Selasa, 21 Januari 2014

Musuh Nabi Muhammad





Musuh Bebuyutan
Nabi Muhammad
Oleh Abdul Haris Booegies

     Apa makna kehidupan Rasulullah?  Ia jelas pemimpin manusia demi menapak ke surga.  Pada esensinya, kelahiran Nabi Muhammad mendorong manusia untuk menyembah Allah.  Inti Islam ialah la ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah).  Empat kata ini, baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia, tak sesederhana jumlahnya.
     Tiada tuhan kecuali Allah bermakna dua.  Pertama, mematuhi perintah Allah.  Kedua, menjauhi larangan Allah.  Kedua maksud ini makin tajam.  Menjalankan rukun Islam serta rukun iman.
     La ilaha illallah dalam praktiknya sering ternoda.  Manusia menduakan Allah.  Sangat parah sekali karena yang disandingkan adalah berhala (al-ashnam).  Ini jelas bukan tandingan Allah.
     Berhala dibuat oleh tangan manusia.  Tangan yang dipakai cebok.  Tangan yang digunakan membersihkan kotoran di dubur.  Dari tangan yang jorok itu dihasilkan patung.  Baik dari kayu atau batu.
     Patung tersebut lantas disembah sebagai berhala pelindung.  Kesehatan, kekayaan, kehormatan dan kemuliaan diimpikan dari patung.  Ini sungguh ironis!  Manusia membuat patung lalu mengabdikan diri kepadanya.
     Di periode ini, masih berseliweran orang menyembah patung.  Apa yang tertancap di kepala mereka sampai tergoda menyembah patung?  Otak ataukah kerikil dalam tengkoraknya sampai rela menyembah patung?
     Dalam menegakkan Islam, Rasulullah berhadapan dengan kawanan Quraisy.  Perlawanan dipancangkan terhadap Abu Jahal, Abu Shafwan, Abu Lahab, Abu Sofyan serta sederet Abu lainnya.  Mereka sebenarnya bukan musuh utama.  Ia pion.  Musuh bebuyutan Nabi Muhammad yakni patung di pelataran Kabah.
     Ada aspek menarik yang perlu diselidiki cendekiawan Muslim.  Isu yang menyambar tulang sumsum kita bahwa Kabah dihuni 360 berhala.  Melihat kondisi Kabah, angka itu teramat fantastis.  Kabah model sekarang saja mustahil bisa menampung 360 berhala.  Apalagi Kabah era jahiliah yang tingginya seukuran orang dewasa.
     Angka 360 muncul dari seorang sejarawan di Damaskus.  Ini terjadi tiga abad setelah kematian Rasulullah.  Dari mana ia memperoleh angka itu?  Saat ini, ia muskil dikonfirmasi gara-gara sudah mati!
     360 berhala pasti angka mubazir.  Apalagi, tiap rumah di Mekah menyimpan berhala, ukuran mini atau maksi, satu atau lebih.  Berhala itu berfungsi sebagai penjaga rumah.  Mirip sebagian umat Islam yang memajang ayat kursi di atas pintu rumah sebagai penjaga.
     Dari berbagai kitab, diterangkan bahwa Hubal merupakan berhala terbesar dalam Kabah.  Padahal, Hubal terletak di pelataran Kabah, bukan di dalam.  Andai Hubal berada dalam Kabah, niscaya kepalanya menyembul menembus bagian atas Kabah.
     Tidak terbayang jika Hubal berada dalam Kabah.  Memasukkan lewat pintu pasti mengakibatkan dinding jebol.  Merusak properti Kabah merupakan tindakan yang sangat ditakuti tetua-tetua Mekah.  Kalau Hubal ditempatkan dalam Kabah, ruang apa lagi yang tersisa untuk 359 berhala?
     Di sekitar Kabah, atau lebih tepat di dekat Hubal, terdapat beberapa berhala.  Tiap suku punya berhala untuk disembah.  Ini menandaskan bahwa di pelataran Kabah, patung tak lebih dari jumlah pemain inti plus cadangan kesebelasan Arab Saudi.
     Kabah pra-Islam disinyalir berisi tanduk domba.  Dipercaya sebagai tanduk domba pengganti Nabi Ismail.  Ada pula pedang, gulungan naskah kuno berbahasa Suriah dan patung merpati berbahan emas.  Di dinding tergantung lukisan tentang Jibril.  Ada juga gambar Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail yang sedang mengundi nasib dengan anak panah.  Kemudian sejumlah benda milik Abdul Muthalib, walikota Mekah.  Sedangkan barang berharga dipendam di bawah tanah yang menjadi tempat penyimpanan.
     Aneka properti yang disimpan dalam Kabah rupanya menjadi incaran pencuri.  Kabah tidak aman.  Sebab, tak punya atap pelindung.  Ini yang menjadi akses para maling guna menguras benda-benda yang disimpan dalam Kabah.
     Berhala di sekitar Kabah tersebut yang menjadi musuh bebuyutan Nabi Muhammad.  Ketika Rasulullah menaklukkan Mekah pada 11 Januari 630, maka, babak baru pun dimulai.  Istilah penaklukan Mekah barangkali tidak selaras dengan realitas.  Maklum, nyaris tiada perlawanan tatkala 10 ribu serdadu Muslim menduduki Mekah.  Tiada kemenangan militer yang dapat menyaingi sejarah serah terima Mekah.
     Istilah yang kerap pula dipakai yaitu pembebasan.  Mekah dibebaskan dari politeisme.  Pelataran Kabah dibersihkan dari patung.  Fath Makkah yang berasal dari fatah juga diinterpretasikan sebagai pembukaan.  Pendudukan Mekah merupakan pembukaan.  Ibarat membaca buku, Fath Makkah merupakan sampul.  Lantas selembar demi selembar halamannya dibuka.  Satu demi satu manusia diingatkan bahwa berhala bukan tuhan.  Hari demi hari generasi diingatkan bahwa berhala cuma seonggok benda minus jiwa.  Patung sekedar inovasi ciptaan manusia.
     Bila memiliki permohonan, silakan langsung melobi Allah. Panjatkan puja-puji sebagai upeti.  Allah tak butuh hadiah.  Apalagi darah hewan yang dikurbankan.
     Paling menarik dicermati ialah rupa-rupa patung.  Jika seribu patung diperhatikan, niscaya sebagian besar berwujud manusia.  Ini karena pembuatnya manusia.  Andai sapi yang merancang patung, pasti mayoritas berbentuk sapi.  Soalnya, imajinasi terbatas pada diri pembuat patung.  Keandalan berpikir suatu makhluk akan menampilkan citra dirinya.
     Sebagai contoh, dalam mitos Yunani.  Tiap dewa yang ditampilkan hanya punya satu keterampilan.  Ada Apollo dewa musik, Aphrodite dewi kecantikan, Ares dewa perang, Artemis dewi perburuan, Athena dewi kebijaksanaan, Demeter dewi kesuburan, Dionisos dewa anggur, Hades dewa kematian, Hefaistos dewa api, Hermes dewa perjalanan, Poseidon dewa laut serta Zeus dewa langit.
     Pasca kepergian Nabi Idris ke langit untuk selamanya, lima berhala didesain.  Kelima patung itu adalah Wadd yang berwujud pria, melambangkan kasih sayang.  Suwa berbentuk wanita, melambangkan kecantikan.  Yaguth berwujud singa, melambangkan keperkasaan.  Yauq berbentuk kuda, melambangkan kecepatan.  Nasr berwujud elang, melambangkan ketajaman pandangan.
     Dewa-dewi Yunani dan berhala riil, rata-rata mewakili satu superioritas.  Elemen ini terjadi karena penciptanya tiada lain manusia.  Cara berpikir manusia teramat sederhana.  Menyelesaikan satu demi satu masalah.  Citra tersebut diimplementasikan dalam realitas.  Satu berhala didesain untuk mewakili satu persoalan.
     Ini berbeda dengan cara berpikir Tuhan.  Tidak perlu banyak sesembahan.  Pasalnya, semua solusi terkristalisasi dalam kekuasaan tunggal.  “Tiada sesembahan yang setara dengan Allah” (al-Ikhlas: 4).
     Inti Islam yakni beriman kepada Allah.  Manusia diimbau secara tegas bahwa la ilaha illallah.  Di sinilah makna hakiki kelahiran Nabi Muhammad.  Ia hadir guna memimpin manusia menyembah Allah.
     Pada hakikatnya, penyembah patung mempertontonkan kekerdilan dalam mendayagunakan pikiran.  Padahal, hati serta akal mutlak bersinergi bahwa berhala cuma virus ganas bagi manusia yang hendak mengabdi kepada Allah, Tuhan sejati!



1 komentar:

  1. fokus jangan hanya pada anak dan di peranak kan udah sangat jelas di tiup roh langsung dari TUHAN, emang kalau TUHAN mau berkehendak jadi manusia lewat perantara nabi isa untuk menyelamatkan umatNYA lewat teladanNYA kita bisa apa, lain halnya ibunda maryam berhubungan badan itu baru manusia jadi tuhan, pelajari firman dengan iman. kita dari sperma jadi janin yang menciptakan siapa tiada lain TUHAN YME

    BalasHapus

Amazing People