Rabu, 11 Mei 2022

Imam 86


Imam 86
Oleh Abdul Haris Booegies


     Pada Kamis, 24 April 1986 (15 Sya'ban 1406), Pesantren Modern Pendidikan al-Qur'an IMMIM menamatkan 128 santri.  Di Tamalanrea ada 78 alumni.  Di Minasa Te'ne tercatat 50 alumni.
     Menyelesaikan pendidikan di pesantren laksana menyusun batu di dasar jurang curam.  Dari hari ke hari onggokan cadas meninggi.  Santriwan-santriwati harus tabah, ulet dan kreatif supaya sampai ke puncak tebing.
     Sesudah enam tahun menumpuk batu, para santri tiba di pucuk jurang terjal.  Mereka pun terbebas usai ditempa di kawah para resi.  Kini, Angkatan 8086 leluasa memandang matahari.  Mereka bergemuruh untuk menentukan masa depannya.
     Di tarikh 1986, Armada 86 menghias sejarah.  Shalahuddin Ahmad serta Suharkimin bebas tes masuk Universitas Hasanuddin.  Disusul Imam Setiawan turut mempertebal kehebohan Divisi 86.  Ia santri pertama Pesantren IMMIM yang lolos di Akademi Kepolisian.
     Karier Imam di kepolisian cukup cemerlang.  Ini menimbulkan coattail effect, pengaruh tokoh tersohor terhadap organisasi ikut terkatrol.  Imam menjadi penggerak kesaktian Korps 86.
     Hikayat Armada 86 pun berseliweran semerbak.  Drama Korea kalah syahdu.  Pasalnya, narasi-narasi seputar Divisi 86 bak dongeng keraton.  Terdengar indah dan mempesona.  Arkian, Korps 86 begitu dominan seraya lihai menggerakkan gagasan.  Armada 86 seolah berbalut egosentrisme di Ikatan Alumni Pesantren IMMIM (Iapim).
     Setelah penduduk Bumi menjelajah milenium ketiga, mulai terasa kalau Divisi 86, oleng.  Ibarat mobil yang kempis bannya.  Habis pula bensinnya.
     Saya teringat kisah kapten Lafang Anang yang menerbangkan pesawat Royal Iapim 8086 Airlines.  Seluruh penumpang adalah alumni putra-putri 8086.
     Di ketinggian 35.000 kaki, Lafang Anang menghubungi menara kontrol.  Sang pilot mengirim kode darurat ke Air Traffic Control (ATC).
     "Mayday Mayday Mayday".
     Seorang alumnus milenial bernama Miss Teen segera merespons.  Ia sudah tiga tahun bertugas di ATC sebagai pemandu lalu lintas udara.
     "Apa yang terjadi Royal Iapim 8086 Airlines?"
     "Pesawat oleng gara-gara baling-baling sebelah kiri terlepas.  Sayap kanan patah.  Kemudi macet.  Tangki bahan bakar bocor!  Apa yang mesti saya lakukan!"  Pekik Lafang Anang di tengah pramugari-pramugari jelita yang panik.
     "Oke kapten Lafang Anang, sekarang ulangi ucapan saya.  Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun".

Superiority Complex
     Korps 86 nyaris kehabisan nafas di kurun 2020.  Bukan cuma stasioner, namun, eksil.  Armada 86 terpinggirkan di tengah alumni milenial yang segar dalam menebar ide-ide baru.  Kemalangan bagai membiak di pangkuan Divisi 86.  Beruntung ada Wahyuddin Naro menorehkan prestasi menjulang sebagai profesor di akhir 2021.  Inilah profesor pertama Korps 86 setelah disalip oleh adik-adik angkatan.  Sebelumnya, Iapim 8187 maupun Iapim 8288 lebih dulu memiliki profesor.
     Selama dua dekade sejak 1986, hegemoni Armada 86 tak tergoyahkan.  Bahkan, cenderung megalomania, terobsesi sebagai terbesar serta terbaik.  Klaim arogansi karena mengidap superiority complex, kini pudar.  Apa yang dipunyai Divisi 86, juga dimiliki angkatan lain.  Sementara yang dipunyai angkatan lain, tidak dimiliki Korps 86.
     Pascatragedi Royal Iapim 8086 Airlines, kapten Lafang Anang diopname.  Selama dirawat di rumah sakit, ia saban hari didatangi sosok misterius.  Makhluk tersebut menyodorkan brosur-brosur jika kehidupan di Neraka teramat menyenangkan.  Ia mengumbar janji semanis madu.  Tiap penghuni Neraka memperoleh sebuah pulau, lengkap dengan kapal pesiar dan vila.  Selain itu, dilayani lima gundik tanpa busana dari Hollywood.  Siapa pula pria tak tergiur dengan cewek-cewek bugil.  Hm...sedap!
     Lafang Anang yang mengidap superiority complex, akhirnya tergoda.  Hatinya luluh, mencair serupa salju yang kena sinar mentari.  Ia membisik makhluk tersebut bila terpikat secara libido dengan Alexandra Daddario, Selena Gomez, Natalie Portman, Emma Watson serta Alexis Bledel.
     Beberapa hari berselang, elektrokardiogram menampilkan grafik lurus di layar monitor.  Lafang Anang wassalam dari dunia fana dengan senyum manis.  Sang megalomaniak ini diarak menuju barzakh.  Sesudah menuntaskan administrasi sekaligus identitas divalidasi di alam kubur, Lafang Anang digiring ke Neraka, destinasi pemungkas.
     Lafang Anang terpana tatkala melihat Neraka.  Semua serba api.  Jerit memilukan tiada henti terdengar dari lubang-lubang api.
     "Inilah Jahanam, tempatmu!"  Hardik pengawal berwajah angker dengan mata merah melotot.
     "Bulan lalu saya dijanjikan kalau Neraka berlimpah kenikmatan", sergah Lafang Anang.
     "Bulan lalu kami memang mengadakan promosi".

Spirit Mistik
     Dewasa ini, alumni Pesantren IMMIM terus bergerak.  Mereka menata kehidupan dengan aneka cara dan gaya.  Lulusan yang tergabung di Iapim, terus berkiprah.
     Di tengah hiruk-pikuk kegiatan Iapim, Armada 86 tiada jeda berupaya menyalakan suasana pesantren di hati.  Ini menjadi energi guna merajut kebersamaan dalam menggapai cita-cita.  Bergandeng dalam ikhtiar demi kejayaan almamater merupakan spirit mistik di dada warga Iapim.
     Sirah Divisi 86 tidak boleh lenyap tanpa bukti yang tersisa dari zeigeist, semangat zaman.  Angkatan 8086 mutlak tetap berada di jalur tepat untuk mewarnai Iapim, IMMIM serta umat.  Korps 86 tak pantas terlupa dari lembaran-lembaran emas Pesantren IMMIM.
     Kendati Armada 86 redup dan oleng, tetapi, ada bocoran dari big data.  Divisi 86 bakal membangun masjid di sebuah lokasi di wilayah Republik Indonesia.  Masjid al-Imam 86 akan menjadi markas Angkatan 8086.  Di petak lain di area masjid, juga disediakan sekretariat Iapim.  Ini agar terjalin interaksi mesra antara Koprs 86 dengan warga Iapim, Uraa!
     Inilah alumni 1986 Pesantren IMMIM Putra Tamalanrea yang disusun secara abjadiah:
IPA 8086
Abdul Haris Booegies
Abidin Husain
Agus Ramadan
Agus Salim
Ahmad Afifi
Ahmad Hidayat
Ahmad Natser
Ahmad Ridha
Andi Arman
Andi Asri Lolo
Andi Fauzih Rahman
Andi Martan Aries
Andi Rustam
Andi Syamsir Patunru
Ansyarif
Arfandi Dulhaji
Arifin Rahman
Armansyah
Armin Mustamin
As'ad Ismail
Atmal Ariadi Djaenal
Burhan Hamid
Hesdy Wahyuddin (Oge)
Ikbal Said
Khuzaifah BM
Muaz Yahya
Muhammad Ilham Suang
Muhammad Thantawi
Muhammad Yunus
Muhammad Zaenal Hasyim
Ridwan
Rusman
Sabri Rata
Saifuddin Ahmad
Saiful Latief
Shalahuddin Ahmad
Suharkimin
Syafaruddin
Tahir Mana
Wahyu Muhammad
IPS 8086
Abdul Aziz Yusuf
Abdul Hafid (Havid de Berru)
Abdul Malik
Abdul Muiz Muin
Abdul Muqit
Agus Adnan
Agus Ambo
Ahbaruddin
Ahmad Kuri Kilat
Ali Yusuf
Ambo Siknun
Andi Muhammad Yusuf
Awaluddin HK
Awaluddin Mustafa
Chalid Lageranna
Daswar M Rewo
Fuad Mahfud Azuz
Hamid Seltit
Imam Setiawan
Irsyad Dahri
Irwan Thahir Manggala
Iskandar
Lukman Sanusi
Muhammad
Muhammad Akbar Samad
Muhammad Arfah
Muhammad Takdir
Muhammad Zubair Andy
Mutalib Besan
Sahabuddin
Saifullah Nurdin
Sirajuddin Omsa
Wahyuddin Naro
     Alumni 1986 Pesantren IMMIM Putri MinasaTe'ne:
Aisyah
Amriani Amin
Andi Tenri Ajrana
Darmawati
Darwiyanah N
Fakhriah Mumtihani
H Jumriah
Hariani
Harmawati
Hasnawati
Humaedah Kamal
Janiah
Julianti
Jumariah
Khaerani
Khariyah
Mardiah A
Mardianah
Marhani Jamil
Mulianah M
Muslika S
Najmiah
Nur Hayana
Nur Jamil
Nur Saida Beta
Nurhaedah
Nurhidayah
Nursaidah N
Nursyamsu
Nurul Fuada
Pahmiati
Rahma Afiah Agustiati
Rahmatiah B
Rasnah
Rosmiati C
Rosmiati T
Rostiah HL
Ruqayah
Siti Habibah
Siti Hasrawati HS
Siti Syahri Nur
Sukhriani S
Suriani B
Sutriani
Syamsidar
Syarifa Jama


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People