Jumat, 19 Agustus 2011

Puisi Di Antara Istri dengan Kekasih

Di Antara Istri
dengan Kekasih
Istriku
Engkau cahaya kehidupan
Rahimmu wadah benih bersemi
Senyummu menggugah nurani
Suaramu bergemersik bak buluh perindu
Alunan katamu selalu menggelorakan simfoni syahdu
Wangi badanmu memercikkan bau kesturi
Hidup tiada makna tanpa dirimu

Kekasihku
Engkau mutiara kalbu
Wajahmu tempat menuai inspirasi
Senyummu membelai kalbu
Suaramu mengombak laksana nada suling nan merdu
Untaian perimu senantiasa menjadi madah khidmat
Aroma tubuhmu menabur harum melati
Hidup tiada gairah tanpa dirimu

Di antara dua wanita
Di antara dua cinta
Di antara dua kehidupan
Keduanya taman bermukim hati
Keduanya bandar berlabuh jiwa
Keduanya mengenal tingkah-polah diri ini
Siapa yang terpilih
Istri atau kekasih

Pria sejati selalu memilih berdusta
Segenggam doa tiada jeda kupanjatkan
Secercah asa senantiasa kunanti
Memohon agar kebohongan muskil terungkap
Keluh-kesah jiwa yang resah
Menyelimuti segenap raga
Saya tak ingin jauh dari istri
Tiada pula hendak ditinggal kekasih

Sebelum retak pilar cakrawala
Sebelum gulungan gelombang samudera menjilat rembulan
Sebelum aus pucuk gunung-ganang
Sebelum tamat musim bunga
Dustaku kehabisan daya
Terkapar oleh suara sang waktu

(Kamis, 18 Ramadan 1432 - 18 Agustus 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazing People