Kucing Santri
Oleh Abdul Haris Booegies
Muizza (معزة) merupakan kucing betina yang dipelihara oleh Maharasul Muhammad pasca-Perang Uhud. Muizza yang bermakna "berharga", senantiasa menggemaskan. Apalagi, doyan mengeong kalau mendengar azan.
Kucing termaktub sebagai hewan yang bersih secara ritual. Pasalnya, steril dari najis. Di suatu hari, Rasulullah hendak berwudhu. Seekor kucing lantas menghampirinya seraya minum di bejana wudhu. Maharasul Muhammad membiarkan kucing itu meneguk air. Sang Nabi kemudian berwudhu dengan air dari bejana sesudah kucing berhenti minum. Air tetap suci kendati terkena liur kucing. Tentu saja selama tidak ada darah, air kencing, tahi, kuman atau mikroorganisme pada kucing.
Kucing merupakan binatang piaraan yang begitu populer. Kucing atau Felis catus tergolong mamalia karnivora kecil. Dalam keseharian, kucing tak membutuhkan air untuk mandi. Maklum, sanggup membersihkan bulu-bulunya dengan menjilatinya. Air liurnya berfungsi sebagai cairan pembersih. Tidak aneh bila satwa soliter tersebut lebih banyak mengaso demi bersolek. Bahkan, terbilang makhluk yang senang slebew (tidur nyenyak). Kucing malahan mletre alias egois, gaduh serta seenaknya.
Walau cuma hewan, namun, kucing urun daya dalam sejarah peradaban pengetahuan. Pada 2010, teknologi intraosseous transcutaneous amputation prosthetics mencetak prestasi. Ini karena Oscar menjadi kucing pertama yang dipasangi kaki palsu dengan mengaitkan langsung ke tulang pergelangan kakinya.
Pada 2001, lahir CC alias Carbon Copy. CC tiada lain kucing kloning pertama di dunia.
Pada Jumat, 18 Oktober 1963, Perancis mengirim Felicette bersama 12 kucing lain ke antariksa guna diteliti struktur otaknya. 13 binatang ini berhasil kembali ke Bumi usai melakoni riset mengenai perubahan neural otak.
Edwin Powell Hubble tak asing bagi astronom. Ia pencetus Hukum Hubble yang ditemukan pada 1929. Teorinya memaparkan jika jagat raya terus-menerus mengembang. Hukum Hubble senada dengan petikan al-Qur'an. "Allah mendesain langit dengan kekuasaanNya. Sungguh, Allah benar-benar meluaskan langit tanpa batas" (az-Zariyat: 47). Hukum Hubble rupanya muncul berkat jasa Nicolas Copernicus, kucing kesayangan Edwin Hubble.
Gantung Kucing
Di Pesantren Modern Pendidikan al-Qur'an IMMIM Tamalanrea era 80-an, sulit menemukan kucing. Satwa yang ada di kampus hanya ayam peliharaan koki. Siang selepas Zhuhur, kambing-kambing tetangga acap masuk ke kampus melahap rerumputan lapangan.
Tidak diketahui secara pasti, mengapa kucing jarang terlihat di pesantren. Padahal, banyak remah di dapur.
Di pesantren saat saya kelas III di Asrama Pangeran Diponegoro, ada kucing imut berkali-kali datang. Saya kerap mengelus sambil menggendongnya. Ia jinak karena mendambakan makanan. Sementara santri merupakan komunitas minim hidangan. Jelas hewan sosial ini salah alamat kalau cari rezeki di kamar santri.
Barangkali gara-gara jenuh bertamu tanpa pernah dijamu, kucing itu pergi tanpa pamit dari kampus. Ia mencari majikan baru yang bisa menafkahinya.
Petang pada Ahad, 27 Maret 1983, penghuni Rayon Diponegoro, riuh bertalu-talu. Seekor kucing jantan membunuh anak kucing. Santri sontak beringas. Marah menyaksikan kejadian biadab tersebut. Kucing predator itu pun ditangkap.
Tak sampai di situ pembalasan santri. Leher kucing malang tersebut diikat lalu digantung di ranting akasia. Setelah digantung, diayun-ayunkan bagai bandul.
Kucing sial itu menjerit-jerit sembari meronta-ronta. Ia mencakar-cakar udara kala tali digoyang-goyang tanpa arah. Tampak sekali kucing tersebut ketakutan. Raungan kucing yang membahana di sisi Selatan aula, kiranya menambah sorak-sorai santri.
Dari selasar Asrama Panglima Polem, sekoyong-konyong terlontar pekik marah Gunawan (7884).
"Kenapa kucing diperlakukan begitu! Itu juga makhluk Tuhan!"
Mendadak aksi ribut berangsur senyap. Kami merasa bersalah. Menyiksa kucing secara semena-mena. Kucing akhirnya diturunkan dari tali gantungan usai kena teror berlapis. Dilepas supaya bebas dari cengkeraman maut. Pertunjukan seru pun tuntas. Kami bubar menuju sumur kibar untuk mandi. Sebab, Magrib sudah menjelang.
Enigma Kucing
Kucing diciptakan sangat spesial. Sebagai contoh, dalam keadaan bagaimanapun, kucing selalu mendarat dengan empat kaki.
Keistimewaan lain kucing yakni tidak mengedipkan mata. Ini agar fokus mengincar mangsa atau menghindari ancaman. Di samping itu, penglihatan kucing teramat tajam ketika malam. Kucing andal melihat di kegelapan lantaran matanya punya kristal tapetum lucidum yang dapat memantulkan cahaya. Kucing punya pula sel-sel batang di matanya. Alhasil, kucing enteng berburu mangsa di tempat gelap.
Keunikan lain mata kucing yaitu bidang pandangannya mencapai 187 derajat. Bandingkan dengan manusia yang cuma 160 derajat. Ini memungkinkan kucing lugas mendeteksi ancaman.
Terkadang, kucing menggosokkan kepala atau punggungya. Ini aktivitas untuk menandai wilayah. Di kening, pipi, dagu dan bibir kucing terkandung kelenjar aroma. Dengan menebar bebauan, berarti kucing menandai sahabatnya dari kalangan manusia maupun target teritorial yang ditetapkan.
Hampir mustahil mendengar sesama kucing berkomunikasi dengan kosakata "meong meong". Bila sesama kucing bersua, mereka hanya mendesis. Sedangkan jika berinteraksi dengan manusia, kucing mengeluarkan bunyi "meong". Kucing memiliki keterampilan untuk memahami bahasa manusia. Binatang ini sensitif dengan intonasi. Apalagi, kalau ada aksentuasi berupa bahasa tubuh. Kucing rata-rata merespons vokalisasi sekaligus ekspresi manusia dengan gerakan kepala, terutama telinga. Bukan kibasan ekor.
Sebagian percaya bahwa kucing punya insting bila bakal mati. Elemen inilah yang membuatnya minggat. Ia tak ingin kematiannya ditangisi oleh tuannya. Ihwal ini juga yang membuat kita tidak pernah melihat bangkai kucing, kecuali korban tabrakan.
Ada teka-teki memusingkan seputar kucing yang tak terpecahkan sampai detik ini. Mayoritas kucing beranak minimal empat. Aneh sekali jika ada kucing melahirkan anak tunggal atau kembar dua. Sementara sapi kalau beranak cuma satu. Peluangnya tipis untuk melahirkan kembar dua.
Di sinilah misteri tersebut membingungkan nalar. Kucing satu kali beranak bisa sampai 12. Sapi hanya menghasilkan satu anak. Ini postulat tidak terbantahkan oleh rumus-rumus rumit.
Manusia tak makan kucing. Sedangkan sapi saban hari disembelih untuk dikonsumsi. Mengapa sapi tidak habis? Padahal, tiap hari puluhan yang dipotong. Sementara populasi kucing statis, sekalipun tak pernah disembelih.
"Sungguh, pada hewan ternak ada pelajaran bagi manusia" (an-Nahl: 66).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar