Minggu, 19 Januari 2014

Bisnis Suku Quraisy





Gurita Bisnis Quraisy
Oleh Abdul Haris Booegies

     Hampir semua buku-buku sejarah memaparkan bahwa Quraisy murka kepada Nabi Muhammad lantaran leluhur mereka dihujat.  Padahal, menghormati ayah dan nenek moyang merupakan inti kehormatan bangsa Arab.  Di samping itu, Islam mencela berhala yang mereka sembah.
     Ada instrumen yang terlupa. Quraisy bertambah marah akibat bisnisnya terancam.  Kedatangan Islam mengubah pola hidup.  Ini menggusarkan taipan-taipan Mekah.  Lembah Bakkah memang gersang, rumput pun emoh tumbuh.  Biarpun demikian, mereka tiap tahun untung beruntun.  Sekali setahun, jemaah haji kafir berdatangan ke Mekah.  Quraisy bertindak selaku tuan rumah.
     Tamu-tamu berhala Hubal tersebut lalu mereka rampok secara profesional.  Quraisy tidak menodongkan pedang, lembing atau belati, namun, menjual mahal segala kebutuhan jemaah haji paganisme.  Makanan, minuman serta upah penggembala unta yang mahal memaksa peziarah Kabah merogoh kocek dalam-dalam.
     Makanan dan minuman yang mahal tetap dibeli dengan perasaan dongkol.  Tiada protes terbuka atau demonstrasi di sekitar Kabah.  Jemaah haji cuma mendiamkan dengan hati menggerutu.
     Kios-kios Mekah menyediakan zamzam, jus delima, sirup, teh madu, susu madu, krim, khazirah (kue berbahan tepung dan susu), roti serta kari kambing.  Sedangkan buah yang dijajakan antara lain kurma, kacang almond, anggur, apel, aprikot, jeruk, lemon, tebu, semangka dan pisang.  Aneka penganan yang dibeli lantas dibungkus daun anggur.  Di kios khusus, tersedia nabiz az-zabih, tuak asli Mekah berbahan anggur yang enteng membuat teler.
     Bisnis tahunan yang menguntungkan itu sekarang terancam.  Semua karena dakwah Rasulullah.  Islam menghendaki penghormatan yang sama terhadap manusia.  Di sisi lain, Quraisy mengklaim diri etnis pilihan di Hijaz.  “Tiada pemimpin kecuali dari Quraisy”.
     Islam memerintahkan berbuat baik.  Sementara bisnis tahunan warga Quraisy penuh borok.  Komunitas Badui mengolok-olok nama Quraisy dengan makna hiu.  Ikan ganas tersebut segendang sepenarian dengan karakter Quraisy yang rakus meraup laba dalam berdagang.
     Bisnis Quraisy bukan hanya di Mekah.  Dua kali setahun, sejumlah konglomerat Mekah mengirim ekspedisi bisnis dengan 200 unta.  Pada musim semi, kafilah ke Damaskus.  Di musim gugur, misi niaga menuju ke Yaman.  Kabilah itu membawa muatan emas, perak, kulit, wol, kemenyan serta getah mur.
     Ekspansi ke mancanegara membuat Quraisy makmur.  Di Thaif, golongan aristokrat Mekah punya vila musim panas.  Sekelompok dinarwan (miliarder) Quraisy memiliki aset di luar negeri.  Ada yang punya vila di Damaskus, perkebunan di Mesir, kebun kurma di Irak dan lahan pertanian di Palestina.
     Kini, petinggi Quraisy cemas jika pengikut Nabi Muhammad kian bertambah.  Kalau Islam kuat serta mandiri, berarti alamat sial bagi Quraisy.  Kaum Muslim bisa menyerobot bisnis yang sudah turun-temurun dilakoni.  Paling mengerikan yakni Islam bersekutu dengan suku-suku lain untuk mengusir mereka dari Mekah.  Ini bukan isapan jempol.
     Dulu Mekah dikuasai wangsa Jurhum dari Yaman.  Mereka mengurus Mekah.  Keturunan Nabi Ibrahim setuju karena istri kedua Nabi Ismail orang Jurhum.  Wangsa ini kemudian melakukan kesewenang-wenangan.  Satu kata untuk Jurhum: “Usir!”  Sebagai ucapan goodbye bertendensi balas dendam, Jurhum menimbun sumur zamzam.
     Khuza’ah mengambil alih posisi Jurhum.  Mereka merupakan keturunan Nabi Ismail.  Sumur zamzam lalu dicari, tetapi, hasilnya nihil.  Kepemimpinan Khuza’ah atas Mekah tak stabil.  Terjadi keruwetan pelik.
     Ketika Hulail bin Hubsyiah, pemimpin Khuza’ah, mati.  Ia digantikan oleh Qushai, menantunya dari klan Quraisy.  Qushai lantas mengajak keluarganya mendiami Mekah.  Secara bertahap, peran Khuza’ah tersisih.
     Seiring perjalanan waktu, Quraisy makin menancapkan kekuasaan di Mekah.  Tiap bagian Kabah merupakan milik suku Quraisy.  Sisi tempat pintu hak bani Abdul Manaf bersama Zuhrah.  Rukun Aswad dan rukun Yamani kepunyaan bani Makhzum bersama kabilah pendukungnya.  Bagian atas Kabah milik bani Jumah serta Sahm.  Sisi Hajar Aswad hak Abdul Dar.
     Keturunan Abdul Dar bukan cuma berwenang pada sisi Hajar Aswad.  Mereka juga pemegang bendera perang Quraisy sekaligus pemegang kunci Kabah.  Cicit Abdul Dar yang tersohor di perang Uhud ialah Mush’ab bin Umair.  Ia pembawa panji perang Muhajirin.
     Di momen tersebut, Mush’ab turun dari gunung Uhud setelah tahu Rasulullah selamat dari pembantaian.  Ia kembali ke medan tempur sambil menutup wajah dengan secarik kain.  Matanya saja yang terlihat.  Seorang prajurit Hubal langsung membabatnya.  Tangan kanan Mush’ab putus.  Panji perang ia alihkan ke tangan kiri.  Ia kembali diserang.  Tangan Mush’ab putus lagi.  Ia mengepit panji perang agar tidak jatuh.  Di saat itu ia dibantai.  Bukan lagi tangan Mush’ab yang putus, melainkan nyawanya terputus meninggalkan jasad.
     Pembunuh tersebut kemudian meraung-raung seperti sirene pemadam kebakaran.  “Saya telah membunuh Nabi Muhammad!”
     Tentara Hubal itu salah!  Menyangka Mush’ab yang hanya matanya terlihat adalah Rasulullah.  Dari segenap sahabat, memang Mush’ab yang paling mirip matanya dengan Nabi Muhammad.
     Islam yang kian kokoh seperti bentangan baja, sekarang merisaukan para hamba Hubal.  Nasib Jurhum bersama Khuza’ah terus tergiang-giang secara bertalu-talu di kepala tokoh-tokoh Quraisy.  Mereka risau riwayat Quraisy berakhir tragis di tangan umat Islam.  Mereka tak dapat tidur nyenyak karena membayangkan terusir dari Mekah.  Ke mana harus mencari koloni baru di semenanjung Arab?
     Perlawanan terhadap Rasulullah akhirnya digelorakan.  Puncak kemarahan Quraisy terpantul dari tekad mereka untuk membunuh Nabi Muhammad.  Segala kesemrawutan bermula dari Rasulullah.  Kini, tindakan yang wajib ditempuh yaitu membantai figur utama tersebut guna menghentikan sepak-terjang Islam.
     12 orang yang berwajah paling angker dengan pedang paling tajam, justru tidak sanggup melukai Nabi Muhammad.  Mereka kalah lihai.  Tatkala 12 algojo mendobrak masuk ke rumah sasaran, Rasulullah telah tiba di luar kota.  Ia eksodus ke Yatsrib.
     Ketakutan Quraisy pun menjadi nyata.  Sukuisme digantikan ummah (masyarakat Muslim).  Kesukuan berubah menjadi ikatan iman.  Nabi Muhammad yang bervisi paripurna dengan daya pikir radikal sukses mereformasi dunia.  Bumi berubah seiring dinamika manusia.  Masyarakat berubah berkat syiar Islam yang digemakan Maharasul Muhammad.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People