Rabu, 04 Mei 2022

Der Kaiser D5


Der Kaiser D5
Oleh Abdul Haris Booegies


     Franz Anton Beckenbauer merupakan legenda sepak bola dunia.  Ia pemain apik dengan penampilan indah di atas lapangan hijau.  Dominasi serta determinasinya begitu memukau di tim nasional Jerman, Bayern Muenchen maupun Cosmos.  Walau posisinya libero, namun, Beckenbauer sanggup melesatkan 109 gol.  Pemain bernomor 5 ini bergelar der Kaiser (sang Kaisar).
     Julukan Beckenbauer setara dengan keunggulannya yang andal membangun orkestrasi permainan.  Ia bersama rekan-rekannya ulet bergerak.  Tenaganya seperti tidak habis dipakai berlari dari pagi sampai petang.  Tak heran jika tim Jerman disebut der panzer yang bermesin diesel.
     Di Pesantren Modern Pendidikan al-Qur'an IMMIM, tersua sejumlah santri dengan kepribadian kuat.  Mereka berperilaku santun dengan kecerdasan menonjol.  Satu di antaranya yakni Mulyadi.  Ini tokoh krusial Angkatan 1979-1985.  Sebagaimana dimaklumi, Armada 85 mengidentifikasi diri dengan D5 alias Delima (delapan lima).  Divisi D5 merupakan persekutuan santri populer.  Nama dan wajah mereka nyaris tidak terlupa dalam selaksa kenangan.
     Sosok Mulyadi selalu populer di hati sahabat-sahabatnya.  Ia figur sentral dalam Revolusi Pukul 23.30 pada Rabu, 6 Februari 1985.  Kala itu, Mulyadi murka melihat tiga teman seangkatannya digasak sampai bonyok oleh pembina muda.  Ia pun mengomandani pemberontakan untuk menghajar imperialisme-kolonialisme skala minimum ala Pesantren IMMIM.  Aksi heroik D5 bagai renaisans skala lokal yang menjelma fajar harapan santri.
     Kehadiran Mulyadi senantiasa relevan dengan nilai-nilai perjuangan santri.  Sebab, mampu memahami kondisi psikologis serta emosional.  Mulyadi merupakan der Kaiser era 80-an Pesantren IMMIM.

Santri Kesatria
     Hari ini, Ahad, 21 April 1985, santri sedang bertanding dan berlomba.  Ini hari kedua acara olahraga untuk memperingati Isra Miraj (Rabu, 27 Rajab 1405).
     Tatkala santri mengikuti lomba serta tanding, satu demi satu kelas VI meninggalkan ruang tes.  Ini hari terakhir Ujian Pesantren.
     Kelas VI kemudian saling berkumpul dengan tawa renyah.  Paras mereka cerah-ceria.  Hari yang ditunggu akhirnya tiba.  Ini detik-detik terakhir bagi mereka mengenakan seragam putih abu-abu.
     Terkenang pada pertengahan 1979.  Selepas tamat dari SD, sekitar 100 murid mendaftar di Pesantren IMMIM Putra.  Saat Angkatan 1979-1985 diterima, total jumlah santri di kampus mencapai lebih kurang 400.  Sampai habis seluruh hari pada 1979, belum ada kelas VI.
     Santri baru edisi 1979 tertantang membayangkan durasi enam tahun.  Dengan berbekal mimpi dan impian, mereka bertekad berlaga di pedepokan Tamalanrea sampai ujung tahun keenam.
     Satu bulan berlalu.  Mulai terasa ada kebosanan di pesantren.  Mental mulai goyah.  Padahal, sebelumnya mengeras laksana karang di laut.  Aturan ketat, makanan sederhana, orangtua jauh sekaligus lokasi pondok terpencil, merupakan momok bagi santri bermental kerupuk.  Satu per satu akhirnya terjungkal sebagai santri murtad.
     Santri dengan semangat petarung, niscaya tak retak oleh waktu.  Mereka tetap tegar pada pendirian awal.  Tidak surut sebelum diwisuda sebagai alumni.  Jiwa mereka seirama frasa bijak bahwa tak lapuk oleh hujan tidak lekang oleh panas.  Bagi santri kesatria, enam tahun terlalu sepele.  1000 tahun saja mereka tak sudi mundur selangkah.  Nyala nyali berkobar.  Mereka bukan pecundang yang nyalinya gampang rontok.
     Santri yang punya kecintaan terhadap pesantren akhirnya merasakan manisnya menyelesaikan pendidikan.  Mereka mengukir prestasi besar dengan menorehkan nama sebagai alumni Pesantren IMMIM.  Mereka akan dikenang dalam sejarah.  Namanya masyhur dalam teks bertinta emas.  Rona keindahan alumni terpercik bak kembang wangi di pergantian zaman serta generasi.  Nama mereka kekal, abadi selamanya.

Skala Mondial
     Bakda Isya pada Ahad, 1 Sya'ban 1405 ini, Korps D5 berkumpul merentang kegiatan.  Di program khusus mantan santri dan bekas kelas VI ini, terlihat wajah-wajah bersaput senyum saling merekatkan hati.  Ada atraksi breakdance.  Mulyadi sempat menyuruhku memperagakan breakdance.  Saya menolak, takut leher patah karena ini tari patah-patah.
     Acara lantas berganti dengan menampilkan kehebatan Panca Sakti.  Saya tidak berkedip menyaksikan segenap jurus yang dipertontonkan.  Ini memikat, tetapi, saya tetap kukuh di Black Panther.
     Di malam ini, Armada D5 memfokuskan pikiran serta imajinasi demi memobilisasi cita-cita.  Mereka meneguhkan konsensus pokok untuk merestrukturisasi kehidupan dengan pemikiran dan perjuangan.
     Penataan kembali agar struktur membaik wajib digelorakan karena D5 merupakan himpunan kaisar.  Dominasi serta determinasi mereka bakal mewarnai habibat yang didiaminya.
     Pasca-Ebtanas, der Kaiser D5 bertanggung jawab untuk mengarahkan kehidupan menjadi ramah, nyaman dan aman.  Apalagi, citra D5 terkenal santun serta sarat perhitungan.  Mereka memiliki performa untuk memamerkan prestasi gigantik.
     "Sampai sekarang di tarikh 2022, D5 adalah alumni paling keren.  Di angkatan ini semua ada dari A sampai Z", tutur Fitriannisa Abubakar, aktivis Iapim 1985-1990.
     Malam ini setelah tadi siang awak D5 menuntaskan Ebtanas, mereka duduk bersama di bawah sinar bintang-gemintang.  Berserikat di tengah sepoi angin malam seolah tradisi mistik sebelum meninggalkan kampus Islami.  Di momen ini, para kaisar 7985 bersimpuh takzim berkat Pesantren IMMIM membentuk karakter mereka untuk pantang menyerah.
     Divisi D5 bergandeng dalam ikhtiar di sepetak tanah Biring Kanaya.  Mereka bertekad menggaungkan aktualisasi humanisme religius dalam membangun peradaban.  Renaisans dalam skala mondial mesti digemakan.  Sisa-sisa rongsokan imperialisme-kolonialisme yang menodai kemanusiaan mutlak dikubur.  Dunia baru yang terentang di masa mendatang merupakan kepunyaan Korps D5.  Milik para kaisar yang pernah ditempa di Pesantren IMMIM selama periode 1979-1985.
     Inilah susunan Armada D5 yang dirangkai secara alfabetis.
Alumni putra:
Ahmad Mujahidin
Akmal Hasan
Anwar Makkulau
Arsyad Nasir
Askar Azhari
Benedix Walangadi
Fachruni Patahuddin
Hamzah el-Majshal
Hiyar Hijaz
Ikbal Bakry
Ikhsan BM
Ikhsan
Irfan Idris
Irwanuddin Abbas
Lukman Mubar
Muflih Bachyt Fattah
Muhammad Ardis
Mulkam
Mulyadi
Munatzir Fachri
Mustari
Mustari Aras
Musytari Randa
Nasrullah
Syarifuddin Abdullah
Syukur Syah
Alumni putri:
A Rabiatun
Asmara Jaya
Dahliah
Fatimah
Fatma Salim
Fatmah Suryana
Fatmawati K
Fitriannisa Abubakar
Harlina
Husnawati Hayat
Jannatul Ma'wa
Justiah
Kauliah AR
Mahwati
Misbah Jamhur
Muspida
Nazwati
Nuraini HS
Nurhawati
Nurhayani
Nurhayati M
Nurjannah
Nurmawang
Nur Miati Aminuddin
Nur Ramlah B
Nursyamsiah
Nuryani Has
Rosnawati B
Salmah R
Salmiah Mallu
Siti Harbiah B
Siti Hasmiah H
Siti Khairani
Siti Masyhadiah D
Siti Nakwati
Siti Rabasiah
Siti Syahri Bulan
Sri al-Anshariyah
Sukriah
Sulfiah
Salmiah M
Syamsul Huda N
Yuliati Rahmatiah
Zaenab

Narasumber
Fitriannisa Abubakar
Kurnia Makkawaru
Nur Hudayah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People