Selasa, 14 Mei 2013

Memacu Ekonomi dengan Literasi Sains


Memacu Ekonomi dengan Literasi Sains

Oleh Abdul Haris Booegies



     Pasar tunggal ASEAN berlangsung pada 2015.  Kemudian pasar bebas tujuh tahun lagi.  Sementara tahun 2030 berjarak 17 tahun.  2030 merupakan mimpi indah elite pemegang kendali struktur kekuasaan negeri ini.  Di tarikh itu, Indonesia diklaim menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia.

     Dari utak-atik sini-sana kanan-kiri, “Mimpi 2030” boleh dirindukan.  Sebab, Indonesia memiliki potensi geologi, demografi, geografi dan lingkungan strategis.

     Dewasa ini, kabar gembira tiada lain daya tahan ekonomi Indonesia yang bisa meredam guncangan ekonomi global.  Ekonomi Indonesia tetap ereksi di tengah krisis berkepanjangan Eropa.  Ekonomi Indonesia masih tegak pada pusaran beban utang negara-negara maju.

     Ekonomi Indonesia tidak melempem berkat konsumsi masyarakat serta pergerakan investasi.  Konsumsi masyarakat menyemarakkan Indonesia sebagai pasar bagi produk yang dihasilkan.  Di sisi lain, Indonesia menjadi tujuan investasi urutan tiga di Asia setelah China dan India.  Selama tiga tahun belakangan ini, pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,3 persen dengan standar deviasi 0,2.

     Kesaktian sumber daya alam jelas tidak disangsikan.  Masalah yang sekarang harus dikedepankan yaitu politik serta literasi sains.

     Kekuatan politik mutlak diandalkan.  Dalam mendukung ekonomi Indonesia, diperlukan transformasi politik.  Instrumen  ini menjadi motor penggerak dalam mengubah kemakmuran bangsa.  Institusi berupa rezim politik yang stabil dan kapasitas negara, enteng mengendalikan rakyat.  Institusi yang mapan dapat mengatur kekuasaan politik untuk didistribusikan kepada masyarakat.  Aplikasi terhadap warga tentu mempengaruhi sistem pendidikan.



Sikaaporo’ vs Pie

     Institusi politik yang kuat jelas gampang mendorong laju ekonomi.  Interaksi politik dengan ekonomi memicu stimulasi bagi dunia bisnis.  Alhasil, menciptakann kegiatan perdagangan yang kompetitif.  Maklum, partisipasi politik mudah mengayomi pertumbuhan bisnis.

     Daya perkasa politik dalam pengembangan ekonomi tersua pada Amerika Serikat.  Pasca Perang Dunia II, politik AS mendominasi negara-negara yang berada di bawah kolong langit.

     Dengan kekuatan politik, Paman Sam menumbuh-kembangkan ekonomi.  Bisnis AS dilapis kekuatan politik.  Contoh kecil, hanya sedikit pemimpin negara berani menolak memasarkan film-film Hollywood di negaranya.  Akibatnya, kultur AS leluasa merangsek.  Breakdance, Harlem Shake, Halloween, makanan cepat saji, mendadak akrab dalam kehidupan.  Sekiranya politik Indonesia perkasa, niscaya Gandrang Bulo lebih top ketimbang Gangnam StyleSikaaporo’ (penganan nomor satu di Sidenreng Rappang) lebih mendunia dibanding pie asal AS.  Di sini terbukti bahwa superioritas politik sanggup mendistribusikan bisnis serta budaya.

     Dalam membangun politik dan budaya, maka, Indonesia wajib fokus pada literasi sains.  Melek pengetahuan alam menjadi landasan bagi pengembangan masa depan bangsa.

     “Mimpi 2030” mesti dikejar dengan upaya membaja.  “Mimpi 2030” tidak datang begitu saja.  Mitos akbar itu harus direbut dengan kerja keras.

     Ongkang-ongkang kaki sambil menunggu rezeki tiba sendiri, tak berlaku di era generasi Avatar ini.  Semua butuh pengorbanan.  Tahun 70-an, Indonesia setara China dengan Korea Selatan.  Tiba-tiba kita terkesiap.  China melibas ekonomi AS, Jepang, Jerman, Perancis serta Inggris.  Korea Selatan lewat Samsung berani berduel dengan Apple.

     Di kesempatan sama, Indonesia sibuk mengirim tenaga kerja.  Peruntungan TKI justru sering apes.  Disiksa majikan atau dihajar pihak kepolisian di suatu negara.



Generasi Proaktif

     Literasi sains bakal membentuk kualitas manusia dalam mengarungi kehidupan.  Pijakan ilmu alam akan menstimulasi otak murid-murid.  Begitu dewasa, mereka tidak konyol soal sains dan teknologi.  Pada periode ini, pasti masih ada siswa yang berteori jika matahari mengelilingi bumi.

     Sains merupakan ilmu tentang fenomena alam yang meliputi produk serta proses.  Sedangkan literasi sains menegaskan pemahaman terhadap sains sekaligus penerapannya bagi kebutuhan masyarakat.

     Literasi sains merupakan keterampilan menggunakan pengetahuan sains demi mengidentifikasi persoalan.  Kemudian menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti.  Dari mekanisme ini diambil keputusan buat menyimpulkan perubahan yang terjadi pada alam karena perbuatan manusia.  Dengan demikian, literasi sains memacu siswa untuk mengidentifikasi dan menginterpretasi.  Literasi sains mengajak siswa agar andal berpikir logis serta kreatif.

     Literasi sains mutlak bagi siswa lantaran mendorong untuk memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi maupun perkara lain yang dihadapi masyarakat ultramutakhir.  Terlebih penduduk global sangat bergantung pada teknologi.  Ini menandaskan bahwa berpikir ilmiah merupakan tuntutan warganegara.

     Dengan panduan literasi sains bagi anak-anak Indonesia, maka, didambakan lahir generasi proaktif dan produktif.  Dari daya nalar mereka diharap muncul komitmen terhadap iklim investasi yang kondusif.  Hingga, ekonomi Indonesia mampu merespons tantangan global.

     Mereka yang sudah mencicipi literasi sains kelak menata supaya tiada aral pengganjal bagi investor asing.  Selama ini, Indonesia dituding punya birokrasi yang tak efisien.  Apalagi, stabilitas politik acap kisruh.  Di samping itu, infrastruktur begitu minim.  Pembangunan akses pada pasar belum ditata elok.  Pengganjal investasi lain ialah tenaga kerja bermutu juga terbatas.  Sementara aturan ketenagakerjaan dikategorikan kaku.  Paling dahsyat tentu korupsi yang membuat bulu kuduk merinding.  Rule of law serta rezim demokrasi menjadi syarat prima bagi investor asing.

     Literasi sains diproyeksikan lugas mengembangkan ekonomi.  Patut dicamkan bahwa di tahun 2030, tertoreh tiga komponen krusial.  Trio disiplin tersebut yakni ekonomi, ekologi dan astronomi.

     Dalam mewujudkan “Mimpi 2030”, pemangku amanat rakyat di negara ini mesti sigap secepatnya mengaplikasikan literasi sains untuk anak-anak bangsa.  Usaha hari ini menentukan masa depan negeri ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People