dalilnya, al-Qur'an tidak mungkin menstigmatisasi Fir'aun lain.  Dari dulu sampai sekarang, nama Fir'aun sarat aspek negatif.  Ia dideskripsikan angkuh dan kejam.  Fir'aun dipandang sosok megalomania yang berilusi menjadi tuhan.  اَنَا رَبُّكُمُ الۡاَعۡلٰى "Aku tuhanmu yang tertinggi" (an-Naziat: 24).
     Jika misalnya ada lebih dari satu Fir'aun, otomatis mereka pun tanpa disadari dilabeli sebagai figur kurang ajar.  Walau sebenarnya Fir'aun lain tersebut bertolak belakang perangainya dengan Fir'aun orisinal.  Begitu absurd kalau al-Quran tega mendiskreditkan Fir'aun lain.
     Sesudah menyimak total Surah Yusuf, ada sebersit gundah di kalbu.  Keistimewaan Surah Yusuf belum tampak tegas sebagai saga kirana.  Babadnya tampak biasa, kecuali surah ini menginformasikan secara solo perihal Yusuf Alaihissalam.
     Pada Rabu, 24 Agustus 2022, sedetik sebelum shalat Shubuh untuk melayang ke Arasy Rahman.  Terlintas dalam imajinasiku bahwa keindahan Surah Yusuf sesungguhnya berkenaan dengan monarki humanis-religius Mesir.  Bila misteri hieroglif di piramida tersingkap serta arkeolog mampu merekonstruksi Mesir di era Nabi Yusuf, niscaya terhampar kehebatan bentala antik itu di bidang politik, militer, ekonomi, sosial, hukum, budaya, arsitektur dan pertanian.
     Enigma Mesir purba bakal tersibak di masa depan oleh manusia milenium digital.  Kelak, terhampar fakta bahwa kehidupan di Mesir bahari sangat sistematis, ritmis.  Ini berkat ikhtiar Nabi Yusuf.
     Himpunan firman Allah dalam al-Qur'an, tak terhapus di Bumi menjelang Kiamat sebelum rangkaian teka-tekinya terungkap terang-benderang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People