Jumat, 18 Februari 2022

The Dream Team IMMIM Generation FC


The Dream Team IMMIM Generation
Oleh Abdul Haris Booegies


     Sepak bola merupakan olahraga populer di segenap bentala di bawah langit.  Muda-tua, kaya-papa, jaka-dara, semua terpesona dengan atraksi bola di lapangan hijau.  Andai Planet Biru tempat kita hidup ini berganti nama, niscaya pilihan adalah Planet Bola.
     Sampai hari ini, saya cuma melakoni dua olahraga; karate dan renang.  Walau tidak mahir bermain bola, namun, punya tim fantasi dengan skema 244.  Tim ini pasti sulit dikalahkan, sekalipun kesebelasan dari planet Mars.  Tim fantasi ini terdiri atas kiper Lev Ivanovich Yashin.  Kolaborasi bek yakni Franz Anton Beckenbauer serta Paolo Cesare Maldini.  Empat gelandang yaitu Diego Armando Maradona, Zinédine Yazid Zidane, Hendrik Johannes Cruijff dan Michel Platini.  Bomber ialah Ferenc Puskas, Alfredo Di Stéfano, Ronaldo Luís Nazário de Lima serta Pele (Edson Arantes do Nascimento).
     Di Pesantren IMMIM, juga ada pemain-pemain fenomenal.  Mereka berlaga dalam panji IMMIM Generation Football Club.
     "Di periode awal, tim ini bernama Kesebelasan Pesantren IMMIM.  Biasa disebut IMMIM", kenang Zainal Abidin, legenda Pesantren IMMIM sekaligus hadratussyaikh Iapim.
     "Nama IMMIM Generation dipilih atas kesepakatan bersama.  Diharapkan di era mendatang muncul tunas baru di lapangan hijau.  Ada generasi baru di tiap zaman", urai Nur Zaman Razak, striker terbaik sepanjang masa IMMIM Generation.
     "Bergabung di IMMIM Generation merupakan anugerah.  Saya terkadang bebas dari qismul amni (seksi keamanan) jika ada pelanggaran di kampus.  Kami sering pula keluar kota untuk pertandingan persahabatan", ungkap Hasman Hajasi, pilar sakti yang membentengi IMMIM Generation.  Hasman bukan sembarang atlet.  Ia bergabung di IMMIM Generation sejak kelas II SMP.
     Tiap pemain di IMMIM Generation wajib mengekspresikan diri.  Mereka saling menunjang guna membentuk kemitraan yang padu dalam tim.  Hingga, santri secara brilian memahami anatomi permainan.  IMMIM Generation bermain apik berkat solid bertahan seraya efektif menyerang.
     Skuad IMMIM Generation memiliki bintang-bintang gemerlap nan gemilang.  Kesebelasan ini andal meramu pemain berkarakter beda dalam sebuah orkestra lapangan hijau.
     Sebelum 1980, IMMIM Generation diperkuat oleh Amir Mahmud (7581), Harun Arsyad (7581), Ilyas Lamatika (7581), Irfan Tiro (7581), Zainal Abidin (7581), Bachtiar (7682), Nur Zaman Razak (7682), Zulkarnain Maidin (7682), Ahmad Thariq (7783), Muhammad Yusuf Halim (7783), Usman Suwakil (7784) dan Umar Bauw (7884).
     Selama 1980-1990, IMMIM Generation kian bertaji oleh pemain-pemain berbakat.  Mereka antara lain Muhammad Ikhwan Rahman (7884), Arsyad H Nasir (7985), Muhammad Rizal (7985), Suhardi (7985), Daswar Muhammad (8086), Ikbal Said (8086), Lukman Sanusi (8086), Muhammad Zubair (8086), Kasman Jaya (8288), Mahmuddin Achmad Akil (8288), Muhammad Fahrur alias Arbet (8288), Taufik Sailu (8288), Suryadi Sulthan (8389) serta Hasman Hajasi (8490).

Talenta Regional
     Di tiap pertandingan, deretan bek IMMIM Generation sanggup mempertahankan wilayah dari dominasi striker lawan.  Soalnya, cerdik mengintimidasi dengan menggalang kemitraan defensif untuk mengusir bomber lawan.  Barisan bek punya teknik defensif sempurna guna merespons situasi berbahaya.
     Permainan sepak bola dibangun dari unit gelandang yang kreatif.  Seluruh tim terbaik di dunia memiliki gelandang trengginas.  IMMIM Generation terus-menerus menjaga konsistensi barisan pemain tengah.  Sebab, kekuatan pola permainan ada di area sentral yang dikuasai gelandang.  Dari sini mereka mengalirkan umpan-umpan berbahaya.  Mereka menyuplai bola matang.  Alhasil, tombak agresif IMMIM Generation luwes melenggang melewati garis pertahanan lawan.
     Selama 15 tahun sejak 1975-1990, IMMIM Generation menjadi klub kuat di antara SMA di Makassar.  Tim ini menjadi lambang kesuksesan sepak bola Pesantren IMMIM.  Pasalnya, senantiasa tampil mengesankan dengan mengembangkan level teknis.  Mereka berlari demi membobol gawang.  Mengecoh untuk mengonversi umpan menjadi gol.
     Talenta-talenta lokal saling berkelindan membentuk permainan apik di lapangan.  Klub regional dari negeri Tamalanrea ini punya spirit gigantik.  Mereka kokoh di segala lini.  Kipernya mirip Superman, terbang demi menjaga tiap jengkal gawang.  Pertahanan mereka seulet bek AC Milan pada 2005 saat diperkuat Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Jaap Stam dan Cafu.  Mereka membentuk formasi pertahanan gerendel ala catenaccio (kunci) racikan Helenio Herrera Gavilán.
     Gelandang emas IMMIM Generation mengingatkan sepak-terjang shaf tengah Perancis di Piala Eropa 1984.  Kala itu, Negeri Mode diperkuat Alain Giresse, Jean Tigana, Platini serta Luis Fernández.  Sementara penyerang IMMIM Generation menerjang bak Lionel Messi dan Luis Suarez yang merupakan kombinasi mematikan musim 2015-2016 di La Liga.  Barcelona mencetak 100 gol dari kedua striker ini.

Hikayat Menang
     Susunan starting XI IMMIM Generation era 1975-1990 yang disucikan secara agung sebagai the dream team.  Arsyad H Nasir (kiper).  Usman Suwakil (bek kanan), Umar Bauw (bek kiri), Muhammad Fahrur (bek) serta Hasman Hajasi (bek).  Lukman Sanusi (gelandang), Mahmuddin Achmad Akil (gelandang), Zainal Abidin (gelandang) dan Zulqarnain Maidin (gelandang).  Di depan berdiri duo samurai, Daswar Muhammad (striker) serta Nur Zaman Razak (striker).
     Tim impian IMMIM Generation 1975-1990 merupakan sekumpulan santri berbakat istimewa.  Atraksinya menghibur seperti sulap.
     IMMIM Generation berkali-kali ikut turnamen kasta elite sepak bola antar-SMA di Makassar.  Anak-anak IMMIM mengukir momen-momen spektakuler di lapangan.  Semua padu berkat saling mengenal karakter permainan.
     Beberapa kali IMMIM Generation terlibat dalam turnamen.  Klub ini juga memiliki agenda keliling daerah mengikuti pertandingan persahabatan.  IMMIM Generation sempat berpartisipasi di turnamen antar-SMA/Pesantren sekecamatan Biringkanaya di Lapangan Daya (kini pangkalan Damri) pada 1978.  IMMIM Generation ditahbiskan sebagai juara bersama.
     Pada Ahad, 17 Shafar 1408 Hijriah (11 Oktober 1987), IMMIM Generation menempati posisi runner up dalam invitasi sepak bola antar pelajar, mahasiswa serta instansi sekotamadya Ujung Pandang.  Sebuah pencapaian yang menjadi buah bibir manis dan bunga tidur indah.  Kemenangan ini sampai sekarang tergiang-giang secara gegap-gempita laksana kokok ayam saban subuh.  Titel juara II ini terus terkisahkan di tiap dekade, mungkin di tiap abad.  Seuntai kenangan yang tak pernah sirna dalam narasi besar IMMIM Generation.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People