Surat Cinta
(Memori 1990-1992)
Wajahmu
Kini terkenang
Engkau mengingatkan tapak kisah silam
19 tahun berlalu
Tatkala berpisah
Tiada alif, ba, ta, tsa terucap
Tali yang dirajut berhari-hari itu putus
Terlepas dalam keikhlasan
Kini, namamu kembali bergiang-riuh
Sosokmu tetap agung
Silih berganti malam bersua siang
Roman mukamu tetap menawan
Raga ini tetap berdegup menatapmu
Jiwa ini tetap membuncah merindukanmu
Tatapan matamu yang teduh telah menggoreskan kata cinta di hatiku
Engkau bagai surya dari balik awan-gemawan
Menerangi hidupku dengan cahayamu
Air danau yang menjadi tinta tak cukup melukiskan kebaikanmu
Langkah kakimu senantiasa terdengar
Senyummu selalu terbayang
Parasmu senantiasa hadir
Suaramu selalu mendekap nurani
Bersamamu hari-hari senantiasa indah
Kala bintang-gemintang tampak kerlap-kerlip
Kukirim ciuman lewat angin sebanyak jumlah bintang
Gelora kalbuku takkan padam
Selama pelangi belum pudar
Engkau permata hatiku
Engkau lestari dalam sukmaku
(Selasa, 16 Ramadan 1432 Hijriah - 16 Agustus 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar