Kamis, 03 Juni 2021

Viking Muslim


Foto koleksi Majalah Online Zamane

Viking Muslim
Oleh Abdul Haris Booegies


     "Viking adalah gerombolan ganas perompak".  Begitulah imaji di kepala bila melihat wujud berwajah angker dengan helm tanduk.  Viking merupakan suku Skandinavia (Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia dan Islandia) di wilayah utara Eropa.  Tatkala menyimak sejarah Viking, ternyata jejak historisnya berlumur dongeng.
     Ada dua elemen yang menimbulkan rasa kagum sekaligus pertanyaan.  Dua kategori ini tergurat ketat dalam imajinasi.  Pertama, bangsa Viking tidak mengenal rasa takut di medan laga.  Kedua, mereka percaya Valhalla, tempat jiwa para ksatria yang terbunuh dalam perang.
     Hampir 300 tahun Viking menghegemoni Eropa.  Mereka menerjang bak bah.  Serangan mengalir tiada putus.  Tak ada yang sanggup menghentikan kecuali kemenangan sudah diraih.
     Pasukan Viking tampil perkasa karena termotivasi bahwa kematian dalam pertempuran merupakan kebajikan tertinggi.  Mati dalam perang menjadi prestasi terbesar Viking.  Kalau terbunuh, mereka langsung dijemput Valkyrie.  Sosok bersayap ini merupakan dewi kematian.  Valkyrie lantas membawa roh prajurit heroik ke Valhalla.  Tempat ini menjadi destinasi akhir para pahlawan Viking.  Valhalla dalam istilah Nordik antik disebut Valhöll.  Valhalla merupakan puri mewah nan megah dengan 540 gerbang.  Istana beratap perisai ini berada di Asgard, Nirwana Dewa Odin.
     Dari mana Viking memperoleh doktrin suci kematian dalam perang?  Ini bukan mitos.  Sebab, sejarah membuktikan jika Viking terlacak menginvasi banyak negara di Eropa, termasuk Inggris serta Perancis.  Mereka menjelajah sebagian dunia sejak tarikh 787 sampai 1066.  Selama itu, Viking merangsek ke Amerika Utara, Rusia maupun Turki.
     Dari segi penampilan fisik, Viking terkontaminasi fiksi.  Viking sesungguhnya tidak pernah memakai helm tanduk.  Mereka juga tak minum dengan tengkorak manusia.  Ini kerja usil seniman yang mendandani saga Viking.  Hingga, terkesan liar dan banal dalam aksi.
     Contoh menarik evolusi figur.  Marvel Studios mendeskripsikan Thor berambut pirang.  Padahal, di bentala Skandinavia, Dewa Petir dalam mitologi Nordik tersebut berambut merah.  Sineas Hollywood mengubah perspektif Nordik (Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia, Islandia, Greenland, Faroe Island, Åland Island serta Svalbard).

Foto koleksi Majalah Online Zamane

Penjara Bastille
     Bertahun-tahun kita tertipu dengan Bastille Saint-Antoine yang menjadi simbol Revolusi Perancis.  Penjara yang termaktub sebagai lambang kejatuhan monarki absolut itu digambarkan suram dan seram.  Bangunan mirip kastil hantu tersebut dilukis seperti berada di pucuk tebing terjal yang muram.
     Penjara ini seolah lebih mengerikan dari Alcatraz di Teluk San Fransisco, Amerika Serikat.  Ini gara-gara Jean-Baptiste Lallemand.  Berbekal imajinasi, ia melukis dengan cat minyak penjara Bastille yang tidak lebih coretan dusta durjana.
     Lokasi asli Bastille rupanya di kota Paris, bukan di puncak gunung karang.  Penjara yang terletak di Jalan Saint-Antoine No 232 itu, bersebelahan dengan toko parfum.  Di penjara yang hanya bisa menampung 50 tahanan ini, ada sel khusus berupa bilik dengan fasilitas mewah.  Hidangan yang disajikan pun tergolong enak untuk ukuran abad ke-18.  Ada susu, bubur serta dendeng babi.
     Pada 14 Juli 1789 ketika Bastille diserbu kaum revolusioner, cuma ada tujuh narapidana.  Pengambilalihan Bastille menandai akhir rezim wangsa Bourbon.  Raja Louis XVI bersama permaisuri Marie Antoinette, akhirnya ditangkap.  Pada 21 Januari 1793, leher Louis XVI dipotong dengan guillotine di Place de la Révolution.


Foto koleksi Majalah Online Zamane

 
Jihad Viking
     Semangat Viking dalam berperang sulit direkayasa.  Maklum, ada bukti mereka menjelajah dengan aneka pertempuran maut.  Viking betul-betul punya spirit tempur dan kerinduan terhadap Valhalla.
     Di suatu hari, saya terkesiap menyimak ulasan Annika Larsson, arkeolog tekstil dari Universitas Uppsala, Swedia.  Pada pertengahan Oktober 2017, ia mengumumkan bahwa ditemukan lafaz "Allah" pada potongan selempang di kuburan Viking.  Bukan hanya "Allah", ada pula teks "Ali".  Ali yang dimaksud pasti Ali bin Abi Thalib, petarung ulung dengan pedang Zulfikar.
     Desain kedua aksara bermakna ini ditenun dengan pola Kufic geometri.  Model Arab Kufik tempo doeloe menorehkan dua kata yang berulang terus.  Dirajut dengan benang perak di atas sutra.  Motif ini ditemukan pada 10 dari 100 kostum sutra di Gamla serta Birka.
     Di era tersebut, mutu tekstil sutra umat Islam menjadi favorit di Eropa.  Viking juga mengimpor teknik pembuatan logam dari Arab.  Alhasil, mereka mahir memproduksi pedang Ara.
     Di makam seorang wanita abad ke-9 di Birka, Swedia, ditemukan sebuah cincin.  Terpahat kata dalam bahasa Arab yang artinya "kepada Allah".
     Adakah hubungan spirit tempur Viking dan Valhalla dengan Islam?  Viking memiliki spirit tempur, Muslim punya jihad.  Viking memiliki Valhalla, Muslim punya Firdaus.
     Tak ada bukti konkret bila jihad ala Viking berasal dari Islam.  Data terbatas yang terkumpul sekarang sekedar memaparkan bahwa Viking berinteraksi secara damai dengan dunia Islam.  Kejutan lain, Viking secara genetik terdiri dari sejumlah kelompok berbeda.  Bahkan, ada Viking dengan gen Eropa Selatan serta Asia.
     Bukti-bukti baru di masa mendatang pasti menggairahkan gelora fantasi.  Pasalnya, fakta baru yang ditemukan niscaya mengubah sejarah Viking, khususnya spiritualitas perang ala Muslim di Skandinavia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People